Nikmat Ketaatan

Nikmat Ketaatan


Hikmah Ketujuh Puluh Lima

مَتَى رَزَقَكَ الطَّاعَةَ وَالْغِنَى بِهِ عَنْهَا فَاعْلَمْ أَنَّهُ قَدْ أَسْبَغَ عَلَيْكَ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً

“Ketika Allah Swt mengaruniakan ketaatan kepadamu dan merasa cukup dengannya, berarti Dia telah mencurahkan berbagai nikmat-Nya kepadamu, baik lahir maupun batin.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Jikalau Allah Swt mengaruniakan Anda rasa ketaatan kepada-Nya, sehingga Anda melalui setiap detik kehidupan dengan unsur-unsur ibadah kepada-Nya, kemudian Anda merasa cukup dengannya, berarti Anda telah mendapatkan kenikmatan-Nya yang besar. 

Ketaatan itu bukan dalam bentuk lahir semata, seperti mengerjakan shalat, menunaikan zakat dan sebagainya, namun juga ketaatan hati, seperti kerinduan menjalankan perintah-Nya, takut melanggar perintah-Nya dan sebagainya. 

Anda harus sadar, bahwa semua kenikmatan yang Anda peroleh adalah karunia-Nya dan kebaikan-Nya kepada Anda, bukan karena ketaatan yang Anda lakukan. Jangan pernah menyangka, bahwa ketaatan Andalah yang menyebabkan semua ini. Tidak, sama sekali tidak. Ini semata-mata hanyalah karunia-Nya, dan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan limpahan harta dan materi yang diidam-idamkan oleh para pemburu dunia. 

Ketaatan adalah nikmat terbesar di dunia ini, yang akan mengantarkan Anda menuju nikmat-Nya yang lebih besar lagi di Akhirat kelak. Salah satunya adalah surga, yang kenikmatannya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata