Para Wali Setan & Tipu Daya Mereka
Seorang muslim mempercayai bahwa setan itu memiliki para wali dari kalangan manusia. Setan itu menguasai mereka, membuat mereka lupa mengingat Allah SWT, mambuat mereka senang dengan keburukan, dan mediktekan mereka dengan kebatilan. Setan itu membuat mereka tuli mendengarkan kebenaran, membuat mereka buta melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya, padahal semua itu ditundukkan bagi mereka. Mereka menaati perintahnya, dan menggoda mereka dengan keburukan. Setan itu membuat mereka condong kepada kerusakan yang dihiasinya dengan keindahan. Sampai-sampai, setan itu membuat baik sebuah kemungkaran sehingga mereka menganggapnya baik, membuat buruk sebuah kemakrufan sehingga mereka menganggapnya buruk. Mereka adalah lawan dari para wali Allah SWT, musuh mereka, dan kebalikannya. Jikalau para wali Allah SWT memberikan loyalitas mereka kepada-Nya, maka para wali setan menentang-Nya. Jikalau para wali-Nya mencintai-Nya dan ridha, maka mereka membuat-Nya marah dan murka. Mereka itu mendapatkan laknat-Nya dan kemurkaan-Nya. Kalaupun mereka mampu menampakkan hal-hal yang luar biasa, seperti mampu terbang di udara, atau berjalan di atas air, maka itu tidak lain hanyalah Istidrâj dari-Nya bagi orang yang menentang-Nya, atau bantuan setan untuk orang yang memberikan loyalitasnya kepadanya. Dan itu berdasarkan dalil-dalil berikut.
1-Pemberitahuan Allah SWT tentang mereka dalam firman-Nya, “Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. " (Surat al-Baqarah: 257) Dan firman-Nya, “Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. " (Surat al-An’âm: 121) Dan firman-Nya, “Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)." (Surat al-An’âm: 128) Dan firman-Nya, “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk." (Surat al-Zukhruf: 36-37) Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman." (Surat al-A’râf: 27) Dan firman-Nya, “Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk. " (Surat al-A’râf: 30) Dan firman-Nya, “Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka." (Surat Fussilat: 25) Dan firman-Nya, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?" (Surat al-Kahfi: 50)
2-Pemberitahuan Rasulullah Saw mengenai hal itu dalam sabdanya ketika melihat bintang jauh yang bersinar, kepada para sahabatnya, “Apa yang dahulu kalian katakan untuk kejadian jahiliyah seperti ini?” Mereka menjawab, “Dahulu kami mengatakan bahwa orang besar meninggal atau orang yang besar dilahirkan.” Beliau mengatakan, “Ia tidak jatuh karena meninggalnya seseorang, bukan pula karena hidupnya. Tapi, jikalau Rabb kita sudah menetapkan suatu perkara, maka para pemikul Arsy bertasbih, kemudian penduduk langit yang setelahnya ikut bertasbih, kemudian begitu juga dengan orang-orang setelahnya, sampai penduduk langit (bumi) ini ikut bertasbih. Kemudian penduduk langit bertanya kepada para pemikul Arsy, ‘Apa yang difirmankan oleh Rabb kita?’ Mereka pun diberitahu. Kemudian penduduk setiap langit menanyakan hal yang sama, sampai kabar itu berada di penduduk langit bumi ini. Para setan mendengarnya diam-diam (mencuri dengar), kemudian mereka dilempar. Kemudian mereka memberitahukannya kepada para wali mereka. Apa yang mereka kabarkan itu adalah hak (kebenaran), namun mereka menambahnya.”(1) Dan sabdanya ketika ditanya tentang para dukun, “Mereka bukanlah apa-apa.” Para sahabat berkata, “Ya, kadang-kadang mereka memberitahu kami sesuatu yang benar.” Beliau berkata, “Itu adalah kalimat yang benar yang dicuri Jin, kemudian ia membacakannya di telinga walinya, kemudian Jin itu menambahkannya dengan ratusan kebohongan.”(2) Dan sabdanya, “Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali memiliki pendampingnya.”(3) Dan sabdanya, “Setan mengalir pada diri Anak Adam di aliran darahnya, maka sempitkanlah alirannya dengan berpuasa.”(4)
