Sunnah Makan Bersama

Sunnah Makan Bersama


Bersatu dan tidak bercerai-berai, merupakan salah satu point penting yang selalu didorong oleh Rasulullah Saw agar Umat Islam menetapinya. 
Banyak jalan dan wasilah yang dianjurkan untuk mencapainya. Salah satunya adalah makan bersama-sama, tidak sendiri-sendiri. 
Diriwayatkah oleh Abu Daud, dari Wahsyi bin Hazbin radhiyallahu anhu: 
يا رسولَ اللَّهِ إنَّا نأكلُ ولا نَشبعُ قالَ: فلعلَّكُم تأكُلونَ متفرِّقينَ ؟ قالوا: نعَم، قالَ: فاجتَمعوا على طعامِكُم، واذكُروا اسمَ اللَّهِ علَيهِ، يبارَكْ لَكُم فيهِ
"Wahai Rasulullah, kami makan namun kami tidak kenyang-kenyang." 
"Mungkin kalian makan sendiri-sendiri?" Kata Nabi Muhammad Saw. 
"Ya," jawab mereka. 
"Maka, bersama-samalah pada makanan kalian. Sebutlah nama Allah SWT. Kalian akan diberkahi padanya." 
Dalam riwayat ini, ada dua syarat agar keberkahan menyertai makanan yang akan dimakan: Pertama, Berkumpul. Kedua, Menyebut nama Allah SWT sebelum mulai makan. 
Keberkahan itu bukan sekadar di makanan dan bekasnya di badan, namun juga dalam baiknya hubungan keluarga. Berada di satu meja makan (majelis); makan bersama-sama, akan menguatkan hubungan tersebut,[]
Sunnah Shalat Istikharah

Sunnah Shalat Istikharah


Kadangkala, kita galau menghadapi sebuah urusan; bingung tentang keputusan yang akan diambil. Ada sisi baiknya. Namun, ada juga sisi buruknya. 

Dalam kondisi seperti ini, Rasulullah Saw mengajarkan kita suatu sunnah, dikenal dengan Sunnah Istikharah; meminta petunjuk Rabb sekalian alam. Dengan petunjuk-Nya, jalan yang akan kita tempuh semakin jelas dan nyata. 

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw mengajarkan kami Istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami surat al-Quran: 

"Jikalau salah seorang di antara kalian berkeinginan untuk suatu urusan, maka hendaklah ia shalat dua rakaat bukan wajib, kemudian hendaklah ia membaca: 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ ارْضِنِي بِهِ

"Ya Allah, saya meminta pilihan-Mu dengan ilmu-Mu; saya memohon kuasa-Mu; saya memohon karunia-Mu yang agung. Engkau mampu, dan saya tidak mampu. Engkau tahu, dan saya tidak tahu. Dan Engkau Maha Mengetahui yang Ghaib. Ya Allah, jikalau Engkau tahu bahwa urusan ini baik bagiku untuk agamaku, kehidupanku, dan ujung urusanku, maka takdirkanlah ia bagiku, mudahkanlah dan berkahilah. Dan jikalau Engkau tahu bahwa urusan ini buruk bagi agamaku, hidupku, dan ujung urusanku, maka jauhkanlah ia dariku, dan jauhkanlah aku darinya. Takdirkanlah kebaikan bagiku dimana pun adanya, kemudian ridhailah aku dengannya." 

Jabir mengatakan, "Disebutkan hajatnya." 

Istikharah itu berlaku untuk segala hal. Bukan untuk masalah-masalah besar saja. Tidak selalu harus disertai mimpi setelahnya untuk menjelaskan langkah yang sebaiknya diambil. Tetapi, ketenangan hati dan kenyaman untuk suatu pilihan, kemudian kemudahan yang Allah SWT berikan, itu merupakan petunjuk. Jikalau terasa sulit, maka tinggalkan urusan tersebut. 

