Kewajiban kepada Para Sahabat & Keluarga Nabi (Ahlul Bait)

Para Sahabat Rasulullah Saw dan Keluarganya. Maka, Seorang Muslim itu: 


1-Mencintai mereka karena Allah SWT, dan karena Rasul-Nya mencintai mereka. Allah SWT memberitahu bahwa Dia mencintai mereka sebagaimana mereka mencintai-Nya dalam firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela." (Surat al-Mâidah: 54) Sebagaimana firman-Nya menggembarkan mereka, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. " (Surat al-Fath: 29) Dan sabda Rasulullah Saw, “Allah… Allah… Terhadap para sahabatku. Jangan kalian menjadikan mereka sebagai sasaran setelahku. Siapa yang mencintai mereka, maka dengan cintaku, Allah SWT akan mencintai mereka. Siapa yang membenci mereka, maka dengan benciku, Dia akan membenci mereka. Siapa yang menyakiti mereka, maka sudah menyakitiku. Dan siapa yang menyakitiku, maka ia sudah menyakiti Allah SWT. Dan siapa yang menyakiti-Nya, maka hampir saja Dia menghukumnya.”(1)


2-Mempercayai keutamaan mereka dibandingkan dengan kaum mukminin dan kaum muslimin lainnya, berdasarkan firman Allah SWT yang memuji mereka, “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. " (Surat al-Taubah: 100)

Dan sabda Rasulullah Saw, “Jangan kalian mencela para sahabatku. Walaupun salah seorang di antara kalian menginfakkan emas seperti gunung Uhud, maka tidak akan menyamai satu mud kemuliaan salah seorang di antara mereka dan tidak juga setengahnya.”(2)


3-Berpandangan bahwa Abu Bakar al-Shiddiq adalah sahabat yang terbaik di antara para sahabat Rasulullah Saw lainnya secara mutlak. Kemudian sahabat terbaik setelahnya adalah Umar, kemudian Utsman, kemudian Ali radhiyallahu anhum. Ini berdasarkan sabda Rasulullah Saw, “Jikalau saya mengambil sahabat erat dari umatku, maka saya akan mengangkat Abu Bakar. Tetapi, ia adalah saudaraku dan sahabatku.”(3) Dan perkataan Ibn Umar radhiyallahu anhu, “Dahulu kami mengatakan ketika Nabi Muhammad Saw masih hidup: Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian Utsman, kemudian Ali. Kemudian hal itu sampai kepada Nabi Saw, dan beliau tidak memungkirinya.(4) Dan berdasarkan ucapan Ali radhiyallahu anhu bahwa sebaik-baik umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, kemudian Umar. Jikalau saya ingin, saya akan menyebutkan nama yang ketiga, yaitu Utsman(5) -Semoga Allah SWT meridhai semuanya. 


