Sikap al-Rahmah (Kasih Sayang)
Seorang muslim itu penyayang. Dan sikap kasih sayang adalah salah satu akhlak yang melekat pada dirinya. Sebab, pondasi kasih sayang itu adalah kejernihan jiwa dan kesucian ruh. Seorang muslim, dengan kebaikan yang dilakukannya, dengan amal shaleh yang dikerjakannya, dengan keburukan yang dijauhinya, dan dengan segala kerusakan yang dihindarinya, ia selalu berada dalam kesucian jiwa dan kebaikan ruh. Siapa yang kondisinya seperti ini, maka sikap al-rahmah (kasih sayang) tidak akan hilang dari hatinya. Karena itulah, seorang muslim mencintai al-Rahmah, melakukannya, dan menasehati dan menyeru yang lainnya untuk melakukannya, sebagai pembenaran dari firman Allah SWT, “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan." (Surat al-Balad: 17-18) Kemudian juga mengamalkan sabda Rasulullah Saw, “Allah SWT hanya menyayangi para hamba-Nya yang penyayang.”(1) Dan sabdanya, “Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangi kalian.”(2) Kemudian juga berdasarkan petunjuk Rasulullah Saw, “Siapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi.” Dan sabdanya, “Tidak dicabut kasih sayang itu kecuali dari orang yang sakit (sengsara).”(3) Dan implementasi sabdanya, “Pemisalan seorang muslim dalam kasih sayang mereka, cinta kasih mereka, dan lemah-lembut di antara mereka, layaknya sebuah tubuh yang jikalau ada bagiannya merasa sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya akan begadang dan demam.”(4)
Al-Rahmah (Kasih Sayang), walaupun hakikatnya adalah kelembutan hati dan jiwa yang melahirkan sikap mengampunkan dan berbuat baik, namun ia bukan semata-mata perasaan hati yang tidak ada pengaruh eksternalnya. Bahkan, ia memiliki pengaruh-pengaruh eksternal dan ciri-ciri hakiki yang tampak jelas di alam nyata. Di antara pengaruh eksternal dari sikap al-Rahmah ini adalah memaafkan jikalau ada kesalahan, mengampunkan orang yang melakukan kesalahan, membantu orang yang membutuhkan, membantu orang yang lemah, memberi makan orang yang kelaparan, memberikan pakaian kepada orang yang tidak punya pakaian, mengobati orang yang sakit, dan menghibur orang yang sedang berduka. Semua ini adalah efek al-Rahmah (Kasih Sayang). Dan, masih banyak yang lainnya.
Di antara Tanda-Tanda al-Rahmah (Kasih Sayang) yang Tampak Nyata dan Jelas Dilihat dan Disaksikan adalah Sebagai Berikut:
1-Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, “Kami bersama Rasulullah Saw menemui Abu Yusuf al-Qiyyim. Ia adalah suami Khaulah binti al-Mundzir; ibu susuan Ibrahim. Kemudian Rasulullah Saw menggendong Ibrahim anaknya dan menciumnya. Setelah itu, kami menemuinya. Ibrahim menghembuskan nafas terakhirnya. Kedua mata Rasulullah Saw meneteskan air mata. Abdurrahman bin Auf radhiyallahu anhu mengatakan, “Dan engkau wahai Rasulullah?!” Beliau menjawab, “Wahai Ibn Auf, ia adalah al-Rahmah (Kasih Sayang).” Kemudian beliau melanjutkan, “Mata mengucurkan airnya, dan hati bersedih. Kita tidak mengucucapkan kecuali apa yang diridhai Rabb kita. Sesungguhkan kami bersedih karena berpisah denganmu wahai Ibrahim.”(5)
Kunjungan Rasulullah Saw kepada anaknya yang masih kecil di rumah susuannya dan menciumnya, kemudian membesuknya ketika menghembuskan nafas terakhirnya, dan tetesan air matanya karena bersedih, semua itu adalah bagian dari tanda-tanda al-Rahmah di dalam hati.