Doa Istikharah, menurut para Ulama, bisa dibaca sebelum salam atau setelah salam. Dan bisa juga dibaca tanpa shalat, utamanya bagi perempuan yang sedang haidh misalnya atau tidak ada kesempatan untuk mengerjakan shalat karena suatu uzur. []

Sunnah Tidak Berharap Kematian

Sunnah Tidak Berharap Kematian


Kadangkala, beban hidup terasa berat. Sebagian orang ada yang berharap "meninggal"saja; berharap dicabut nyawanya oleh Allah SWT, merasa dengan itu bisa melepaskan dirinya dari belitan masalah. 
Padahal, itu bukanlah solusi. Itu hanyalah sekadar lari dari masalah. 
Rasulullah Saw melarang perasaan negatif ini, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu: 
 لا يَتَمَنَّى أحدُكم الموتَ ، إمَّا مُحْسِنًا ، فلَعَلَّه يَزدادُ ، وإمَّا مُسِيئًا فلَعَلَّه يَسْتَعْتِبُ
"Janganlah salah seorang di antara kalian berharap kematian. Bisa jadi ia orang yang baik, maka mudah-mudahan (kebaikannya) bertambah. Dan bisa jadi ia orang yang buruk, maka mudah-mudahan ia sadar." 
Kalau pun benar-benar ujiannya sudah berat, tidak ada jalan lain kecuali kematian, maka ada doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu: 
"Jangan sampai salah seorang dari kalian berharap kematian karena mudharat yang menimpanya. Kalau pun harus (berharap), maka ucaplah: 
اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
"Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan itu baik bagiku. Dan wafatkanlah aku jikalau kematian itu lebih baik bagiku." 
Tapi ingat, doa itu bukan Pokok Masalah. 
Pokok Masalahnya, jangan berharap kematian. []
Sunnah Tasbih dan Tahmid Setiap Hari

Sunnah Tasbih dan Tahmid Setiap Hari


Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika disuruh untuk membaca satu bacaan zikir sebanyak 100 kali? 
Berat. Lama.
Kemudian ujungnya malas. 

Padahal, kalau dijalankan, ternyata tidak lama. Hanya butuh beberapa menit. Kadangkala, pikiran kita menjadi penghalang amal kita karena kebanyakan dipikirkan daripada dilakukan. 

Nah, salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw adalah membaca zikir: 
سُبْـحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
(Subhanallahi wa Bihamdihi)
Sebanyak 100 kali dalam sehari. 

Mari kita lihat pahalanya!
Sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi Saw bersabda: 
 من قال : سبحان اللهِ وبحمدِه مائةَ مرةٍ غُفرَتْ له ذنوبُه وإنْ كانتْ مثلَ زبَدِ البحرِ 
"Siapa yang membaca Subhanallahi wa Bihamdihi sebanyak 100 kali, maka diampunkan dosa-dosanya walapun seperti buih di lautan."

Masya Allah. Banyaknya dosa kita akan dihapuskan berkat zikir ini. 

Kalau kita ingin mendapatkan pahala yang lebih besar lagi, hendaklah kita menjaganya siang dan sore; 100 kali di pagi hari dan 100 kali di sore hari, agar pahala yang kita dapatkan menjaga pahala unggulan di akhirat kelak. 

Diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi Saw bersabda: 
 مَن قالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، مِائَةَ مَرَّةٍ، لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَومَ القِيَامَةِ بأَفْضَلَ ممَّا جَاءَ به، إِلَّا أَحَدٌ قالَ مِثْلَ ما قالَ، أَوْ زَادَ عليه
"Siapa yang mengucapkan ketika pagi dan ketika sore: Subhanallahi wa Bihamdihi sebanyak 100 kali, maka tidak akan ada seorang pun pada hari kiamat membawa sesuatu yang lebih baik dari apa yang dibawanya. Kecuali, seseorang yang mengucapkan seperti yang diucapkannya atau melebihinya." 

Semoga kita bisa mendawamkannya; menjaganya. []
Sunnah Sujud Syukur

Sunnah Sujud Syukur


Bukan hanya sekali dua kali, bahkan berkali-kali kita mendapatkan kabar gembira yang menyenangkan hati. 

Ada kabar sahabat atau keluarga yang berhasil meraih kesuksesan. Ada yang berhasil keluar dari krisis ekonomi. Ada kabar kesembuhan. Dan banyak lagi yang lainnya. 

Pastinya, semuanya itu tidak akan didapatkan kecuali karena karunia Allah SWT dan taufik-Nya. 
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)

(Surat al-Nahl: 53)

Salah satu Sunnah Nabi Muhammad Saw ketika kita mendapatkan kabar baik atau kabar yang menyenangkan hati adalah sujud Syukur. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud, dari Abu Bakrah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Muhammad Saw jikalau mendapati sesuatu yang membahagiakan atau kabar yang menyenangkan, maka beliau sujud bersyukur kepada Allah SWT. 

Selain sebagai bentuk syukur kepada-Nya, ia juga akan menghapus rasa Ujub di dalam hati kita, kemudian juga menyiarkan kepada khalayak bahwa nikmat wajib disyukuri.[]