Tatacara Shalat Khauf Menurut Mazhab Syafii
Tatacara Shalat Khauf Menurut Mazhab Syafii
(Tatacara Shalat Khauf Menurut Mazhab Syafii, berdasarkan Kitab Matan Abi Syuja’)
( Pasal ) Shalat Khauf ada tiga bentuk :
Pertama : Musuh tidak berada di arah kiblat, maka Imam membagi mereka menjadi dua kelompok : Kelompok yang berdiri menghadap musuh dan kelompok yang membelakanginya. Kemudian dia shalat bersama kelompok yang berada di belakangnya seraka’at, kemudian mereka menyempurnakan untuk diri mereka masing – masing, lantas mereka berjalan ke arah musuh. Kemudian datang lagi kelompok lainnya. Maka Imam shalat bersama mereka seraka’at dan mereka menyempurnakan untuk diri mereka masing – masing. Lantas Imam salam bersama mereka.(1)
Kedua : Musuh berada di arah kiblat, maka Imam membentuk mereka menjadi dua baris, dan beliau shalat bersama mereka. Jikalau beliau sujud, maka salah satu barisan sujud bersamanya, dan barisan lainnya berdiri menjaga mereka. Jikalau beliau naik, maka mereka sujud dan mengejarnya.(2)
Ketiga : Berada dalam ketakutan luar biasa dan peperangan sengit. Maka dia shalat sebagaimana mungkinnya, baik berjalan kaki atau berkenderaan, menghadap kiblat ataupun tidak.(3)
(Syarh Syeikh Dr. Musthafa Dibb al-Bugha)
(1) Diriwayatkan Al Bukhari ( 3900 ) Muslim ( 842 ) dan selain keduanya, dari Shalih bin Khawwat, di antara orang – orang yang menyaksikan Rasulullah Saw mengerjakan shalat Khauf ketika perang Dzat Ar Riqa’ : bahwa sekelompok orang berbaris bersamanya dan sekelompok lainnya menghadap musuh. Kemudian beliau shalat bersama kelompok yang ada bersamanya seraka’at, lantas beliau tetap berdiri. Mereka menyempurnakan untuk diri mereka dan berpaling. Kemudian mereka berbaris menghadap ke arah musuh. Lantas datanglah kelompok lainnya dan beliau shalat bersama mereka untuk raka’at yang masih tersisa, kemudian dia tetap duduk. Lantas mereka menyempurnakan untuk diri mereka, dan beliau salam bersama mereka “.
(2) Diriwayatkan oleh Al Bukhari ( 902 ) dari Ibn ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata, “ Nabi Saw berdiri, dan orang – orangpun berdiri bersamanya. Beliau Takbir dan mereka-pun Takbir bersamanya, dan sekelompok orang di antara mereka ruku’. Kemudian beliau sujud dan mereka-pun sujud bersamanya. Kemudian beliau berdiri yang kedua. Kemudian berdiri orang – orang yang sujud dan menjaga saudara – saudara mereka. Datanglah kelompok lainnya, maka mereka ruku’ dan sujud bersamanya. Semua orang mengerjakan shalat, akan tetapi sebahagian mereka menjaga sebahagian lainnya “.
(3) Allah Swt berfirman, “ Peliharalah semua shalat ( mu ), dan ( peliharalah ) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah ( dalam shalatmu ) dengan khusyu'. * Jika kamu dalam keadaan takut ( bahaya ), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah ( shalatlah ), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui “. [ Al Baqarah : 238 – 239 ]
Wusthaa adalah shalat ‘Ashar.
Sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu : Maksudnya, amalan – amalan shalat.
Diriwayatkan oleh Al Bukhari ( 4261 ) dari Ibn Umar Radhiyallahu ‘Anhuma tentang sifat shalat Khauf, “ Jikalau ketakutan lebih para dari itu, maka shalatlah dalam keadaan berjalan, berdiri, atau berkenderaan, menghadap kiblat ataupun tidak “. Malik berkata, “ Nafi’ berkata, ‘ Menurutku, Abdullah bin Umar tidak akan menyebutkan hal itu kecuali berasal dari Rasulullah Saw “.
Tidak ada komentar