Teman yang Buruk

Teman yang Buruk


لا تُصاحب صاحب السوء ، فإنه قطعة من النَّار; لا يستقيم ودّه ولا يفي بعهدِه 

Janganlah Berteman dengan Sahabat yang Buruk. Sebab, ia adalah Potongan Neraka; Tidak Istiqamah Kasih Sayangnya dan Tidak Menunaikan Janjinya


Said bin Abi Ayyub

(Dalam Kitab Raudhah al-Uqala': 166)

***

Teman yang Buruk... Kasih sayangnya kepentingan. Kalau ada kepentingan, baik. Tidak ada kepentingan, abai.

Teman yang Buruk... Kewajibannya sebagai teman tidak ditunaikannya. Maunya untung saja. Manusia-manusia Pragmatis. 

Udahlah, jauhi saja manusia-manusia seperti itu. Itu potongan Neraka. Kita tidak hanya akan terbakar api kemarahan dan kesedihan di dunia, namun juga api neraka di akhirat. Al-Shahib Sahib. Begitu dalam riwayat. Teman itu akan menarik temannya; kalau baik, ke surga; kalau buruk, ke Neraka.

Bukan Setan yang Menang

Bukan Setan yang Menang


تاللّه  ما عدا عليك العدو إلا بعد أن تولى عنك الولي، فلا تظن أن الشيطان غلب، ولكن الحافظ أعرض

Demi Allah, Tidaklah Musuh Berlaku Zalim Kepadamu Kecuali Setelah al-Wali (Allah SWT) Berpaling darimu. Jangan Kamu Menyangka "Setan Menang", Tetapi al-Hafidz (Allah SWT) lah yang Berpaling (darimu)


Ibn Qayyim al-Jauziyah

(Kitab al-Fawaid: 68)

***

Salah satu janji Allah SWT kepada orang-orang yang beriman, mereka akan menjadi pemimpin di muka. Dalam al-Quran ditegaskan "Bumi ini akan diwarisi oleh para hamba-Ku yang beriman." 

Nyatanya, Umat Islam sekarang hidup di peradaban terendah; Menang tidak, kalah mungkin iya. Apakah Allah SWT menjauh dari orang-orang beriman, membiarkan mereka kalah dan menyelisihi janjinya?

Jawabannya: Tidak!

Bukan Setan yang Menang, ya! Tapi, Allah SWT menghukum kita karena kita jauh, atau menjauh dari Allah SWT.

Membiayai Ahli Ilmu & Penuntut Ilmu

Membiayai Ahli Ilmu & Penuntut Ilmu


Yahya bin Khalid (al-Barmaky) membiayai Sufyan bin Uyainah setiap bulannya sebanyak 1000 dirham untuk kepentingan Ilmu; menuntut Ilmu dan Mengajarkannya.

Dan Sufyan bin Uyainah selalu mendoakannya di setiap sujudnya:

اللهم إنه قد كفاني أمر دنياي فاكفه أمر آخرته

"Ya Allah, ia mencukupi urusan duniaku, maka cukupkanlah urusan akhiratnya."

Ketika Yahya bin Khalid meninggal, maka beberapa sahabatnya bermimpi bertemu dengannya dan bertanya:

"Apa yang Allah SWT perbuat kepada dirimu?"

"Dia mengampunkanku berkat doa Sufyan," Jawabnya.


(KITAB AL-BIDAYAH WA AL-NIHAYAH: 13/ 679)

Bakti Kepada Kedua Orangtua

Bakti Kepada Kedua Orangtua


Abu Bakar al-Thurthusy menceritakan tentang Haywah bin Syuraih; salah seorang Imam kaum Muslimim. Suatu hari, ketika ia sedang berada di Halaqah Ilmu yang diasuhnya, mengajar murid-muridnya, Ibunya memanggil dan berkata: 

"Wahai Haywah, (tolong) kasih makan ayam dengan Gandum." 

Kemudian ia berdiri dan melakukan perintah ibunya, sejenak menghentikan Taklimnya. 


Ibn Abi al-Dunya menceritakan tentang Said bin Sufyan al-Tsauri yang suatu hari berkata: 

"Saya tidak pernah menyakiti bapakku sekali pun. Beliau memanggilku, ketika Aku sedang mengerjakan shalat Sunnah. Kemudian, aku memutus shalat itu dan menjawab panggilannya." 


Itu hanya sekelumit kisah dari sekian banyak kisah Bakti Anak kepada Orangtuanya di kalangan Salaf. Kemudian bercermin ke diri. Ternyata, Jaaauhhh sekali. 

Ya Allah, ampunilah dosaku, dosa kedua orangtua.


Diriwayatkan oleh Muhammad bin Sirin, salah satu doa Abu Hurairah adalah: 

"Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa ibuku, serta orang yang memohonkan ampunan bagi keduanya." 

Maka, kami, kata Muhammad bin Sirin, mendoakan keduanya agar masuk ke dalam doanya Abu Hurairah. []

Rumah Penuh Ilmu Dan Penuntut Ilmu

Rumah Penuh Ilmu Dan Penuntut Ilmu


Setiap harinya, rumah Ibn Rusyd selalu dipenuhi berbagai kunjungan, dengan sebab yang berbeda-beda. Ada yang sakit, ingin berobat. Dan rumah Ibn Rusyd adalah tempat yang tepat. Ia seorang dokter (thabib).


Ada yang ingin belajar hikmah dan filsafat. Dan rumah Ibn Rusyd adalah tempat yang tepat. Ia seorang Failasuf. Salah satu karya filsafatnya adalah Tahafut al-Tahafut; bantahan dan sanggahan atas kitab Tahafut al-Falasifah.


Dan ada juga yang ingin mendalami Fikih dan Ushul Fikih. Dan rumah Ibn Rusyd adalah tempat yang tepat. Salah satu kitab terkenal karyanya adalah Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid; kitab yang sangat akrab di kalangan penuntut dan pengkaji ilmu.


Kira-kita, kita bisa membayangkan bagaimana keilmuannya? 

Ibn Rusyd juga dikenal sebagai dokter pertama yang bisa menentukan penyakit melalui analisa wajah. Baginya al-Wajh Mir-ah al-Shihhah; wajah adalah cerminan kesehatan.


Dan al-'Amal al-Fikri (mengasah pikiran/ belajar) tidak pernah ditinggalkannya, kecuali dua malam saja, katanya. Pertama, ketika malam pertama pernikahannya. Kedua, ketika ayahnya meninggal dunia. 

Mantap!

© Denis Arifandi Pakih Sati