2-Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Ada seorang laki-laki yang berjalan dan merasa haus sekali. Kemudian ia masuk ke dalam sebuah sumur dan minum. Ketika keluar, ia mendapati seekor anjing yang menggais-gais tanah karena haus. Ia berkata, ‘Anjing ini merasakan apa yang saya rasakan.’ Maka, ia mengisi Khuff (sepatunya) dengan air, kemudian menggigitnya dan naik ke atas, kemudian memberi minum anjing tadi. Allah SWT berterimakasih kepadanya dan mengampunkan dosanya.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan kami terhadap binatang-binatang ternak juga mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, “Di setiap yang memiliki jantung yang basah, ada pahalanya.”(6)
Turunnya laki-laki tadi ke dalam sumur, kemudian bersusah payah mengeluarkan air dan memberikannya kepada anjing yang kehausan, semua ini merupakan bagian dari tanda-tanda kasih sayang yang ada di dalam hatinya. Jikalau bukan karena itu, ia tidak akan melakukan apa yang sudah dilakukannya.
Ini berkebalikan dari hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Saw bersabda, “Seorang perempuan disiksa karena seekor kucing yang dikurungnya sampai mati. Hal itu menyebabkanya masuk Neraka.” Dikatakan kepadanya, “Engkau tidak memberinya makan dan tidak memberinya minum ketika mengurungnya, dan engkau tidak juga membiarkannya makan serangga tanah.”(7)
Perbuatan perempuan ini merupakan salah satu tanda kasarnya hati dan tercerabutnya rasa kasih sayang. Rasa Kasih Sayang itu tidak akan dicabut kecuali dari hati yang sakit.
3-Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abu Qatadah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Saya mengerjakan shalat dan ingin memanjangkannya, kemudian saya mendengar tangisan anak kecil. Maka, saya mempercepatnya karena saya tahu derita perasaan ibunya karena tangisannya.”(8)
Nabi Saw tidak jadi memanjangkan shalatnya, padahal beliau sudah berazzam melakukannya, kemudian derita perasaan sang ibu karena tangisan anaknya, merupakan salah satu tanda al-Rahmah (Kasih Sayang) yang Allah SWT tempatkan di dalam hati orang-orang yang mengasihi dari kalangan hamba-Nya.
4-Diriwayatkan, bahwa Zainal Abidin Ali bin al-Husain radhiyallahu anhu sedang berjalan menuju Mesjid, kemudian ada seorang laki-laki yang mencacinya. Para pelayannya menghampiri laki-laki tersebut untuk memukulnya dan menghajarnya. Namun, Zainal Abidin melarang mereka dan menghalangi mereka, karena kasihan dengan laki-laki tadi, seraya berkata, “Wahai engkau, saya lebih buruk dari yang engkau katakana tadi. Apa yang tidak engkau ketahui tentang diriku, lebih banyak dari yang engkau ketahui. Jikalau engkau membutuhkannya, maka saya akan menyebutkannya kepadamu.” Laki-laki itu merasa malu dan segan. Kemudian Zainal Abidin membuka bajunya (untuk diberikan kepadanya) dan memerintahkan agar ia diberi 1000 dirham.
Sikap pemaaf ini, dan sikap baik ini, tidak lain adalah salah satu tanda kasih sayang yang bertahta di dalam hati cucu Rasulullah Saw.
Catatan Kaki:
(1) Diriwayatkan oleh al-Bukhari (2/100), (8/166)
(2) Disebutkan oleh al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra (9/41)
(3) Diriwayatkan oleh al-Turmudzi (1923), Abu Daud (4942), dan al-Imam Ahmad (2/310, 442)
(4) Diriwayatkan oleh Muslim (66) dalam Kitab al-Birr wa al-Shilat
(5) Diriwayatkan oleh al-Bukhari (2/105)
(6) Diriwayatkan oleh al-Bukhari (3/174), (8/11)
(7) Diriwayatkan oleh al-Bukhari (54) dalam Kitab al-Anbiya, dan Muslim (151, 152) dalam Kitab al-Salam
(8) Diriwayatkan oleh al-Bukhari (709)
Tidak ada komentar