Perilaku Seorang yang Arif
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv98Sb3gUr57MABuUdKYNIX5mo5KUYqozPMtioVIPlj-nttc_RNjzIREIOdcga4TVZ_zsozQKzjngfdcVSFMKwEXbzRXgkSd9W5wsJ9errtHgFOKiFphw1etr7BabdF_7UW43WEuMH_AgdsnLV79CFMOQV9Qs6Zsgdm14LsNo0hoqOxtRlKRsCMCTwRuw/w400-h400/AL-HIKAM%20IBN%20ATHAILLAH%20(29).png)
الْعَارِفُ لَا يَزُوْلُ اضْطِرَارُهُ وَلَا يَكُوْنُ مَعَ غَيْرِ اللهِ قَرَارُهُ
“Orang yang arif tidak akan hilang rasa butuhnya kepada Allah Swt, dan tidak akan merasa tenang selain bersama-Nya.”
(Ibn Athaillah al-Sakandari)
[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]
Orang yang Arif mengetahui, bahwa Allah Swt Maha Kaya dan Maha Kuasa, dan ia hanyalah hamba fakir`yang selalu membutuhkan bantuan-Nya dan limpahan raezki-Nya. setiap kali bertambah ilmunya dan Marifatnya tentang keagungan-Nya, maka semakin ia mengetahui kehinaannya dan kerendahannya di hadirat-Nya.
Jikalau ada sesuatu yang dibutuhkannya, maka ia segera menghampiri-Nya. mengungkapkan segala isi hatinya dan keluh kesah di dalam jiwa-Nya. pada saat itu, ia akan merasa tenang; walaupun himpitan hidup yang membebaninya belum juga terlepaskan. Ia akan menghabiskan sebahagian besar waktunya dalam bermunajat kepada-Nya. Bahkan setiap desahan nafasnya adalah untuk-Nya.
Orang yang Arif akan selalu menjaga adabnya bersama Penciptanya. Tidak ada di dalam dirinya rasa sombong, jikalau mendapatkan karunia-Nya. Ia sadar, bahwa semua yang didapatkannya adalah titipan semata dan hak orang lain yang harus ditunaikannya.
Bagaimanapun, seorang hamba tetaplah hamba, dan ia akan selalu membutuhan bantuan Tuhannya.