Dahsyatnya Sakaratul Maut

Sakratul maut adalah masa ketika ruh hampir meninggalkan badan, masa ketika nyawa hampir di kerongkongan. Pada waktu ini, seorang muslim akan mengalami berbagai cobaan, terurama cobaan keimanan yang akan didalangi oleh Iblis laknatullah. Jikalau nyawa telah sampai di kerongkongan, maka semua catatan kesalahan telah ditetapkan dan pintu taubatpun telah ditutup. 


Jikalau si mayat adalah seorang muslim yang taat, maka syetan akan menggodanya habis-habisan. Ibarat sebuah pertandingan, maka ini adalah finalnya. Di dalam kamusnya tertulis, bahwa dia harus berhasil menyesatkannya dari jalan kebenaran di ujung kehidupannya ini. 


Dalanm sebuah hadits, Rasulullah Saw menjelaskan bagaimana godaan yang akan diterima seorang muslim: 

"Ketika ajal akan mendatangi seorang hamba manusia, ada dua syetan yang duduk di sampingnya. Satu di sebelah kanan, dan satu lagi di sebelah kiri. Setelah sebelah kanan berwujud seperti ayah hamba tersebut, dan dia berkata, 'Anakku, saya dulu bersikap lemah-lembut dan menyayangimu, akan tetapi aku meninggalkan dengan agama Nashrani, dan memang agama Nashrani lah yang benar.' Sementara di sebelah kirinya berwujud ibundanya dan berkata, 'Anakku, perutku dulu adalah ruang tumbuhmu, susuku adalah air minummu dan kedua pahaku adalah tempat lahirmu. Akan tetapi saya meninggal dalam keadaan Yahudi, dan memang Yahudi lah agama yang paling baik." 


Artinya, hadits ini menjelaskan kepada kita, bahwa di ujung kematian itu iblis akan menghampiri dalam wujud orang-orang yang kita sayangi, baik ibu, ayah, kakek, nenek dan teman-teman. Mereka berusaha membujuk-rayu untuk melecehkan aqidah Islam yang selama ini kita anut. Sebagaimana penulis jelaskan tadi, bahwa saat seperti ini adalah saat menentukan bagi perjuangan Iblis dan antek-anteknya. 


Jikalau kita telah membahas tentang praha ketika sakratul maut, maka pertanyaannya sekarang: Apakah Anda mengetahui bagaimana dahsyatnya rasa kematian? 


Pada suatu hari, Nabi Musa Alaihissalam ditanya, bagaimana rasanya ketika ruh berpisah dengan badan. Maka beliau menjawab: 

"Diriku seperti burung pipit yang hidup ketika jatuh ke dalam penggorengan, tidak cepat mati agar bisa beristirahat dan tidak puula selamat agar bisa terbang." 


Apakah Anda bisa membayangkan, bagaimana rasanya seekor burung atau apapun digoreng dengan minyak panas dalam keadaan hidup?!


Pedih. Sama sekali tidak terkirakan. 


Dalam riwayat lain diceritakan, bahwa kematian itu seperti seekor kambing yang dikuliti tukang jagal hidup-hidup.


Kedua rasa tersebut benar-benar luar biasa menyakitkan. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang berani dikuliti hidup-hidup. Jikalau istilah sekarang, itu merupakan sebuah penganiayaan. Tidak berperikemanisiaa. Tapi, itulah rasanya sakratul maut. Mau tidak mau, senang tidak senang, Anda tetap akan merasakannya lambat laun.


Jenis sakratul maut di atas adalah jenis yang dialami oleh para Nabi, Rasul, wali dan orang-orang shaleh, maka bagaimanakah rasanya jikalau orang seperti kita yang mengalaminya? Bisa dipastikan, tentu lebih dahsyat. 


Jikalau Anda pernah melihat seseorang mengalami sakratul maut, maka Anda mengetahuinya. Biasanya, seorang pelaku maksiat akan menjerit-jerit dalam kebisuannya menahan pedihnya nyawa dicabut. Sebaliknya, seorang mukmin tetap adem ayem; walaupun rasa sakit itu menderanya. 


Nabi Isa 'Alaihissalam selalu mewanti-wanti para pengikutnya agar selalu berdoa kepada Allah Swt, sehingga kematiannya dimudahkan. 


Tanda-Tanda Dekatnya Kematian

Jikalau seseorang berada di ujung kehidupannya, tentu semua itu tidak lepas dari tanda-tanda. Jikalau dia seorang mukmin yang taat, maka dia akan melihat Malaikat Maut dalam sosok seorang laki-laki yang berperawakan tampan, harum dan membawa pengawet jenazah dari surga. Kemudian Malaikat itu berkata kepadanya, "Kembalilah keridhoan Allah Swt wahai jiwa yang mulia." Sebaliknya, jikalau dia seorang pelaku maksiat, maka Malaikat Maut akan menghampirinya dalam wujud seorang laki-laki buruk rupa, bau yang menjijikkkan dan membawa pengawet jenazah dari neraka. Kemudian Malaikat tadi berkata kepada si mayat, "Wahai jiwa yang hina, keluarlah menuju kemurkaan Tuhanmu." 


Yah, begitulah keadaannya ketika sakratul maut. Keadaan yang di alami seorang mukmin sangat kontras dengan seorang pelaku maksiat. Jikalau seorang mukmin selalu dipenuhi kesenangan dan kebahagiaan, maka pelaku maksiat mengalami sebaliknya, penuh dengan penderitaan dan kesengsaraan; padahal itu baru di ujung kematian, belum di alam Barzakh dan Neraka. 


Jikalau nyawa benar-benar telah berpisah dengan badan, maka ada beberapa tanda yang bisa kita jadikan petunjuk: 

1- Mata Melotot

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: 

"Jikalau nyawa telah dicabut, maka mata akan mengikutinya." [Diriwayatkan oleh Muslim]

Kita sering menyaksikan fenomena ini ketika melihat seseorang mengalami kematian. Jikalau hal ini terjadi, maka tugas pertama yang harus kita lakukan adalah menutup matanya dengan mengusap wajahnya. 

2-Hidung membengkok ke kiri atau ke kanan. 

3-Rahang bawah kendor, karena anggota tubuh lainnya juga kendor. 

4-Jantung tidak bekerja dan detaknya berhenti. 

5-Sekujur tubuh menjadi dingin. 

6-Betis kanan bertaut dengan betis kiri atu sebaliknya. 

Itulah beberapa tanda-tanda yang bisa kita jadikan acuan. []

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.