Sunnah Zikir Ketika Berbuka

Sunnah Zikir Ketika Berbuka


Salah satu sunnah Nabi Saw ketika berbuka adalah membaca zikir berikut ini, yang diriwayatkan oleh Abu Daud, dari Ibn Umar radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw membaca jikalau sudah berbuka: 
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
"Dahaga sudah hilang, tenggoran sudah basah, dan pahalanya sudah tetap insya Allah."
Sebagaimana kita ketahui, salah satu waktu paling membahagiakan bagi seorang yang sedang berpuasa adalah ketika berbuka. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Saw bersabda: 
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
"Bagi orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan; Gembira ketika berbuka dan Gembira ketika bertemu Rabbnya."
Zikir di atas menggambarkan kepada kita kedua kegembiraan tersebut. 
Ungkapan "Dahaga sudah hilang, tenggoran sudah basah" menunjukkan kegembiraan ketika berbuka. 
Sedangkan ungkapan "dan pahalanya sudah tetap insya Allah" menunjukkan kegembiraan dengan pahala yang akan disaksikan oleh orang yang berpuasa ketika nantinya bertemu dengan Allah SWT. 
Secara umum, dalam setiap kondisi dan keadaan, Rasulullah Saw memiliki zikir khusus yang dibacanya sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Zikir di atas salah satunya. Zikirnya singkat, namun mendalam maknanya. 
Semoga kita dimudahkan dalam segala urusan. []
Kandungan Zaman Azali

Kandungan Zaman Azali


Hikmah Keseratus Tujuh Puluh Satu

Kandungan Zaman Azali

عِنَايَتُهُ فِيْكَ لَا لِشَيْءٍ مِنْكَ. وَأَيْنَ كُنْتَ حِيْنَ وَاجَهَتْكَ عِنَايَتُهُ وَقَابَلَتْكَ رِعَايَتُهُ. لَمْ يَكُنْ فِي أَزَلِهِ إِخْلَاصُ أَعْمَالٍ وَلَا وُجُوْدُ أَحْوَالٍ, بَلْ لَمْ يَكُنْ هُنَاكَ إِلَّا مَحْضُ الْإِفْضَالِ وَعَظِيْمُ النَّوَالِ

“Pertolongan Allah Swt kepadamu bukanlah karena sesuatu yang berasal dari dirimu. Dimana engkau ketika pertolongan-Nya menghampirimu dan penjagaan-Nya dan menemuimu. Ketika zaman azali belum ada yang  namanya ikhlas beramal dan keadaan spritual, bahkan tidak ada sesuatupun pada masa itu kecuali hanya karunia dan pemberian yang besar.” 


Ibn Athaillah al-Sakandari 

Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari 


Pertolongan yang diberikan oleh Allah Swt kepada Anda, bukanlah karena sesuatu yang Anda persembahkan kepada-Nya. Jikalau Dia memberikan Anda rezki di tengah kesulitan Anda, atau dalam menjalani kehidupan sehari-hari, maka ketahuilah bahwa itu adalah bentuk karunia-Nya dan rezki-Nya kepada Anda. Jangan menyangka, bahwa usaha Andalah yang menyebabkan-Nya melakukan itu. 

Jikalau Anda berpendapat seperti itu selama ini, maka segeralah sadar dan insaf. Kemana saja pemikiran Anda selama ini, yaitu ketika Dia memberikan berbagai bantuan-Nya kepada Anda, mulai dari makanan yang menghindarkan Anda dari rasa lapar, minuman yang membebaskan Anda dari rasa haus, pakaian yang melindungi Anda dari rasa dingin, dan sebagainya. Kemudian kemanakah fikiran Anda ketika Dia memberikan penjagaan-Nya kepada Anda. Ketika, misalnya, Anda berada di jurang kematian, maka Dia menyelamatkan Anda dengan kekuasaan-Nya. Ingatlah semua itu, dan fikirkanlah baik-baik

Pada zaman azali dulu, tidak ada yang namanya ikhlas beramal dan keadaan-keadaan spritual, karena Anda dan seluruh manusia ini belum Ada, begitu juga halnya dengan ketetapan hukum. Pada waktu itu, yang ada hanyalah karunia-Nya dan kedermawanan-Nya. 

