Jikalau Hati Berhenti Pada Cahaya

Jikalau Hati Berhenti Pada Cahaya


Hikmah Keseratus Lima Puluh Enam

Jikalau Hati Berhenti Pada Cahaya

رُبَمَا وَقَفَتِ الْقُلُوْبُ مَعَ الْأَنْوَارِ كَمَا حُجِبَتِ النُّفُوْسُ بِكَثَائِفِ الْأَغْيَارِ

“Bisa jadi hati berhenti bersama cahaya-cahaya; sebagaimana jiwa terhijab oleh gelapnya bayang-bayang ciptaan.” 


Ibn Athaillah al-Sakandari 

(Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari)


Taktala hati melihat cahaya yang dipancarkan oleh Allah Swt, maka bisa jadi ia berhenti di hadapannya. Ini adalah sebuah tanda, bahwa hati Anda masih lebih dan belum mencapai kesempurnaannya. 

Teruslah berjalan dan melangkahkan hati. Jangan hanya berhenti di hadapan cahaya. Percarian Anda yang sebenarnya adalah apa yang ada di balik cahaya itu, yaitu Allah Swt. Cahaya yang Anda lihat itu hanyalah tanda dari-Nya, bahwa perjalanan Anda hampir mencapai puncaknya. 

Jikalau Anda Cuma berhenti sampai disitu, maka cahaya itu justru akan menjadi hijab Anda dan menghalangi tujuan Anda. Sadarlah segera. Pemisalan yang sedang Anda alami itu adalah seperti jiwa yang ditutupi oleh gelapnya bayang-bayang makhluk. 

Hanya saja bedanya, yang satu hijabnya adalah cahaya, sedangkan yang satu lagi hijabnya adalah kegelapan. Perhatikanlah itu baik-baik dan jangan sampai tertipu.