Sunnah Berjalan Cepat

Sunnah Berjalan Cepat


Waktu adalah Modal Hidup; nikmat besar yang Allah SWT berikan kepada para hamba-Nya; nikmat yang tidak ternilai dan tidak terhingga. Maka, kita berkewajiban untuk menjaganya. Dan Rasulullah Saw adalah teladan terbaik dalam hal ini. Demi menjaga nilai waktu, beliau suka mempercepat langkahnya jikalau berjalan.


Dalam riwayat al-Turmudzi, dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu menjelaskan cara berjalannya Rasulullah Saw: 

إذا مشى تكفأ تكفؤا كأنما ينحظ من صبب

"Jikalau beliau berjalan, maka berjalan condong ke arah depan seakan-akan menuruni jalan menurun."


Kita bisa bayangkan bagaimana cara jalannya Nabi Muhammad Saw dan bagaimana cepatnya. Tentunya ini tidak menafikan wibawa dan ketenangan. Dalam artian, cara jalannya Nabi Muhammad Saw adalalah cara berjalan yang berusaha menyingkat waktu namun tidak melelahkan badan. 


Kalau dibuat ukurannya, bisa dikatakan di bawah berlari atau di bawah gaya berjalan cepat yang kita kenal dalam olahraga. Inti sebenarnya ada di penjagaan waktunya. Semoga kita bisa menjaga sunnah yang mulia ini. []

Sunnah Qiyamullail

Sunnah Qiyamullail


Qiyamullail, atau Tahajjud secara khusus, merupakan salah satu sunnah yang selalu dijaga oleh Rasulullah Saw sepanjang hidupnya, bahkan dalam kondisi sakit dan malas sekali pun. 


Diriwayatkan oleh Abu Daud, dari Abdullah bin Abi Qais, dari Aisyah radhiyallahu anha mengatakan: 

لا تدع قيام اللَّيْلِ، فَإِنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم كان لا يدعه، وكان إذا مرض، أو كسل، صلى قاعِدا

"Jangan tinggalkan Qiyamullai. Sebab, Rasulullah Saw dahulu tidak meninggalkannya. Jikalau beliau sakit atau malas, maka beliau mengerjakannya dengan duduk." 


Para sahabat sendiri, diwanti-wanti oleh Rasulullah Saw untuk benar-benar menjaganya; tidak malas dan jenuh melakukannya. 


Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu anhuma berkata, "Rasulullah Saw berkata kepadaku: 

يا عبد الله ، لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل، فترك قيام الليل

'Wahai Abdullah, jangan engkau seperti Fulan. Dahulu ia (menjaga) Qiyamullail, kemudian ia meninggalkan Qiyamullail." 


Waktunya terbentang antara sehabis Shalat Isya sampai masuk waktu Shalat Subuh. Waktunya lama dan panjang. Ada sekitar 8-9 Jam. Kita bisa mengisinya dengan 2 rakaat atau 4 rakaat atau 8 rakaat atau lebih banyak lagi. Bahkan ada riwayat yang menjelaskan, minimal sekali 1 rakaat witir. 


Dalam waktu malam yang begitu panjang, apakah kita mau mengabaikan sunnah yang mulia ini?!


Diriwayatkan oleh Abu Daud, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw bersabda: 

من قام بعشر آياتٍ لم يُكتب من الغافلين، ومن قام بمائة آية كتب من القانتين، ومن قام بألف آيه كتب من المُقنطرين

"Siapa yang ber-Qiyam dengan sepuluh ayat, maka ia tidak akan dicatat (bagian) dari orang-orang yang lalai. Siapa yang ber-Qiyam dengan seratus ayat, maka ia akan dicatat (bagian) dari Ahli Ibadah. Dan siapa yang ber-Qiyam dengan seribu ayat, maka ia dicatat (bagian) dari orang-orang yang mendapatkan limpahan pahala (besar)." 