4-Mengakui keistimewaan-keistimewaan dan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki, seperti kelebihan Abu Bakar, Umar, dan Utsman, yang termaktub dalam sabda Rasulullah Saw kepada Uhud yang bergetar ketika mereka berada di atasnya, “Tenanglah Uhud. Di atasmu ada Nabi, Shiddiq, dan dua syahid.” Dan sebagaimana sabdanya kepada Ali radhiyallahu anhu, “Apakah engkau ridak ridha jikalau posisimu dariku sebagaimana posisi Harun dari Musa?” Dan sabdanya, “Fathimah adalah pemimpin para wanita penghuni surga.” Dan sabdanya tentang al-Zubair bin al-Awwam, “Setiap Nabi ada penolongnya, dan penolong saya adalah al-Zubair bin al-Awwam.” Dan sabdanya tentang al-Hasan dan al-Husain, “Ya Allah, cintailah keduanya. Sebab, saya mencintai keduanya.” Dan sabdanya tentang Abdullah bin Umar, “Abdullah adalah laki-laki yang shaleh.”(6) Dan sabdanya tentang Zaid bin Hâritsah, “Engkau adalah saudara kami dan tuan kami.”(7) Dan sabdanya kepada Jafar bin Abdullah, “Engkau menyerupai rupaku dan akhlakku.”(8)  Dan sabdanya kepada Bilâl bin Rabâh, “Saya mendengar bunyi suara sandalmu di surga.” Dan sabdanya tentang Salim Mawla Abu Hudzaifah, Abdullah bin Masud, Ubay bin Kaab, dan Muadz bin Jabal, “Mintalah bacaan al-Quran dari empat orang: Abdullah bin Masud, Salim Mawla Abu Hudzaifah, Ubay bin Kaab, dan Muadz bin Jabal.”(9) Dan sabdanya tentang Aisyah, “Keutamaan Aisyah seperti keutamaan Tsarid (roti dicampur daging) dari seluruh makanan.”(10) Dan sabdanya tentang kaum Anshar, “Jikalau Anshar menempuh sebuah lembah, maka saya akan menempuh lembah yang ditempuh kaum Anshar. Jikalau bukan karena hijrah, maka saya akan menjadi salah seorang kaum Anshar.”(11) Dan sabdanya, “Tidak ada yang mencintai kaum Anshar kecuali seorang mukmin. Dan tidak ada yang membenci mereka kecuali munafik. Siapa yang mencintai mereka, maka Allah SWT akan mencintainya. Siapa yang membenci mereka, maka Dia akan membencinya.”(12) Dan sabdanya tentang Saad bin Muadz, “Arsy berguncang karena kematian Saad bin Muadz.”(13) Dan seperti kelebihan yang didapatkan oleh Usaid bin Khudhir, taktala ia bersama salah seorang sahabat Rasulullah Saw berada di rumah Nabi di malam yang gelap. Ketika keduanya pulang, ternyata ada cahaya di hadapan keduanya yang menjadi penerang mereka. Ketika keduanya berpisah, maka cahaya pun berpisah dari mereka.(14) Dan sabdanya tentang Ubay bin Kaab, “Allah SWT memerintahkanku untuk membacakan kepada kalian, ‘Lam yakunilladzina kafaru…” Ia menjawab, “Dia menyebut namaku?” Beliau menjawab, “Ya.” Maka Ubay pun menangis.(15) Dan sabdanya tentang Khalid bin al-Walîd, “Salah satu pedang Allah SWT yang terhunus.”(16) Dan sabdanya tentang al-Hasan, “Anakku adalah pemimpin. Mudah-mudahan Allah SWT mendamaikan dengannya dua kelompok dari kaum muslimin.”(17) Dan sabdanya tentang Abu Ubaidah, “Setiap umat itu ada Amînnya (orang terpercayanya), dan amin kita wahai sekalian umat adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrâh.”(18) Semoga Allah SWT meridhai semuanya. 


5-Berhenti menyebut keburukan-keburukan mereka, berdiam diri dari perbedaan yang terjadi di antara mereka, berdasarkan sabda Rasulullah Saw, “Janganlah kalian mencela para sahabatku.” Dan sabdanya, “Janganlah kalian menjadikannya sasaran setelahku.” Dan sabdanya, “Siapa yang menyakiti mereka, maka ia sudah menyakitiku. Siapa yang menyakitiku, maka ia sudah menyakiti Allah SWT. Dan siapa yang menyakiti-Nya, maka hampir saja Dia menghukumnya.”(19)


6-Mengimani kemuliaan para istri Rasulullah Saw, bahwa mereka adalah para wanita yang suci dan bersih, ridha terhadap mereka, dan berpandangan bahwa perempuan yang paling terbaik di antara mereka adalah Khadiyah binti Khuwailid dan Aisyah binti Abu Bakar. Dan itu berdasarkan firman Allah SWT, “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka." (Surat al-Ahzâb: 6)


Catatan Kaki: 

(1) Diriwayatkan oleh al-Turmudzi (3862) dan di-Hasankannya.

(2) Diriwayatkan oleh Abu Daud (4658) dengan pensanadan yang hasan. 

(3) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (1/126)

(4) Diriwayatkan oleh Abu Daud (4628)

(5) Kanz al-Ummâl (32682), (36139)

(6) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (5/31), (9/47, 51)

(7) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (3/232), (5/29, 180)

(8) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (2/242), (5/24, 180)

(9) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (5/34, 45)

(10) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri dalam Shahîhnya (4519)

(11) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (5/38)

(12) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri dalam Shahîhnya (3783)

(13) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (3803)

(14) Kisah ini terdapat dalam Shahîh al-Bukhâri (3805)

(15) Diriwayatkan oleh Imâm Ahmad (3/130)

(16) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri dalam Shahîhnya (3757)

(17) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (4/249), (5/32)

(18) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (5/218), (9/109)

(19)   Sudah Ditakhrij sebelumnya

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.