Tanda Tertipu

Tanda Tertipu


Hikmah Ketujuh Puluh Tujuh

الْحُزْنُ عَلَى فُقْدَانِ الطَّاعَةِ مَعَ عَدَمِ النُّهُوْضِ إِلَيْهَا مِنْ عَلَامَاتِ الْاِغْتِرَارِ

“Bersedih ketika kehilangan kesempatan menjalankan ketaatan, tanpa adanya usaha untuk bangkit mengerjakannya merupakan salah satu tanda tertipu.”


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Jikalau Anda tidak sempat atau kehilangan moment menjalankan suatu ketaatan, kemudian Anda bersedih, maka itu adalah tanda kebaikan dan Anda akan mendapatkan ganjaran khusus dari Allah Swt. Hanya saja, jikalau Anda terus larut dalam kesedihan dan sama sekali tidak bangkit mengerjakannya, maka itu adalah tanda ketertipuan. 

Jikalau, misalnya, hari ini Anda melewatkan waktu berpuasa sunnah, kemudian Anda menyesal, namun hanya menyesal saja, maka itu tidak ada mamfaatnya sama sekali. Point paling penting yang perlu Anda kerjakan adalah lansung bergerak dan beraksi, jangan hanya menunggu dan bersedih. 

Ibarat cita-cita, jikalau Anda hanya bisa mengkhayal dan bermimpi, maka itu sama sekali tidak akan merubah keadaan. Sama halnya ketika Anda bercita-cita menjadi pengusaha sukses, namun yang Anda kerjakan hanyalah tidur dan bermimpi belaka, maka tidak ada hasil yang akan Anda dapatkan. 

Sesalilah moment ketaatan yang Anda lewatkan, tetapi jangan larut. Segeralah beraksi dan hempaskan segala kelalaian.