Semoga Allah SWT mudahkan kita menjaga Sunnah ini; Istiqamah menjalankannya.[]

Sunnah Doa Berkendara

Sunnah Doa Berkendara


Apapun yang kita lakukan di kehidupan sehari-hari, ada tuntunannya dalam Islam. Termasuk ketika kita akan mengendarai kenderaan. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Ali bin Rabi'ah menceritakan: 

(Suatu hari) aku melihat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu dibawakan kenderaan untuk dikenderainya. Kemudian ketika ia meletakkan kakinya di kenderaan, maka ia membaca:

بسمِ اللَّهِ

[Bismillah]

"Dengan nama Allah." 

(3x)


Ketika berada di punggungnya: 

الحمدُ للَّهِ

[Alhamdulillah]

"Segala puji bagi Allah SWT]


Kemudian membaca: 

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

"Maha Suci Zat yang menundukkan ini bagi kami, padahal (sebelumnya) kami tidak mampu mengendalikannya. Dan kami akan kembali kepada Rabb kami." 


Kemudian ia membaca: 

الحمدُ للَّهِ

[Alhamdulillah]

"Segala puji bagi Allah SWT]

(3x)


اللَّهُ أكبر

[Allahu Akbar]

"Allah Maha Besar"

(3x)


Kemudian membaca: 

سبحانكَ إنِّي قد ظلمتُ نفسِي فاغفر لي فإنَّهُ لا يغفرُ الذُّنوبَ إلَّا أنت

[Subhanaka Inni Zhalamtu Nafsi Faghfirly Fa Innahu La Yaghfirudz Dzunuba Illa Anta]

"Maha Suci Engkau, aku sungguh telah menzalimi diriku, maka ampunilah aku. Tidak ada yang mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau."


Kemudian ia tertawa. 

"Apa yang Anda tertawakan, wahai Amirul Mukminin." Kata seseorang bertanya. 


Jawabnya: 

"Aku melihat Rasulullah Saw melakukan apa yang aku lakukan, kemudian beliau tertawa. Aku pun bertanya, 'apa yang Anda tertawakan wahai Rasulullah?' 


Beliau menjawab: 

Rabbmu kagum ketika seseorang yang mengucapkan: 

 ربِّ اغفر لي ذنوبي إنَّهُ لا يغفرُ الذُّنوبَ غيرُك

"Rabbighfirli Dzunubi Innahu La Yaghfirudz Dzunuba Ghairuka"

"Ya Rabb, ampunilah dosa-dosaku. Tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain-Mu." 


Insya Allah, sunnah ini mudah dilakukan; mudah dihafalkan. Kita mau berkendera apapun; mobil, motor, sepeda, bus, kereta, pesawat, dan lain-lain, maka hendaklah sunnah ini menjadi amalan kita. []

Sunnah Mendapatkan Waktu Mustajab di Hari Jumat

Sunnah Mendapatkan Waktu Mustajab di Hari Jumat


Dalam seminggu, ada 7 hari yang Allah SWT berikan kepada kita; Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad. Di antara hari-hari tersebut, hari paling mulia adalah hari Jumat. 

Apa alasannya? Di antara jawabanya dijelaskan dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
خَيْرُ يَومٍ طَلَعَتْ عليه الشَّمْسُ يَوْمُ الجُمُعَةِ، فيه خُلِقَ آدَمُ، وفيهِ أُدْخِلَ الجَنَّةَ، وفيهِ أُخْرِجَ مِنْها
"Sebaik-baik hari yang matahari terbit di hari tersebut adalah Hari Jumat. Ketika itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan darinya."

Allah SWT menginginkan kaum muslimin untuk mengoptimalkan hari ini dengan sebaik-baiknya, mengoptimalkan ibadah-ibadah wajib dan memperbanyak ibadah-ibadah sunnah yang akan meninggikan derajatnya dan menggugurkan dosanya. Kemudian, Allah SWT menjadikan di hari yang mulia ini waktu yang mustajab untuk berdoa. 

