Sebaik-baik Waktu Seorang Hamba

Sebaik-baik Waktu Seorang Hamba


Hikmah Keseratus Satu

خَيْرُ أَوْقَاتِكَ وَقْتٌ تَشْهَدُ فِيْهِ وُجُوْدَ فَاقَتِكَ وَتَرُدُّ فِيْهِ إِلَى وُجُوْدِ ذِلَّتِكَ

“Sebaik-baik waktumu adalah ketika engkau menyadari kefakiranmu dan kembali mengakui kehinaanmu.”


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Iman memang selalu mengalami fluktuasi. Kadang-kadang naik, dan kadang-kadang turun. Dan sebaik-baik waktu yang dimiliki seorang hamba adalah ketika ia merasakan kefakirannya kepada Allah Swt dan merasa hina di hadapan-Nya. 

Ketika Anda mendapatkan rezki yang banyak dan kebahagiaan yang besar, biasanya Anda lupa kepada-Nya, karena larut dalam buaian harta. 

Sebenarnya, ketika Anda lalai mengingat-Nya, maka itu adalah waktu terburuk yang pernah Anda miliki. Janganlah Anda terlalu bergembira ketika mendapatkan suatu kenikmatan, dan jangan pula terlalu bersedih ketika tertimpa suatu bencana. Biasa-biasa sajalah, tidak usah berlebih-lebihan. 

Allah Swt menguji Anda bukanlah untuk menghinakan Anda atau menjatuhkan Anda ke dalam jurang kehancuran. Dia melakukannya untuk menguji orosinalitas keimanan Anda; Apakah iman Anda itu kuat atau tidak?! Apakah Anda mudah dihancurkan atau tidak?!

Dia tidak akan menguji Anda, tanpa ada tujuan, hikmah dan rahasia di baliknya. Cukuplah Anda meyakininya, maka Anda tidak akan bersedih, bahkan itu moment yang tepat untuk intropeksi diri. Anda hanyalah hamba yang fakir dan hina di hadapan-Nya. Dialah Zat yang Maha Kuasa dan mampu melakukan apapun yang diinginkan-Nya.