Sunnah Berjalan Cepat

Sunnah Berjalan Cepat


Waktu adalah Modal Hidup; nikmat besar yang Allah SWT berikan kepada para hamba-Nya; nikmat yang tidak ternilai dan tidak terhingga. Maka, kita berkewajiban untuk menjaganya. Dan Rasulullah Saw adalah teladan terbaik dalam hal ini. Demi menjaga nilai waktu, beliau suka mempercepat langkahnya jikalau berjalan.


Dalam riwayat al-Turmudzi, dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu menjelaskan cara berjalannya Rasulullah Saw: 

إذا مشى تكفأ تكفؤا كأنما ينحظ من صبب

"Jikalau beliau berjalan, maka berjalan condong ke arah depan seakan-akan menuruni jalan menurun."


Kita bisa bayangkan bagaimana cara jalannya Nabi Muhammad Saw dan bagaimana cepatnya. Tentunya ini tidak menafikan wibawa dan ketenangan. Dalam artian, cara jalannya Nabi Muhammad Saw adalalah cara berjalan yang berusaha menyingkat waktu namun tidak melelahkan badan. 


Kalau dibuat ukurannya, bisa dikatakan di bawah berlari atau di bawah gaya berjalan cepat yang kita kenal dalam olahraga. Inti sebenarnya ada di penjagaan waktunya. Semoga kita bisa menjaga sunnah yang mulia ini. []

Beda Laki-Laki & Perempuan Dalam Mengusap Kepala Ketika Wudhu

Beda Laki-Laki & Perempuan Dalam Mengusap Kepala Ketika Wudhu


Dari Umm al-Mukmin Aisyah radhiyallahu anha diriwayatkan, ia mengusap seluruh kepalanya. Dijelaskan oleh al-Nasai (100) dari Aisyah: 

أنها وَضَعَتْ يَدَهَا فِي مُقَدَّمِ رَأْسِهَا، ثُمَّ مَسَحَتْ رَأْسَهَا مَسْحَةً وَاحِدَةً إِلَى مُؤَخَّرِهِ، ثُمَّ أَمَرَّتْ يَدَهَا بِأُذُنَيْهَا

“Ia meletakkan tangannya di bagian depan kepalanya, kemudian mengusap seluruh kepalanya sampai bagian akhirnya, kemudian melewatkan tangannya di kedua telinganya.”

(Dishahihkan pensanadannya oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud)

Namun, ada juga riwayat shahih dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ahuma yang mencukupkan dengan mengusap sebagian kepala. Diriwayatkan oleh Abd al-Razzaq (1/6) dari Nafi': 

 أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يُدْخِلُ يَدَيْهِ فِي الْوَضُوءِ، فَيَمْسَحُ بِهِمَا مَسْحَةً وَاحِدَةً الْيَافُوخَ قَطْ

“Ibn Umar memasukkan kedua tangannya ke dalam air untuk berwudhu, kemudian mengusap bagian depan kepalanya dengan kedua tangannya, sekali usapan saja.”

Diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah (1/ 22) dengan pensanadan yang shahih, dari Ibn Umar: 

أَنَّهُ كَانَ يَمْسَحُ مُقَدَّمَ رَأْسِهِ مَرَّةً وَاحِدَةً

“Ia mengusap bagian depan kepalanya, sekali saja.” 

Ibn Hajar menjelaskan dalam Kitab Fath al-Bari (1/ 293): 

وَصَحَّ عَن ابن عمر الِاكْتِفَاء بمسح بعض الرَّأْس ، قَالَه ابن الْمُنْذِرِ وَغَيْرُهُ وَلَمْ يَصِحَّ عَنْ أَحَدٍ مِنَ الصَّحَابَة إِنْكَار ذَلِك ، قَالَه ابن حَزْمٍ

“Shahih dari Ibn Umar yang mencukupkan diri dengan mengusap sebagian kepala. Hal ini disampaikan oleh Ibn al-Mundzir dan selainnya. Dan tidak ada riwayat shahih dari seorang pun sahabat Nabi Muhammad Saw yang mengingkarinya sebagaimana disampaikan oleh Ibn Hazm.” 


