Husnul Khatimah: Tanda-Tanda & Cara Mendapatkannya
Tiada seorang pun di dunia ini, kecuali ingin meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah, yaitu meninggal dalam keadaan baik, berada di jalan ketaatan dan berada dalam naungan keridhoan Allah Swt.
Kita sering menyaksikan orang-orang yang meninggal dalam keadaan sujud dalam shalatnya atau sedang membaca Al-Quran atau sedang berjihad di jalan Allah Swt. Sebaliknya, kita juga sering melihat kematian yang menggenaskan, misalnya meninggal ketika sedang mencuri atau berzina atau mabuk-mabukkan.
Akhir kematian kita sebenarnya ditentukan oleh amalan-amalan yang kita lakukan selama hidup di dunia. Orang yang selama hidupnya rajin shalat, biasanya akan meninggal ketika mengerjakan shalat. Orang yang selama hidupnya rajin membaca Al-Quran, biasanya akan meninggal dalam keadaan membaca Al-Quran. Sebaliknya, jikalau dia seorang penjudi, biasanya dia akan meninggal dalam keadaan berjudi. Jikalau dia seorang pezina, maka dia akan meninggal di pangkuan pelacur atau ketika sedang berzina Na'udzubillah Min Dzalik.
Nah, jikalau kita ingin tahu, apakah seseorang itu meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah atau tidak, maka penulis akan membahasnya di bagian ini.
Ciri-Ciri Husnul Khatimah
1-Ucapan terakhirnya La Ilaha Illallah
Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلامِهِ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Barangsiapa yang ucapan terakhirnya La Ilaha Illallah, maka dia akan masuk surga." [Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani]
Ucapan terakhirnya ini membuktikan, bahwa dia benar-benar seorang muslim. Dia berhasil melewati godaan iblis yang berusaha menyelewengkan aqidahnya di ujung kehidupannya; sebagaimana penulis jelaskan sebelumnya.
Kadang-kadang kita melihat seorang shaleh yang meninggal dengan ucapan kalimat Tauhdi. Namun tidak jarang pula kita menyaksikan, seorang muslim yang tidak mampu mengucapkan kata-kata ini di ujung hayatnya. Walaupun sudah puluhan orang yang menuntunnnya, namun lidahnya berat. Barangkali ini menunjukkan, bahwa ada sesuatu kesalahan fatal yang dilakukannya semasa hidup di dunia.
Karena itu, marilah kita membiasakan diri mengucapkan kalimat Tauhid semenjak dini, sehingga kita mudah melafalkannya kelak, yaitu ketika kematian hampir berada di kerongkongan. Mudah-mudahan kita bisa memasuki surga Allah Swt dengan cepat dan lancar, tanpa ada halangan dan rintangan sedikitpun.
2-Dahinya berkeringat.
Rasulullah Saw bersabda:
"Kematian seorang mukmin dengan dahi berkeringat." [Diriwayatkan oleh Ahmad]
3-Meninggal di malam Jum'at atau siangnya.
Rasulullah Saw bersabda:
"Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur."
Sebagaimana kita ketahui, hari Jumat adalah hari mulia dan hari raya mingguan kaum muslimin. Jikalau seseorang meninggal pada hari ini, biasanya orang yang akan menyolatkannya akan melimpah ruah, karena biasanya dishalatkan lansung selesai shalat Jumat. Mungkin inilah berkah lainnya yang didapatkan oleh orang yang meninggal pada hari yang mulian ini .
4-Meninggal dalam keadaan berjuang di jalan Allah Swt atau melahirkan atau terbenam.
Pada suatu hari Rasulullah Saw bertanya kepada para sahabatnya, "Siapakah yang kalian anggap sebagai syahid (orang yang meninggal di jalan Allah Swt) di antara kalian?" Mereka menjawab, "Barangsiapa yang terbunuh di jalan Allah Swt, maka dia syahid." Beliau melanjutkan, "Jikalau begitu, maka orang yang syahid di kalangan umatku hanyalah sedikit saja." Mereka bertanya, "Jikalau begitu, siapakah mereka wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Barangsiapa yang dibunuh di jalan Allah Swt, maka dia syahid. Barangsiapa yang meninggal di jalan-Nya, maka dia syahid. Barangsiapa yang meninggal karena tha'un, maka dia syahid. Barangsiapa yang meninggal di dalam perut ibunya, maka dia syahid. Barangsiapa yang meninggal karena terbenam, maka dia syahid." [Diriwayatkan oleh Muslim]
5-Orang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan.
Rasulullah Saw bersabda:
"Orang yang syahid itu ada lima: Orang yang meninggal karena Tha'un, orang sakit perut, terbenam, orang yang tertimpa reruntuhan dan orang yang meninggal di jalan Allah Swt." [Diriwayatkan Al-Bukhari]
6-Perempuan yang meninggal karena Nifas sehabis melahirkan atau karena hamil.