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, suatu hari Rasulullah Saw berbucara tentang Hari Jumat, kemudian beliau menyebutkan: 
فيه ساعةٌ لا يُوافِقُها عبدٌ مسلمٌ وهو قائمٌ يُصلِّي يسأل اللهَ شيئًا إلا أعطاه إيَّاه
"Padanya ada suatu waktu yang tidak seorang hamba Muslim pun bertepatan dengannya, ketika ia sedang berqiyam-shalat, meminta sesuatu kepada Allah SWT, kecuali Dia akan memberikannya kepadanya (apa yang dimintanya)." 

Kapankah waktu mustajab tersebut? 
Para Ulama berbeda pendapat mengenai waktu tepatnya. Salah satu hikmahnya, agar kita bisa lebih banyak beramal, lebih banyak berdoa, dan lebih semangat mengisinya dengan kebajikan dan ketaatan. 

Ada sejumlah riwayat yang menjelaskan waktunya. Salah satunya dari Abu Burdah bin Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu anhuma, berkata kepadaku Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, 'Apakah engkau pernah mendengar bapakmu menghaditskan dari Rasulullah Saw tentang waktu (mustajab) di hari Jumat?' Aku menjawab, 'Ya, aku mendengarnya mengatakan, 'Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: 
هيِ ما بينَ أن يجلسَ الإمامُ إلى أن تُقضَى الصلاةُ
"Ia di antara Imam duduk, sampai shalat selesai." 

Ada riwayat-riwayat lainnya. Tapi intinya, seorang Muslim memahami dan mengetahui waktu yang mulia ini, kemudian mengisi sebagian besar waktunya untuk beribadah dan berdoa kepada Allah SWT untuk kebaikan dunia dan akhirat. [] 
Sunnah Memohon Keberkahan Setelah Makan Dan Minum Susu

Sunnah Memohon Keberkahan Setelah Makan Dan Minum Susu

Kadangkala, kita sudah makan banyak, namun tidak kenyang-kenyang. Atau makanan yang kita makan rasanya sudah bergizi banyak, namun tidak ada efek ke badan dan kesehatan. Ada banyak kemungkinan. Dan salah satu kemungkinannya, tidak berkahnya apa yang kita makan. 

Diriwayatkan oleh Muslim, dari Ibn Umar radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw bersabda: 

الكَافِرُ يَأْكُلُ في سَبْعَةِ أمْعَاءٍ والمُؤْمِنُ يَأْكُلُ في مِعًى واحِدٍ

"Kafir makan dengan 7 lambung, dan mukmin makan dengan satu lambung."

Dalam masalah keberkahan pun, antara seorang mukmin dengan mukmin lainnya, juga berbeda-beda.

Setelah selesai makan, Rasulullah Saw mengajarkan kita untuk memohon keberkahan kepada Allah SWT di dalam makanan tersebut. Dan secara khusus, juga dijelaskan memohon keberkahan di dalam air susu yang kita minum.

Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Ibn Abbas radhiyallahu anhu menjelaskan, suatu hari ia bersama dengan Khalid bin al-Walid bertamu ke rumah Maimunah; Ummul Mukmin. Kemudian, ia membawakan sebejana susu. 

Rasulullah Saw meminumnya dan berkata kepada Ibn Abbas, "Minuman ini untukmu. Jikalau engkau ingin, engkau bisa memberikan terlebih dahulu kepada Khalid."

Ibn Abbas menjawab, "Aku tidak akan mendahulukan siapapun untuk bekas minummu." 

Kemudian beliau bersabda, "Siapa yang diberikan makanan oleh Allah SWT, maka hendaklah ia mengucapkan: 

اللَّهُمَّ بارِكْ لنا فيه وأطْعِمْنا خَيرًا منه

'Ya Allah, berkahilah kami padanya, dan berikanlah kami makanan yang lebih baik darinya.'

Dan siapa yang Allah SWT berikan susu, maka hendaklah ia mengucapkan: 

 اللَّهُمَّ بارِكْ لنا فيه، وزِدْنا منه

'Ya Allah, berkahilah kami padanya. Dan tambahkanlah kami darinya." 

Ada dua sunnah disini; setelah makan secara umum, kemudian setelah minum susu secara khusus.

