Antara Doa dan Ketentuan Allah Swt

Antara Doa dan Ketentuan Allah Swt


 Hikmah Keseratus Enam Puluh Sembilan

Antara Doa dan Ketentuan Allah Swt

كَيْفَ يَكُوْنُ طَلَبُكَ اللَّاحِقُ سَبَبًا فِي عَطَائِهِ السَّابِقِ

“Bagaimana mungkin permintaanmu yang datang kemudian menjadi sebab pemberian Allah Swt yang sudah ditentukan sebelumnya.”


Ibn Athaillah al-Sakandari

Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari


 Jikalau Anda mendapatkan sesuatu pada hari ini, apakah itu karena permintaan Anda kepada Allah Swt dalam setiap doa Anda?

Tidak, sama sekali tidak. Bagaimana mungkin permintaan yang baru saja Anda panjatkan kepada-Nya bisa mendatangkan sesuatu yang sudah ditakdirkan-Nya bagi Anda. Mustahil. Apa yang Anda dapatkan hari ini, di masa lalu dan di masa depan, semua itu sudah ditetapkan-Nya di Lauh Mahfuzd. Tugas adalah berdoa kepada-Nya sebagai bentuk Ubudiyyah Anda, bukan jalan untuk memperoleh apa yang Anda inginkan. 

Inilah salah satu kesalahan yang banyak terjadi di kalangan masyarakat awam. Mereka memandang doa itu bukanlah bentuk Ubudiyyahnya kepada sang Khalik, tetapi menganggapnya sebagai sarana yang menyebabkannya mendapatkan apa yang dipintanya. 

Kenapa Anda Meminta Kepada Allah Swt?

Kenapa Anda Meminta Kepada Allah Swt?


Hikmah Keseratus Enam Puluh Delapan

Kenapa Anda Meminta Kepada Allah Swt?

لَا يَكُنْ طَلَبُكَ تَسَبُّبًا إِلَى الْعَطَاءِ مِنْهُ فَيَقِلَّ فَهْمُكَ عَنْهُ, وَلْيَكُنْ طَلَبُكَ لِإِظْهَارِ الْعُبُوْدِيَّةِ وَقِيَامًا بِحُقُوْقِ الرُّبُوْبِيَّةِ

“Jangan sampai permintaanmu engkau jadikan sebab pemberian, sehingga pemahamanmu minim tentang Allah Swt. Jadikanlah permintaanmu untuk menampakkan Ubudiyyah dan menjalankan hak-hak Rububiyyah.”


Ibn Athaillah al-Sakandari

Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari


Ketika Anda meminta kepada Allah Swt, kemudian Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan, maka janganlah menyangka bahwa Anda mendapatkannya karena doa Anda kepada-Nya. Seolah-olah, Dia tidak akan memberikan Anda, kecuali jikalau Anda meminta kepada-Nya. Ini adalah pemikiran bodoh dan tolol yang tidak layak dimiliki seorang hamba. 

Jikalaupun Anda tidak meminta kepada-Nya, maka Dia akan tetapkan memberikannya kepada Anda, karena Dia adalah Zat yang Maha Mulia dan Maha Dermawan. Tidak ada yang sulit baginya. Dengan kata-kata “kun”, maka segala keinginan-Nya dan perintah-Nya akan terwujud. 

Anda memang dituntut berdoa kepada-Nya, namun itu bertujuan untuk menunjukkan kefakiran Anda dan kehinaan Anda di hadapan-Nya. Anda adalah seorang hamba yang harus menjalankan hak Ubudiyyah kepada-Nya, dan juga harus menjalankan hak-hak Rububiyyah. 

Renungkanlah itu baik-baik, karena benang merah di antara kedua jenis sikap berdoa tadi sangat tipis sekali. 

Cahaya Allah Swt yang Agung

Cahaya Allah Swt yang Agung


Hikmah Keseratus Enam Puluh Tujuh 

Cahaya Allah Swt yang Agung 

إِنَّمَا احْتَجَبَ لِشِدَّةِ ظُهُوْرِهِ وَخَفِيَ عَنِ الْأَبْصَارِ لِعِظَمِ نُوْرِهِ

“Allah Swt terhijab karena sangat jelas sekali, dan tersembunyi dari pandangan makhluk karena keagungan cahaya-Nya.” 


Ibn Athaillah al-Sakandari

(Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari)


Allah Swt terhijab, karena lantaran sangat jelas sekali. Semua yang ada di dunia ini menunjukkan keagungan-Nya dan ke-Maha Hebatannya. Jikalau eksistensi-Nya, maka tanpa alam semesta inipun, tidak ada yang meraguinya. Terlalu kecil dan hina alam ini untuk menunjukkan eskistensi-Nya yang Maha Agung. 