Rasulullah Saw bersabda:
"Perempuan yang meninggal karena melahir anaknya adalah syahid, anaknya akan menarik kainnya menuju surga." [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
7-Meninggal karena terbakar
8-Meninggal karena menjaga hartanya, dirinya dan darahnya.
Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa yang dibunuh karena membela hartanya, maka dia syahid. Barangsiapa yang dibunuh karena membela agamanya, maka dia syahid. Barangsiapa yang dibunuh karena membela darahnya, maka dia syahid." [Diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasai dan lain-lain]
9-Meninggal dalam keadaan Ribath di jalan Allah Swt.
Ribath adalah menjaga perbatasan negeri Islam dari serangan musuh.
Rasulullah Saw bersabda:
"Melakukan Ribath di jalan Allah sehari semalam lebih baik dari puasa sebulan dan beribadah di malamnya. Jikalau dia meninggal, maka seluruh amalan yang dikerjakannya selama hidup akan mengalir kepadanya, rezkinya juga akan mengalir dan aman dari fitnah." [Diriwayatkan oleh Muslim]
10-Meninggal dalam keadaan mengerjakan amal shaleh
Kita sering menyaksikan orang yang meninggal dalam keadaan sujud, berdakwah, rukuk dan lain sebagainya. Itu menunjukkan, bahwa kematiannya adalah Husnul Khatimah.
Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan La Ilaha Illallah demi menggapai ridho Allah Swt dan mengakhiri hidupnya dengan itu, maka dia akan masuk surga. Barangsiapa yang bersedekah dan mengakhiri hidupnya dengan itu, maka dia akan masuk surga." [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
Itulah beberapa tanda-tanda Husnul Khatimah yang bisa kita petik dari berbagai Hadits Rasulullah Saw. Namun perlu diingat, bahwa meninggal dalam keadaan demikian, bukan jaminan akan lansung masuk surga, karena itu hanyalah hak prerogatif Allah Swt yang tidak digugat oleh siapapun.
CARA MENDAPATKAN HUSNUL KHATIMAH
Nah, sekarang pertanyaannya, bagaimana cara memperoleh Husnul Khatimah tersebut?
Sebenarnya ada beberapa cara untuk menggapainya, di antaranya:
1-Selalu konsisten dalam ketaqwaan dan ketaatan kepada Allah Swt.
Pondasi semua ini adalah Tauhid. Jikalau Tauhid kita benar, tentu amalan kita juga akan benar, dan jelas itu termasuk dalam ketaatan. Jangan sampai kita beribadah berpuluh-puluh tahun, namun semuanya hanya berakhir sia-sia, karena tidak sesuai dengan tuntunan Tauhid. Selain itu, jikalau Tauhid benar, maka ia akan menuntun kita menjalankan semua perintah Allah Swt dan menjauhi semua larangan-Nya.
2-Selalu meminta kepada Allah Swt agar meninggal dalam keadaan beriman dan bertaqwa.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa Allah Swt lah yang membolak-balik hati hamba-Nya. Bisa jadi pada hari ini Anda begitu rajin beribadah, namun siapa tahu suatu hari nanti Anda begitu jauh melenceng dari jalan kebenaran. Hati itu selalu bolak-balik. Jikalau tidak, maka bukan hati namanya.
Makanya, dalam keadaan apapun, kita harus selalu meminta kepada-Nya, agar kita konsisten dalam ber-Islam dan dijauhkan dari sifat munafik. Selain itu, kita juga memohon ampunan-Nya, meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah dan ditempatkan di surga kelak.
Jikalau telah dilakukan, maka berbaiksangkalah kepada Allah Swt, karena Dia selalu bersama dugaan hamba-Nya kepada-Nya. Jikalau Anda menyangka bahwa Anda akan meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah, maka itu akan terjadi. Namun jikalau Anda tidak yakin, maka yang terjadi adalah sebaliknya.
3-Berusaha keras memperbaiki lahir dan bathin.
Masalah yang sering kita hadapi adalah mampu memperbaiki keadaan lahir, namun sulit memperbaiki bathin. Misalnya, jikalau kita berada di hadapan orang banyak, mungkin kita terdorong untuk berbuat amal baik dan ibadah sebanyak-sebanyaknya. Sebaliknya, ketika sendirian, justru rasa malas itu menimpa. Jikalau biasanya shalat di hadapan orang banyak dengan jangka waktu yang lama, maka jikalau shalat sendirian, biasanya super cepat.
Hal seperti itu, biasa saja. Kadang-kadang iman mengalami kenaikan dan penurunan. Masalahnya, apakah kita melakukan itu (beribadah banyak di hadapan orang lain, dan sedikit jikalau sendirian) karena riya atau memang karena futur?
Jikalau karena riya, maka segeralah bertaubat kepada Allah Swt, karena Anda telah mempersekutukan-Nya dalam ibadah. Namun jikalau Anda melakukannya karena rasa malas dan futur, maka berusahalah untuk memperbaiki diri, agar konsisten dalam keadaan sendirian maupun di hadapan orang banyak. Konsisten lahir dan bathin.[]
Tidak ada komentar