Semoga Allah SWT menjadikan kita bagian dari para hamba-Nya yang selalu mensyukuri nikmat-Nya, selalu mengingat karunia-Nya, kemudian memberikan limpahan karunia-Nya. []

Sunnah Berpuasa 3 Hari Di Setiap Bulannya

Sunnah Berpuasa 3 Hari Di Setiap Bulannya


Puasa merupakan Ibadah yang Istimewa. Maka, tidak mengherankan jikalau Allah SWT menyediakan pintu khusus bagi orang-orang yang berpuasa, dikenal dengan pintu al-Rayyan. Sebagaimana, Allah SWT juga menjauhkan mereka dari Neraka. Diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: 

مَن صامَ يَوْمًا في سَبيلِ اللَّهِ، بَعَّدَ اللَّهُ وجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

"Siapa yang berpuasa sehari di jalan Allah SWT, Allah SWT menjauhkan wajahnya dari neraka sebanyak 70 kharif." 

Kharif, sebagaimana diartikan sebagian ulama, artinya adalah tahun. 


Pahalanya pun begitu; Allah SWT tidak menentukan secara spesifik rinciannya. Dan ini menunjukkan pahalanya yang luar biasa. Begitu kata para Ulama.  Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ له إلَّا الصَّوْمَ، فإنَّه لي وأنا أجْزِي به

"Setiap amalan anak Adam miliknya, kecuali Puasa. Itu adalah milikku dan Aku yang akan membalasinya." 


Dan salah satu bentuk puasa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw kepada kita adalah berpuasa sebanyak 3 hari di setiap bulannya. Sunnah yang sederhana, dan tidak juga memberatkan. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu: 

 أَوْصَانِي خَلِيلِي بثَلَاثٍ لا أدَعُهُنَّ حتَّى أمُوتَ: صَوْمِ ثَلَاثَةِ أيَّامٍ مِن كُلِّ شَهْرٍ، وصَلَاةِ الضُّحَى، ونَوْمٍ علَى وِتْرٍ

"Kekasihku menasehatiku dengan 3 perkara, saya tidak meninggalkan ketiganya sampai meninggal: Puasa sebanyak 3 hari di setiap bulannya, shalat dhuha, dan tidur dalam kondisi sudah berwitir." 


Secara spesifik, 3 hari di setiap bulannya itu dijelaskan oleh riwayat al-Turmudzi, dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 

 يا أبا ذرٍّ إذا صمتَ من الشهرِ ثلاثةً فصُمْ ثلاثَ عشرةَ وأربعَ عشرةَ وخمسَ عشرةَ

"Wahai Abu Dzar, jikalau engkau berpuasa dalam sebulan, maka berpuasa di 13, 14, dan 15." 


Hebatnya lagi, puasa tiga hari dalam satu bulan ini bisa berpahala sebulan penuh. Apalagi jikalau dirutinkan setiap bulannya, maka pahalanya sama dengan berpuasa seumur hidup. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Abu Dzar radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 

 من صام من كلِّ شهرٍ ثلاثةَ أيامٍ ، فذلك صيامُ الدَّهرِ

"Siapa yang berpuasa di setiap bulannya sebanyak 3 hari, maka itu adalah puasa al-Dahr (sepanjang masa)." 

Kemudian, Allah SWT turunkan ayat untuk membenarnya di surat al-An'am: 160: 

مَنْ جَاءَ بِاْلْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

"Siapa yang melakukan kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipatnya."


Semoga Allah SWT mudahkan kita melazimi sunnah ini. []

Sunnah Berdoa Ketika Masuk Dan Keluar Masjid

Sunnah Berdoa Ketika Masuk Dan Keluar Masjid


Ketika kita melangkahkan kaki ke Masjid, dengan niat untuk menunaikan shalat berjamaah, maka setiap langkah kaki kita bukanlah langkah kaki biasa layaknya ketika ke pasar, ke warung, ke sawah, ke kantor, dan lain sebagainya. Sebab, tempat yang kita tuju adalah tempat terbaik di muka bumi; Rumah Allah SWT. 