MENGUSAP KEPALA BAGI WANITA

Masalah mengusap rambut bagi perempuan, maka Imam Ahmad memiliki dua riwayat pendapat dalam masalah ini. 

Riwayat pertama, perempuan dan laki-laki hukumnya sama dalam mengusap kepala; wajib sempurna. 

Riwayat kedua, perempuan mengusap sebagian kepalanya, berbeda dengan laki-laki. Riwayat ini dishahihkan oleh kebanyakan pengikut Imam Ahmad. 

(Lihat Kitab al-Mughni: 1/ 87)

Sebab Imam Ahmad memberikan keringanan (Rukhshah) dalam masalah “mengusap kepala” bagi perempuan: 

Pertama, terkait masalah "mengusap kepala" itu yang diperbedakan maknanya oleh para Ulama. 

Kedua, kemudian riwayat Aisyah radhiyallahu anha yang melakukannya. 

Harb al-Kirmani menjelaskan: 

سئل أحمد : كيف تمسح المرأة برأسها؟ 

قال "من تحت الخمار، ولا تمسح على الخمار.

قيل له : فتمسح الرأس كله؟

 قال: قد قال بعضهم: تمسح مقدم رأسها، واختلفوا فيه.

فكأنه رخص فيه، ومذهبه: أن تمسح الرأس

Imam Ahmad ditanya: “Bagaimana wanita mengusap kepalanya?” 

Ia menjawab, “(mengusap) di bawah Jilbabnnya, dan tidak mengusap di atas Jilbabnya.” 

Ditanya lagi: “Apakah ia mengusap seluruh kepalanya.” 

Ia menjawab: “Sebagian Ulama mengatakan ia mengusap bagian depan kepalanya. Dan mereka berbeda pandangan mengenai hal ini.”

Seakan-akan ia memberikan keinganan (dalam masalah ini). Mazhabnya: Wanita itu harus mengusap seluruh kepalanya.

(Lihat Kitab Masail Harb: 125)

Utamanya, tidak mencukupkan diri dengan bagian depan kepala, karena kuatnya dalil-dalil yang menunjukkan untuk mengusap semua kepala, kemudian tidak adanya dalil-dalil shahih yang jelas lagi marfu' terkait adanya keringan dalam masalah tersebut. 

Ibn al-Qayyim al-Jauziyah menjelaskan dalam Kitab Zaad al-Ma'ad (1/ 187): 

وَلَمْ يَصِحَّ عَنْهُ [يعني النبي صلى الله عليه وسلم] فِي حَدِيثٍ وَاحِدٍ أَنَّهُ اقْتَصَرَ عَلَى مَسْحِ بَعْضِ رَأْسِهِ الْبَتَّةَ، وَلَكِنْ كَانَ إِذَا مَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ كَمَّلَ عَلَى الْعِمَامَةِ

“Tidak ada riwayat shahih (dari Nabi Muhammad Saw) di satu satu hadits pun bahwa beliau mencukupkan diri dengan mengusap sebagian kepalanya. Namun, jikalau beliau mengusap bagian depan kepalanya, maka beliau menyempurnakannya dengan bagian atas ‘Imamahnya.”

Hanya saja, jikalau ada yang berpandangan bahwa perempuan mendapatkan keringan (Rukhshah) untuk membasuh bagian depan kepalanya saja, namun tidak boleh juga diingkari, sebab perbedaan pendapat dalam masalah ini cukup kuat. 

Syeikh Muhammad bin Utsaimin pernah ditanya, apakah disunnahkan bagi perempuan untuk mengusap kepalanya ketika berwudhu; dimulai dari depan kepalanya, kemudian ke bagian belakang kepala, kemudian ke bagian depannya lagi, seperti laki-laki. Maka, jawabannya: 

نعم . لأن الأصل في الأحكام الشرعية أن ما ثبت في حق الرجال ثبت في حق النساء، والعكس بالعكس ، ما ثبت في حق النساء ثبت في حق الرجال إلى بدليل ، ولا أعلم دليلاً يخصص المرأة في هذا.

