Sunnah Doa Ketika Kesempitan; Semua Jalan Terasa Buntu

Sunnah Doa Ketika Kesempitan; Semua Jalan Terasa Buntu


Akan selalu ada masalah-masalah yang menghampiri kita dalam hidup. Selesai satu masalah, datang lagi masalah lainnya. Kadangkala, kondisi tersebut menimbulkan kegelisahan, membuat kita merasa hidup ini berat dan sulit. 
Dalam al-Quran dijelaskan: 
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (Surat al-Balad: 4)
Ada yang melarikan diri dari masalah hidupnya dengan bermabuk-mabukan. Ada juga yang melarikan diri dari masalah hidupnya dengan berjudi, melakukan berbagai kemaksiatan lainnya. Itu bukanlah solusi. Itu hanya akan menyebabkan masalah semakin runyam, semakin ruwet. 
Rasulullah Saw mengajarkan kita, ketika berada dalam kondisi seperti ini untuk kembali kepada Allah SWT. Hanya Dialah yang mampu menyelesaikan masalah apapun, sesusah dan seruwet apapun. 
Dalam al-Quran dijelaskan: 
قُلِ اللَّهُ يُنَجِّيكُمْ مِنْهَا وَمِنْ كُلِّ كَرْبٍ
 Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan." (Surat al-An'am: 64)
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma, Nabi Muhammad Saw membaca ketika kesusahan dan kesempitan: 
 لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ العَلِيمُ الحَلِيمُ، لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيمِ، لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ ورَبُّ الأرْضِ رَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ
"Tidak ada Ilah kecuali Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Lemah Lembut. Tidak ada Ilah kecuali Allah; Rabb 'Arsy yang mulia. Tidak ada Ilah kecuali Allah; Rabb langit, Rabb bumi, dan Rabb 'Arsy yang mulia." 
Doa ini mengingatkan kita, Allah SWT yang menguasai segala sesuatu. Dan Hanya Dialah yang mampu menyelesaikan masalah kita. Dia yang akan mengilhamkan solusinya dan memberikan jalan keluarnya. []
Sunnah Menulis Wasiat

Sunnah Menulis Wasiat


Di tengah kesibukan kita mencari dunia untuk memenuhi kebutuhan hidup, Islam mendorong kita untuk selalu mengingat kematian. 
Kenapa? 
Agar kita selalu punya orientasi akhirat, berusaha untuk mendapatkan ampunan Allah SWT atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan, taubat dan kembali kepada-Nya, memperbaiki amal perbuatan kita, mengembalikan hak orang lain jikalau ada di tangan kita, dan meminta maaf jikalau ada kata dan perbatan kita yang menyakiti orang lain. 
Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
أكثِرُوا ذكرَ هادِمِ اللذَّاتِ
"Banyak-banyaklah mengingat penghancur kenikmatan." 
Maksudnya, kematian
Salah satu wasilah mengingat kematian itu adalah menulis wasiat, apalagi jikalau kita memiliki harta berlebih, atau memiliki hutang atau piutang, atau memilii kerjasama keuangan dengan pihak lainnya. Ini juga dilakukan terkait penjagaan amanah dan pemeliharaan hak. 
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abdullah bin Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw bersabda: 
ما حَقُّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ له شيءٌ يُوصِي فِيهِ، يَبِيتُ لَيْلَتَيْنِ إلَّا ووَصِيَّتُهُ مَكْتُوبَةٌ عِنْدَهُ
"Tidaklah hak (benar) seorang Muslim yang memiliki sesuatu untuk diwasiatkan, bermalam dua malam kecuali wasiatnya tertulis di dekatnya." 
Ini merupakan salah satu sunnah Nabi yang penting diperhatikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. []
Kenikmatan Kontribusi

Kenikmatan Kontribusi


Ketika kita kecil, kita merasa bahwa bahagia itu ketika diberi. Namun ketika dewasa, barulah kita sadar bahwa kebahagiaan itu kita memberi. Ketika kita kecil kita menyangka bahwa memberi itu dengan uang. 

