Beribadah untuk Mengharapkan Sesuatu dan Menghindari Sesuatu Lainnya

Beribadah untuk Mengharapkan Sesuatu dan Menghindari Sesuatu Lainnya


Hikmah Kesembilan Puluh Tiga

مَنْ عَبَدَهُ لِشَيْءٍ يَرْجُوْهُ مِنْهُ أَوْ لِيَدْفَعَ بِطَاعَتِهِ وُرُوْدَ الْعُقُوْبَةِ عَنْهُ فَمَا قَامَ بِحَقِّ أَوْصَافِهِ

“Barangsiapa yang menyembah Allah Swt untuk sesuatu yang diharapkannya atau untuk menolak siksaan dengan ketaatannya, maka ia belum menunaikan hak sifat-sifatNya.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Jikalau Anda menyembahnya untuk mendapatkan sesuatu dari-Nya, atau mengharapkan ganjaran-Nya, atau untuk menghindari siksaan yang dijanjikan-Nya, berarti Anda belum menunaikan hak-hak sifatNya. Anda harus tahu, bahwa Anda menyembah-Nya bukan untuk mendapatkan nikmat-Nya atau menghindari azab-Nya, akan tetapi semata-mata karena kebesaran Zat-Nya dan keagungan sifat-sifatNya. 

Bukankah Dia adalah Zat yang Maha Kuasa, yang mampu melakukan apapun kepada para hamba-Nya?! Walaupun, misalnya, Anda tidak menunaikan amal kebaikan dan tidak mengerjakan ibadah untuk menyembah-Nya, maka Dia akan tetap memberikan rezki-Nya kepada Anda. 

Walaupun Anda menyembahnya sepanjang hayat Anda dan dalam setiap desah nafas Anda, namun jikalau Dia menginginkan Anda mendapatkan siksaan-Nya atau terhalang dari rezki-Nya, maka Anda tetap tidak akan mendapatkannya. 

Beribadahlah kepada-Nya dengan keikhlasan hati. Janganlah beribadah semata-mata mengharapkan balasan-Nya. Anda adalah hamba-Nya, bukan hamba balasan yang telah dijanjikan-Nya. Jikalau Anda menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, Anda akan mendapatkan hak Anda dengan sendirinya.