Keutamaan Ziarah Masjid Nabawi, Mengucapkan Salam Kepada Rasulullah Saw & Kedua Sahabatnya
Keutamaan Ziarah (Mengunjungi) Masjid Nabawi, Mengucapkan Salam Kepada Rasulullah Saw & Kedua Sahabatnya
Mengunjungi al-Masjid al-Nabawi merupakan sebuah ibadah. Maka, ia membutuhkan niat layaknya ibadah-ibadah lainnya. Sebab, amalan-amalan itu sesuai dengan niatnya. Hendaklah seorang Muslim berniat ketika mengunjungi al-Masjid al-Nabawi untuk mengerjakan shalat di Masjid tersebut dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagai bentuk ketaatan dan kecintaan kepadanya. Jikalau sudah sampai Masjid dalam kondisi sudah bersuci, maka hendaklah mendahulukan kaki kanannya, sebagaimana disunnahkan ketika masuk Masjid, kemudian membaca:
بِسْمِ اللَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ, اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لٍي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
“Dengan nama Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, dan bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu.”
Kemudian mendatangi al-Raudhah yang mulia –jikalau ada kelapangan. Jikalau tidak, bisa menuju salah satu sudut Masjid, kemudian mengerjakan shalat disana sebanyak dua rakaat atau semampunya, kemudian mendatangi kamar yang mulia (al-Hujrah al-Syarifah), kemudian mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad Saw, dengan berdiri menghadap ke arah al-Hujrah dengan mengucapkan:
السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا خِيَرَةَ خَلْقِ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّكَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُوْلُهُ, وَقَدْ بَلَّغْتَ الرِّسَالَةَ وأَدَّيْتَ الأَمَانَةَ وَنَصَحْتَ الأُمَّةَ وَجَاهَدْتَ فٍي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ, صلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ وَعَلَى آلِكَ وَأَزْوَاجِكَ وَذُرِّيَّاتِكِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
“Selamat bagimu wahai Rasulullah, selamat bagimu wahai Nabi Allah, selamat bagimu wahai makhluk terbaik Allah SWT, selamat bagimu wahai Nabi, semoga engkau juga mendapatkan rahmat-Nya dan keberkahan-Nya. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan saya bersaksi bahwa engkau adalah hamba Allah SWT dan Rasul-Nya. Engkau sudah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, menasehati umat, dan berjihad di jalan Allah SWT dengan sebenar-benar Jihad. Allah SWT bershalawat kepadamu, kepada keluargamu, para istrimu, dan anak keturunanm, serta dengan keselamatan yang banyak.”
Kemudian ia menjauh sedikit ke bagian kanan, kemudian mengucapkan salam ke Abu Bakar al-Shiddiq seraya mengucapkan:
السَّلَامُ عَلَيْكَ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ صَفِيَّ رَسُوْلِ اللَّهِ وَصَاحِبَهُ فِي الغَارِ جَزَاكَ اللَّهُ عَنْ أُمَّةِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرًا
“Keselamatan bagimu wahai Abu Bakar al-Shiddiq, kekasih Rasulullah Saw dan sahabatnya di gua. Semoga Allah SWT membalasimu dengan kebaikan, dari umat Rasulullah Saw.”
Kemudian menjauh sedikit ke arah kanan, kemudian mengucapkan salam kepada Umar radhiyallahu dengan mengucapkan:
السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا عُمَرُ الْفَارُوْق ُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ جَزَاكَ اللَّهُ عَنْ أُمَّةِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرًا
“Keselamatan bagimu wahai Umar al-Faruq, juga rahmat Allah SWT dan keberkahan-Nya. Semoga Allah SWT membalasimu dengan kebaikan, dari umat Rasulullah Saw.”
Kemudian ia pergi.
Siapa yang ingin bertawassul kepada Allah SWT dengan kunjungan/ ziarah ini, maka hendaklah ia sedikit menjauh dari al-Hujrah, kemudian menghadap kiblat dan berdoa kepada Allah SWT apapun yang diinginkannya, serta memohon fadhilah-Nya apapun yang diinginkannya.
Dengan begitu, sempurnalah ziarah/ kunjungan seorang Muslim ke al-Masjid al-Nabawi yang mulia. Jikalau ia ingin, maka ia boleh melakukan safar. Jikalau ingin, maka ia bisa bermukim. Hanya saja, jikalau mukim di al-Madinah agar bisa mengerjakan shalat di Masjid Rasulullah Saw, itu lebih baik, apalagi sudah ada dorongan untuk mengerjakan empat puluh kali shalat di al-Masjid al-Nabawi yang mulia. []
Tidak ada komentar