3-Ratusan ribu manusia melihat dan menyaksikan kondisi-kondisi Syaithâniyah yang ganjil di setiap masa dan di setiap tempat, yang dilakukan oleh para wali setan. Di antara mereka ada yang didatangi oleh setan dengan membawa makanan dan minuman yang beraneka jenis. Ada juga yang kebutuhannya (keinginan) mampu diwujudkan oleh setan. Di antara mereka ada juga yang mampu berbicara dengannya secara ghaib, kemudian diperlihatkan kepadanya sejumlah perkara-perkara ghaib dan hal-hal tersembunyi. Di antara mereka ada yang tidak mempan ditebas senjata. Di antara mereka ada juga yang didatangi setan dalam rupa laki-laki shaleh untuk menipunya, menyesatkannya, dan menuntunnya untuk melakukan kesyirikan kepada Allah SWT dan bermaksiat kepada-Nya. Di antara mereka ada juga yang dibawanya ke negeri yang jauh, atau didatangi oleh orang-orang atau hajat dari tempat-tempat yang jauh. Dan banyak lagi amalan-amalan lainnya yang mampu dilakukan setan, para Jin pembangkang dan para khabits di antara mereka.
Kondisi-kondisi Syathâniyah ini merupakan konklusi dari kehinaan yang ada di dalam ruh Anak Adam, karena sejumlah keburukan, kerusakan, kekufuran, dan maksiat yang dilakukannya, jauh dari nilai-nilai kebenaran dan kebajikan, kemudian juga jauh dari iman, takwa, dan keshalehan. Ketika anak Adam mencapai derajat puncak kehinaan jiwa dan keburukannya, maka ia akan menyatu dengan ruh-ruh setan yang dicap hina dan jahat. Ketika itu, sempurnalah al-Muwâlah (loyalitas) antara dirinya dengan para setan, yang sebagiannya membisikkan sebagian lainnya, yang sebagiannya melayani sebagian lainnya sesuai dengan kemampuannya. Karena itulah, ketika dikatakan kepada mereka di Hari Kiamat, “Wahai sekalian Jin, kalian sudah banyak dari manusia.” Maka, para wali mereka dari kalangan manusia mengatakan, “Rabb kami, sebagian kami menikmati sebagian lainnya.” (Surat al-An’âm: 128)
Untuk membedakan antara karamah para wali Allah SWT dengan kondisi-kondisi Syathâniyah, maka itu bisa dilihat dari sikap orang tersebut dan kondisinya. Jikalau ia adalah seseorang yang memiliki Iman dan ketakwaan, berpegangteguh dengan Syariat Allah SWT, baik lahir maupun batin, maka hal luar biasa yang dilakukannya itu adalah karamah dari Allah SWT. Jikalau ia adalah seseorang yang suka berbuat hina, jauh dari ketakwaan, larut dalam segala bentuk maksiat, hanyut dalam kekufuran dan kerusakan, maka hal luar biasa yang dilakukannya adalah sejenis Istidrâj atau pelayanan dari para wali Setannya, atau bantuannya kepada mereka.
Catatan Kaki:
(1) Diriwayatkan oleh al-Turmudzi dalam Shahihnya (3224), sebagaimana juga terdapat dalam riwayat Muslim dan Ahmad
(2) Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (8/58), dan diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitab al-Salâm
(3) Diriwayatkan oleh Muslim (69), Kitab Shifât al-Munâfiqîn
(4) Terdapat dalam al-Bukhâri (3/64) (4/100), kemudian terdapat dalam dalam riwayat Muslim dengan lafal lainnya, “Setan mengalir pada diri Adam Adam di sepanjang darah…
Tidak ada komentar