Satu langkah, satu derajat diangkat. Satu langkah, satu kesalahan di hapuskan. Dan bisa kita bayangkan, berapa banyak langkah kaki kita ke Masjid!

Diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
مَن تَطَهَّرَ في بَيْتِهِ، ثُمَّ مَشَى إلى بَيْتٍ مَن بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِن فَرَائِضِ اللهِ، كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إحْدَاهُما تَحُطُّ خَطِيئَةً، وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
"Siapa yang bersuci di rumahnya, kemudian berjalan menuju salah satu Masjid Allah SWT untuk menunaikan shalat wajib yang Allah SWT tetapkan, maka setiap dua langkahnya; satunya menghapus kesalahan, dan satunya mengangkat derajat." 

Maka, ketika kita akan masuk Masjid, ada doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, sebagaimana beliau juga mengajarkan doa ketika akan meninggalkannya.

Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Fathimah radhiyallahu anha: 
"Jikalau Rasulullah Saw masuk Masjid, beliau bershalawat dan membaca: 
رب اغفِرْ لي ذُنوبي ، وافتحْ لي أبْوابَ رحمتِكَ
"Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, dan bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu." 
Dan jikalau keluar, maka beliau bershalawat dan membaca: 
رب اغفِرْ لي ذُنوبي ، وافتحْ لي أبوابَ فضلِكَ
"Ya Allah, ampunkanlah dosa-dosaku, dan bukakanlah bagiku pintu-pintu karunia-Mu." 

Ada riwayat-riwayat lainnya yang menjelaskan doa ini, dengan redaksi doa yang lebih ringkas. Di antaranya riwayat Abu Daud, dari Abu Usaid al-Anshari radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
"Jikalau salah seorang di antara kalian masuk Masjid, hendaklah ia mengucapkan salam kepada Nabi Saw dan membaca: 
اللهم افتحْ لي أبوابَ رحمتكَ
"Ya Allah, bukakan bagiku pintu-pintu rahmat-Mu." 
Dan jikalau keluar, hendaklah ia membaca: 
اللهم إني أسألك من فضلك
"Ya Allah, aku memohon karunia-Mu." 

Ada juga riwayat Muslim, dari Abu Usaid al-Anshari radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
"Jikalau salah seorang di antara kalian masuk Masjid, maka bacalah: 
اللهم افتحْ لي أبوابَ رحمتكَ
"Ya Allah, bukakan bagiku pintu-pintu rahmat-Mu." 
Dan jikalau keluar, hendaklah ia membaca: 
اللهم إني أسألك من فضلك
"Ya Allah, aku memohon karunia-Mu." 

Semoga Allah SWT memberikan kemudahan bagi kita untuk menjalankan sunnah ini; Masuk dan Keluar Masjid berharap rahmat dan karunia Allah SWT. Semoga setiap doa dan harapan kita dikabul-Nya. []
Sunnah Memakai Parfum (Wewangian)

Sunnah Memakai Parfum (Wewangian)


Bau yang wangi dan harum akan melahirkan keceriaan dan meningkatkan kepercayaan diri. Makanya, Rasulullah Saw mencintai bau yang harum dan mendorong umatnya untuk mencintainya.  

Diriwayatkan oleh al-Nasai, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
حبب إلي من الدنيا النساء والطيب، وجُعِل قُرَّهُ عيني في الصلاة
"Aku dibuat cinta dari dunia: Perempuan dan Wewangian. Dan dijadikan penyejuk jiwaku dalam shalat." 

Dan kesunnahan memakai wewangian ini akan semakin kuat, ketika kita berada di perkumpulan, apalagi perkumpulan besar. Salah satunya adalah perkumpulan manusia di hari Jumat untuk menunaikan shalat Jumat. 