Pandangan manusia yang lemah, tidak mampu melihat-Nya, karena cahaya-Nya yang luar biasa. Jikalau Anda sekarang berada di siang hari dan matahari sedang terik, maka cobalah Anda melihat matahari dengan pandangan lansung. Apakah Anda mampu melakukannya? Tidak, sama sekali tidak. Dan cahaya-Nya lebih hebat lagi dari cahaya makhluk-Nya itu. 

Penyebab Allah Swt Terhijab Dari Anda

Penyebab Allah Swt Terhijab Dari Anda


Hikmah Keseratus Enam Puluh Enam

Penyebab Allah Swt Terhijab Dari Anda

إِنَّمَا حَجَبَ الْحَقُّ عَنْكَ شِدَّةُ قُرْبِهِ مِنْكَ

“Allah Swt terhijab dari dirimu karena sangat dekat-Nya denganmu.” 


Ibn Athaillah al-Sakandari

(Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari)


Allah Swt terhijab dari Anda, karena kedekatan-Nya yang luar biasa kepada Anda. Kedekatan yang dimaksud disini adalah kedekatan yang sesuai dengan keagungan-Nya dan kemuliaan-Nya, bukan seperti kedekatan biasa layaknya manusia; seperti yang Anda bayangkan. 

Cobalah Anda perhatikan, bagaimana jikalau sesuatu itu berada tepat di hadapan Anda, bahkan menempel ketat. Apakah Anda bisa menyaksikannya? Tentu tidak, bahkan ia akan menutupi pandangan Anda. Berbeda halnya dengan sesuatu yang memiliki jarak dengan mata Anda, maka Anda akan mampu melihatnya dengan jelas. 

Misalnya, jikalau ada gajah tepat berada di pelupuk mata Anda, tentu pandangan Anda akan tertutup dan sama sekali tidak mampu menyaksikan belalainya, badannya yang gemuk dan telingan yang besar. Namun jikalau gajah itu berada agak jauh dari Anda; walaupun hanya semeter, maka Anda akan mampu menyaksikan badannya dengan semua sisinya. 

Begitulah kira-kira pemisalannya. Dan Allah Swt tentu lebih Mulia dan lebih Agung dari contoh rendahan ini. 

Hubungan Dengan Allah Swt

Hubungan Dengan Allah Swt


Hikmah Keseratus Enam Puluh Lima

Hubungan Dengan Allah Swt


مَنْ عَرَفَ الْحَقَّ شَهِدَهُ فِي كُلِّ شَيْءٍ. وَمَنْ فَنِيَ بِهِ غَابَ عَنْ كُلِّ شَيْءٍ. وَمَنْ أَحَبَّهُ لَمْ يُؤْثِرْ عَلَيْهِ شَيْئًا

“Barangsiapa yang mengenal Allah Swt, maka ia akan menyaksikan-Nya di dalam segala sesuatu. Barangsiapa yang fana dengan-Nya, maka ia akan lenyap dari segala sesuatu. Barangsiapa yang mencintai-Nya, maka ia tidak akan mengutamakan apapun selain-Nya.”


Ibn Athaillah al-Sakandari

(Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari)

 

Barangsiapa yang mengenal Allah Swt, maka ia akan melihatnya di dalam segala sesuatu. Setiap kali menyaksikan alam semesta ini, maka akan semakin besar keyakinannya. Tidak ada yang mampu mengatur hembusan angin, turunnya hujan, perputaran cakrawala, kecuali Zat yang Maha Kuasa. 

Barangsiapa yang fana dengan cahaya-Nya, yang tertambat di dalam hati setiap hamba, maka ia akan lenyap dari segala sesuatu. 

Pandangannya hanya tertuju kepada-Nya. Apakah Anda tidak menyaksikan, bagaimana seandainya jikalau matahari terbit; apakah bulan dan bintang-bintang masih mampu menampakkan sinarnya?! Tidak. Hanya cahaya mataharilah yang mendominasi semesta ini, tiada yang mampu menyainginya. 

Dan barangsiapa yang mencintai-Nya, maka Dia tidak akan mendahulukan apapun selain diri-Nya. Ketika ada bentrokan antara kepentikan pribadinya dengan kepentingan di jalan-Nya, maka ia akan mendahulukan-Nya. 

Misalnya, ketika ada panggilan dakwah, sedangkan pada saat bersamaan panggilan dunia juga menyerunya, maka ia akan mendahulukan-Nya. Atau ketika ada panggilan untuk berkorban harta di jalan-Nya, kemudian ada juga rayuan untuk memberli mobil baru, maka ia lebih mendahulukan kepentingan-Nya, bukan kepentingan pribadinya, atau lebih tepat hawa nafsunya. Begitulah di antara contoh real yang bisa Anda temukan di dalam kehidupan sehari-hari. 

Intinya, kerahkan seluruh kemampuan Anda dan hidup Anda untuk mengenal-Nya, karena itulah kehidupan sebenarnya.