Sudahlah, janganlah mengkhayal lagi. Jangan pernah menyangka, bahwa permintaan Andalah yang menyebabkannya memberikan apa yang Anda inginkan. Tidak, sama sekali tidak. Semua yang Anda terima pada saat sekarang ini adalah karunia-Nya semata dan sudah ditentukan-Nya semenjak zaman azali. 

Ketentuan Azali Sangatlah Mulia

Ketentuan Azali Sangatlah Mulia


Hikmah Keseratus Tujuh Puluh

Ketentuan Azali Sangatlah Mulia

جَلَّ حُكْمُ الْأَزَلِ أَنْ يَنْضَافَ إِلَى الْعِلَلِ

“Ketentuan azali Allah Swt sangatlah mulia jikalau disandarkan pada berbagai sebab.” 


Ibn Athaillah al-Sakandari 

Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari 


Ketentuan Allah Swt yang termaktub di Lauh Mahfudz semenjak zaman azali, apakah Dia akan memberikan rezki-Nya kepada Anda atau tidak, tidak layak disandingkan dengan rangkaian sebab-musabbab yang baru muncul kemudian hari. 

Dia adalah Zat yang Maha Mulia dan Maha Pemberi. Jikalau Dia ingin memberi, maka Dia tidak membutuhkan doa Anda. Cukuplah dengan mengatakan “Terjadi”, maka akan terjadilah apa yang diinginkan-Nya. 

Sekali lagi, doa yang Anda panjatkan adalah salah satu bentuk Ubudiyyah Anda kepada-Nya, yaitu Ubudiyyah seorang hamba kepada Tuhannya. Ia bukanlah rangkaian sebab, karena segala sesuatu di dunia ini sudah ada dalam ketetapan-Nya. 

Jangan Rendahkan Fakir

Jangan Rendahkan Fakir


Ada Syair Zaman Jahiliyah berucap


Laa Tahin al-Faqir

Jangan menghina (merendahkan) orang fakir


'Allaka Tarka' Yauman

Bisa jadi suatu hari Anda merendahkan diri


Wa al-Dahr Yarfa'ahu

Dan Zaman mengangkatnya (meninggikanya)


Jikalau diperhatikan kata-kata yang ada dalam syair, secara akidah mungkin ada beberapa kata yang bermasalah. Maklum saja, syair jahiliyyah. Namun maknanya, benar.

Jangan pernah kita merendahkan siapa pun. Sebab, Allah SWT mempergilirkan hari. Tilka al-Ayyam-u Nudawiluha Bain al-Nas; Itulah hari-hari yang kami pergilirkan di antara manusia. 

Bisa jadi sekarang kita di atas,  namun besok di bawah. Begitu sebaliknya. Tidak ada yang abadi di satu keadaan. 

Dalam riwayat dijelaskan: “Cukup bagi seseorang menjadi keburukan baginya ketika ia merendahkan muslim lainnya.”


IG: @dapakihati

Sunnah Berdoa Menjelang Berbuka

Sunnah Berdoa Menjelang Berbuka


Salah satu keutamaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang berpuasa adalah doa yang makbul ketika akan berbuka puasa. Dan ini tidak hanya khusus puasa wajib, baik Ramadhan dan selainnya, namun juga puasa sunnah. 
Al-Baihaqi meriwayatkan, dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: 
للصائم عند إفطاره دعوة مستجابة
"Bagi orang yang berpuasa, ketika berbukanya, ada doa Mustajab." 
Dalam riwayat Ibn Majah dijelaskan, Abdullah bin 'Amr menjalankan sunnah ini dengan berdoa: 
اللّهُـمَّ إِنَّـي أَسْـأَلُـكَ بِرَحْمَـتِكَ الّتي وَسِـعَت كُلَّ شيء، أَنْ تَغْـفِرَ لي
"Ya Allah, aku memohon kepada-MU dengan rahmat-Mu yang melingkupi segala sesuatu, agar Engkau mengampunkanku." 
Sunnah ini juga diriwayatkan oleh riwayat Abdullah bin Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhuma, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu'ab al-IMan, mengatakan: 
"Bagi setiap mukmin ada doa yang Mustajab ketika berbuka; bisa jadi Allah SWT segerakan di dunia atau disimpankan baginya di akhirat." 
Dalam doa yang dibaca oleh Abdullah bin Umar menjelang berbukanya: 
يا واسع المغفرة اغفر لي
"Wahai Zat yang Maha Luas ampunan-Nya, ampunilah diriku." 
Semoga kita diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk mengamalkannya. []