Suul Khatimah: Tanda-Tanda & Sebab-Sebabnya

Suul Khatimah adalah ketika seseorang meninggal dalam keadaan bermaksiat kepada Allah Swt, jauh dari tuntunan-Nya dan lalai mengingat-Nya. Orang yang meninggal dalam keadaan seperti ini, hampir bisa dipastikan keberadaannya di Neraka. 


Di antara tanda-tanda nyata yang bisa mengungkapkan hal ini adalah ketika seseorang yang akan meninggal menolak mengucapkan dua kalimat syahadat. Perhatikanlah kematian orang-orang yang kehidupannya jauh dari Allah Swt, ketika dituntutan mengucapkan kalimat Thayyibah ini, maka dia akan berpaling. Atau ada juga ingin mengucapkannya, namun tidak mampu sama sekali. 


Sebab-Sebab Suul Khatimah

1-Aqidah yang rusak. 

Kita selalu memohon kepada Allah Swt di setiap waktu dan setiap kesempatan, agar meninggal dalam keadaan muslim. Jangan sampai hati ini berubah dan berbelok meninggalkan agama yang lurus. 


Alangkah meruginya seseorang yang mengakhiri hidupnya dalam keadaan Nashrani atau Yahudi. Jikalau mereka hidup kaya dan serba ada di dunia, maka itu tidak akan menolongnya sama sekali di Akhirat kelak. Parahnya lagi, jikalau ada yang hidup susah di dunia, namun sengsara pula di Akhirat kelak karena meninggal dalam keadaan non muslim. 


Allah Swt telah menjanjikan para hamba-Nya, bahwa barangsiapa yang meninggal dalam keadaan muslim dan tidak melakukan kemusyrikan sedikitpun selama hidup di dunia, maka dia akan masuk surga juga lambat laun; walaupun sebelumnya harus dipanaskan di api Neraka. 


Di setiap waktu hendaklah kita selalu mengucapkan doa: 

"Ya Allah, konsistenkanlah hatiku dalam agama-Mu dan mentaati-Mu, Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang zhalim." 


2-Loba terhadap dunia

Penyakit manusia yang paling parah adalah loba terhadap kehidupan dunia. Jikalau memiliki uanh sejuta, maka ingin menambahnya menjadi dua juta. Jikalau memiliki dua juta, maka ingin menambahnya terus sampai jumlah yang tidak ditentukan. Jikalau memiliki sepeda, maka ingin motor. Jikalau punya motor, maka ingin memiliki mobil. Begitulah seterusnya. 


Kehidupan dunia adalah kehidupan yang fana dan fatamorgana. Kita selalu membayangkan, bahwa harta yang melimpah mampu membuat kita bahagia. Padahal kenyataannnya, tidaklah seperti itu. 


Penulis pernah menemui seorang pengusaha yang telah memiliki omzet milyaran rupiah, memiliki rumah mewah, mobil mewah dan empat orang istri. Pada saat itu dia mengatakan, "Kehidupan ini rasanya sama saja. Dulu saya mengira, jikalau memiliki semua kemewahan, maka kehidupan akan lebih bahagia. Ternyata tidak sama sekali. Taktala saya memiliki mobil mewah, maka rasanya biasanya saja. Tidak ada yang istimewa. Sungguh sangat merugi jikalau kita tidak termasuk orang-orang shaleh di Akhirat kelak," Tuturnya. 


Yah, begfitulah kira-kira gambaran kehidupan dunia. Kadang-kadang kita juga berfikir, apa sih bedanya antara satu makanan dengan harga murah dengan makanan lain yang harganya mahal, namun ketika dimakan, maka enaknya hanya sampai kerongkongan saja?!!


Islam tidak melarang kita menjadi kaya dan menguasai dunia, namun yang dilarang itu adalah loba terhadap dunia, sehingga lalai beribadah kepada Allah Swt. 


Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu mengatakan: 

"Ya Allah, biarkanlah dunia ini berada di tanganku, dan jangan sampai berada di hatiku." 


3-Tidak Istiqamah beragama, berpaling dari kebaikan dan hidayah. 

Hidayah adalah barang mahal yang tidak di jual di pasaran. Ia hanya diberikan oleh Allah Swt kepada orang-orang yang diinginkan-Nya. Tidak ada satu barang mewahpun di dunia ini yang mampu menandingi harga sebuah hidayah. Coba Anda bayangkan, jikalau Anda masih berada dalam kekufuran dan tidak mendapatkan hidayah-Nya, maka bisa dipastian kehidupan Anda akan sengsara di dunia dan Akhirat. 


Allah Swt berfirman: 

"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." [Al-An'Am: 125]


Anda adalah orang-orang pilihan. Berapa banyak orang di luar sana yang masih larut dalam kemaksiatannya. Maka, maamfaatkanlah hidayah yang diberikan-Nya. Hanya itulah cara satu-satunya agar Anda bisa meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah dan menghindari Suul Khatimah ini. 


Marilah kita perhatikan kisah Firaun yang justru mengakui keesaan Allah Swt justru ketika berada di ujung kematiannya. Namun nyawa telah ada di tenggorokan, pintu taubat telah tertutup. Musa dan Harun telah mengantar hidayah ke hadapannya, namun ia menolak. Kesombongan dan keangkuhan menghalanginya memeluk hidayah Allah Swt. 


4-Gemar bermaksiat

Maksiat adalah kata umum. Semua bentuk atau perbuatan yang melanggar ketentuan Allah Swt disebut maksiat, baik besar maupun kecil. Begitu juga halnya dengan ketaatan. Ia adalah kata umum. Artinya, semua bentuk kebaikan yang diniatkan demi menggapai ridho Allah Swt disebut ketaatan, baik besar maupun kecil. 


Masalahnya sekarang, kadang-kadang orang meremehkan maksiat tersebut. Jikalau ia berzina, maka dia berdalih mumpung masih muda. Syukur-syukur jikalau umurnya panjang, tapi bagaimana jikalau ia meninggal dalam keadaan seperti itu?! Tentu ini masuk dalam kategori Suul Khatimah. 


Ada juga fenomena lainnya, yaitu menganggap remeh maksiat kecil, seperti biasa berdusta ketika bercanda atau meremehkan orang lain, dan lain-lain. Semua itu memang maksiat kecil, namun jikalau dilakukan terus menerus, maka bisa juga menjadi besar. 


Sebesar apapun sebuah maksiat itu, kita tetap harus menghindarinya. Jangan sampai ketika meninggal dalam keadaan seperti itu. Kita tidak tahu, kapan kematian itu menghampiri. Di bagian sebelumnya, penulis telah menceritakan kehidupan pelaku maksiat yang meninggal dengan membawa kemaksiaatannya. 


Biasanya, jikalau seseorang yang gemar berzina ketika hidupnya, maka dia akan meninggal dalam keadaan berzina pula. Jikalau ia gemar mencuri, maka ia juga akan meninggal dalam keadaan mencuri. Begitu seterusnya. Maksiat harus dihindari, agar kita bisa mendapatkan ridho Ilahi. []

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.