Secara khusus, kita sebagai Umat Islam memang disunnahkan untuk memakai Parfum atau wewangian ketika akan berangkat mengerjakan shalat Jumat. Diriwayatkan oleh Ibn Majah, dari Ibn Abbas radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Saw bersabda: 
إن هذا يوم عيد جعله الله للمسلمين، فمن جاء إلى الجمعة فليغتسل، وإن كان طيب فليمس منه، وعليكم بالسواد
"Ini adalah hari raya, yang Allah SWT jadikan bagi kaum muslimin. Siapa yang berangkat Jumat, maka hendaklah ia mandi. Jikalau ia memiliki Parfum, maka hendaklah ia memakainya. Dan hendaklah kalian bersama jamaah (khalayak)." 

Saking pentingnya memakai wewangian, maka Rasulullah Saw memerintahkan siapa saja yang kehabisan Parfumnya atau wewangiannya, maka silahkan menggunakan Parfum istrinya. 

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
الغُسل يوم الجمعة على كل مُحتلِم، والسواك وأن يمس من الطيب ما يقدر عليه، ولو من طيب أهله
"Mandi di hari jumat (kewajiban) bagi setiap yang sudah bermimpi (baligh), bersiwak, dan memakai parfum sesuai kemampuannya; walaupun dari Parfum istrinya." 

Semoga kita dimudahkan menjaga sunnah ini. []
Sunnah Doa Setelah Makan

Sunnah Doa Setelah Makan


Salah satu nikmat besar yang Allah SWT berikan kepada para hambanya adalah makanan. Berapa banyak orang yang berharap sesuap nasi, yang kita (mungkin) setiap harinya bisa mendapatkannya dengan mudah. Berapa banyak orang yang harus berangkat pagi, pulang malam, demi mendapatkan setakar beras.  

Allah SWT menegaskan nikmat besar ini kepada kaum Musyrikin Quraisy yang enggan menyembah-Nya, yang juga seharusnya menjadi pelajaran besar buat kita semuanya. 

Dalam surat Quraisy, ayat 1-4 dijelaskan: 
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy.
إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ
(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Ada dua nikmat yang Allah SWT tegaskan; Nikmat Makan yang membebaskan dari rasa lapar, dan Nikmat Aman yang membebaskan dari rasa takut. 

Nikmat besar ini wajib kita syukuri. Dan Rasulullah Saw menjelaskan sunnahnya terkait hal ini. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Muadz bin Anas radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
"Siapa yang makan makanan, kemudian membaca: 
الحمدُ للهِ الذي أطعَمَني هذا الطَّعامَ ورَزَقَنيه من غيرِ حولٍ مِنِّي ولا قوةٍ
Segala puji bagi Allah SWT yang memberikanku makanan ini dan mengkaruniakannya kepadaku tanpa kuasa dariku dan tanpa kekuatan.'
Maka, Allah SWT ampunkan dosanya terdahulu."

Allah SWT memberikan nikmat makanan ini kepada kita. Kemudian, ketika kita mensyukurinya dengan membaca doa di atas, maka Allah SWT tambahkan nikmat lainnya, yaitu diampunkan dosa-dosa terdahulu. Nikmat di atas nikmat. Semoga kita dimudahkan oleh Allah SWT untuk menjalaninya dan menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Aamiin ya Rabb. []
Sunnah Membaca Sayyid al-Istighfar

Sunnah Membaca Sayyid al-Istighfar


Impian; cita-cita tertinggi seorang Muslim adalah masuk surganya Allah SWT. Hanya saja, dosa yang kita lakukan, bisajadi akan menjadi hijab antara kita dengan apa yang kita impikan. Tidak ada hari yang kita lalui, kecuali ada dosa yang kita lakukan. Bahkan, di setiap jamnya, atau setiap menit, bahkan mungkin juga setiap detiknya. Tidak ada manusia yang ma'shum (suci; terjaga) dari dosa dan kesalahan. 

Catatan Malaikat akan menulis setiap apa yang kita lakukan dengan detail, tanpa ada yang luput. Malaikat Raqib dan Atid, ada di kiri dan kanan kita. 