Ketika kita dewasa, kita sadar bahwa memberi yang hakiki itu adalah memberikan motivasi, pandangan, metode, dukungan. Dan inilah yang dipersembahkan oleh para Nabi sepanjang sejarahnya. 

Jikalau Anda belum merasakan kenikmatan memberi dan membantu orang lain, kenikmatan memotivasi, maka berusahalah untuk merasakan kenikmatan ini. Ini adalah kenikmatannya orang DEWASA. 

Kita berdiri membela orang yang dizalimi. Kita berdiri membela yang lemah. Kita memotivasi untuk sukses. Kita memotivasi untuk melakukan kebaikan. Inilah kebahagiaannya orang-orang DEWASA. Dan seninya orang-orang DEWASA. 

Denis Arifandi Pakih Sati
Dari ceramah DR. Abdul Karim Bakkar
Amanah Majelis

Amanah Majelis


Nabi Muhammad Saw bersabda: 

إِذا حدث الرجل حَدِيثا فَالْتَفت، فَهُوَ أَمَانَة

"Jikalau seseorang menyampaikan sesuatu, kemudian ia melirik, maka itu adalah amanah." 

(HR Abu Daud)

Makhul menjelaskan, sebagaimana dikutip Imam al-Baghawi dalam Syarh al-Sunnah, melirik disini untuk melihat ke kiri dan kanan tentang ada tidaknya yang mendengar. Jikalau itu dilakukan, maka pembicaraan tadi adalah amanah. Tidak halal menyebarkannya. 

Dalam riwayat lainnya juga dijelaskan: 

الْمجَالِس أَمَانَة، وإفشاؤها خِيَانَة

"Majelis itu amanah, dan menyebarkannya khianat." 

Maksudnya, apa yang disampaikan dalam Majelis, yang memang ditegaskan untuk tidak disampaikan keluar Majelis. 


Denis Arifandi Pakih Sati

@dapakihsati

Sunnah Mandi Jumat

Sunnah Mandi Jumat


Al-Nazhafah min al-Iman; Kebersihan itu bagian dari keimanan. Mungkin, kita sering mendengar riwayat di atas. Bahkan, kita mungkin sudah menghafalnya sejak lama. 

Islam memiliki perhatian yang besar terhadap kebersihan. Maka, setiap Muslim diperintahkan untuk memperhatikan kebersihan dirinya dan keelokan tampilannya. Dianggap "pelanggaran" ketika kita berada di dalam komunitas, seperti ketika shalat jamaah, shalat Jumat, shalat hari raya, atau perkumpulan lainnya, kemudian bau badan atau pakaian kita mengganggu yang lainnya. 

Salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw adalah Mandi Jumat, yang salah satu Maqashidnya adalah menjaga kebersihan diri dan menjaga bau badan agar tidak menyakiti Muslim lainnya. 

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Said al-Khudri, Nabi Saw bersabda: 

غسلُ يوم الجمعة واجبٌ على كل محتلمٍ

"Mandi Jumat itu wajib bagi setiap yang bermimpi." 

Para Ulama memang berbeda mengenai hukumnya. Jumhur menyatakan, hukumnya Sunnah. Hanya saja, mereka sepakat bahwa Mandi Jumat itu penting dan pahalanya besar. 

Diriwayatkan oleh Aus bin Aus al-Tsaqafi radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 

من غسَّلَ يومَ الجمعةِ واغتسلَ ثمَّ بَكَّرَ وابتَكرَ ومشى ولم يرْكب ودنا منَ الإمامِ فاستمعَ ولم يلغُ كانَ لَهُ بِكلِّ خطوةٍ عملُ سنةٍ أجرُ صيامِها وقيامِها

"Siapa yang membasuh dan mandi di hari jumat, kemudian bersegera, berjalan dan tidak berkendara, mendekat dari Imam dan mendengarkan, tidak melakukan sesuatu yang tidak penting, maka baginya di setiap langkahnya amalan setahun; pahala puasanya dan Qiyamnya." 

Ini bukan bermaksud haramnya berkenderaan. Namun merujuk kepada pahala yang semakin banyak seiring besarnya kesulitan dan kecapekan yang didapatkan. 

Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk menjalankan Sunnah Nabi Muhammad Saw. []