Rasulullah Saw adalah manusia yang paling penyayang kepada umatnya. Beliau selalu menginginkan kebaikan dan kesuksesan hakiki bagi kita semuanya. Maka, beliau mengajarkan kepada kita suatu doa yang bisa kita baca di setiap pagi dan di setiap sore. Dengan izin Allah SWT, ia akan menjadi jalan bagi kita untuk menjadi Ahli Surga. Kita mengenalnya dengan nama Sayyid al-Istighfar (Baca: Sayyidul Istighfar); Pemimpin; Tuan Istighfar. 

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Syaddad bin Aus radhiyallahu anhu, Nabi Saw bersabda: 

"Sayyid al-Istighfar itu, kamu membaca: 

اللَّهُمَّ أنْتَ رَبِّي لا إلَهَ إلَّا أنْتَ، خَلَقْتَنِي وأنا عَبْدُكَ، وأنا علَى عَهْدِكَ ووَعْدِكَ ما اسْتَطَعْتُ، أعُوذُ بكَ مِن شَرِّ ما صَنَعْتُ، أبُوءُ لكَ بنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وأَبُوءُ لكَ بذَنْبِي فاغْفِرْ لِي؛ فإنَّه لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أنْتَ

(Allahumma Anta Rabbi, La Ilaha Illa Anta, Khalaqtani, wa Ana Abduka, wa Ana 'ala 'Ahdika, wa Wa'dika Mastatha'tu. A'udzu bika min Syarri Ma Shana'tu, Abu-u laka bi Ni'matika 'alayya, wa Abu-u bi DZanbi Faghfirli, Fa Innahu la Yaghfiruz Zunuba illa Anta)

"Ya Allah, Engkaulah Rabbku, Tidak ada Ilah kecuali Engkau. Aku adalah Hamba-Ku. Aku di atas janji-Mu. Dan ancaman-Mu aku tidak sanggup. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku buat. Aku kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu kepadaku. Aku kembali kepada-Mu dengan dosaku, maka ampunilah aku. Tidak ada yang mengampunkan dosa, kecuali Engkau." 

Kemudian beliau melanjutkan: 

ومَن قالَها مِنَ النَّهارِ مُوقِنًا بها، فَماتَ مِن يَومِهِ قَبْلَ أنْ يُمْسِيَ، فَهو مِن أهْلِ الجَنَّةِ، ومَن قالَها مِنَ اللَّيْلِ وهو مُوقِنٌ بها، فَماتَ قَبْلَ أنْ يُصْبِحَ، فَهو مِن أهْلِ الجَنَّةِ

"Siapa yang membacanya di siang hari, dengan meyakininya, kemudian ia meninggal di hari itu sebelum sore, maka ia menjadi Ahli Surga. Dan siapa yang membacanya di malam hari, dengan meyakininya, kemudian meninggal sebelum pagi, maka ia menjadi Ahli Surga." 

Lantas, kenapa dinamakan Sayyid al-Istighfar; Pemimpinnya Istighfar? 

Sebab, Istighfar ini tidak lansung ke Lafadz Istighfarnya. Namun, didahului dengan mentauhidkan Allah SWT; Rabb sekalian alam, pengakuan dosa seorang hamba, pengakuan nikmat Allah SWT atas dirinya. Inilah yang membuatnya menjadi pemintaan besar kepada Allah SWT, penuh kekhusyuan dan ketundukan, yang menjadi jalan mendapatkan ampunan Allah SWT. 

Namun, Rasulullah Saw juga mensyaratkan "yakin" dalam Istighfar ini, agar ampunan itu diberikan oleh Allah SWT. Siapa yang membacanya di pagi hari, kemudian meninggal sebelum sorenya, maka ia dijanjikan menjadi Ahli Surga. Sebab, dosanya sudah diampunkan. Sebaliknya, siapa yang membacanya di sore hari, kemudian meninggal sebelum paginya, maka ia dijanjikan menjadi Ahli Surga. Sebab, dosanya sudah diampunkan. 

Semoga kita bisa merutinkannya; pagi dan sore; sekali dibaca di pagi hari dan sekali dibaca di sore hari. Kemudian semoga Allah SWT menakdirkan kita semuanya menjadi Ahli Jannah. []