وعلى هذا؛ فتمسح من مقدم الرأس إلى مؤخره ، وإن كان الشعر طويلاً فلن يتأثر بذلك ، لأنه ليس المعنى أن تضغط بقوة على الشعر حتى يتبلل أو يصعد إلى قمة الرأس ، إنما هو مسح بهدوء

“Iya, sebagai pada dasarnya dalam Hukum Syariat, apa yang ditetapkan bagi laki-laki, maka juga berlaku bagi perempuan. Begitu juga sebaliknya; apa yang diberlaku bagi perempuan, juga berlaku bagi laki-laki, kecuali ada dalilnya. Dan saya tidak mengetahui satu dalil pun yang mengkhususkan wanita dalam hal ini. 

Berdasarkan hal ini, maka ia mengusap bagian depan kepalanya sampai bagian belakanya. Jikalau rambutnya panjang, maka itu tidak masalah sama sekali. Sebab maknanya, bukan berarti ia harus menekan kuat rambutnya sampai basah atau sampai ke puncak kepala. Hanya perlu mengusap dengan tenang.” 

(Lihat Majmu' Fatwa al-Syaikh Ibn Utsaimin: 11/ 151)

Sunnah Qiyamullail

Sunnah Qiyamullail


Qiyamullail, atau Tahajjud secara khusus, merupakan salah satu sunnah yang selalu dijaga oleh Rasulullah Saw sepanjang hidupnya, bahkan dalam kondisi sakit dan malas sekali pun. 


Diriwayatkan oleh Abu Daud, dari Abdullah bin Abi Qais, dari Aisyah radhiyallahu anha mengatakan: 

لا تدع قيام اللَّيْلِ، فَإِنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم كان لا يدعه، وكان إذا مرض، أو كسل، صلى قاعِدا

"Jangan tinggalkan Qiyamullai. Sebab, Rasulullah Saw dahulu tidak meninggalkannya. Jikalau beliau sakit atau malas, maka beliau mengerjakannya dengan duduk." 


Para sahabat sendiri, diwanti-wanti oleh Rasulullah Saw untuk benar-benar menjaganya; tidak malas dan jenuh melakukannya. 


Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu anhuma berkata, "Rasulullah Saw berkata kepadaku: 

يا عبد الله ، لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل، فترك قيام الليل

'Wahai Abdullah, jangan engkau seperti Fulan. Dahulu ia (menjaga) Qiyamullail, kemudian ia meninggalkan Qiyamullail." 


Waktunya terbentang antara sehabis Shalat Isya sampai masuk waktu Shalat Subuh. Waktunya lama dan panjang. Ada sekitar 8-9 Jam. Kita bisa mengisinya dengan 2 rakaat atau 4 rakaat atau 8 rakaat atau lebih banyak lagi. Bahkan ada riwayat yang menjelaskan, minimal sekali 1 rakaat witir. 


Dalam waktu malam yang begitu panjang, apakah kita mau mengabaikan sunnah yang mulia ini?!


Diriwayatkan oleh Abu Daud, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw bersabda: 

من قام بعشر آياتٍ لم يُكتب من الغافلين، ومن قام بمائة آية كتب من القانتين، ومن قام بألف آيه كتب من المُقنطرين

"Siapa yang ber-Qiyam dengan sepuluh ayat, maka ia tidak akan dicatat (bagian) dari orang-orang yang lalai. Siapa yang ber-Qiyam dengan seratus ayat, maka ia akan dicatat (bagian) dari Ahli Ibadah. Dan siapa yang ber-Qiyam dengan seribu ayat, maka ia dicatat (bagian) dari orang-orang yang mendapatkan limpahan pahala (besar)." 


Semoga Allah SWT mudahkan kita menjaga Sunnah ini; Istiqamah menjalankannya.[]

Anda Bukan Siapa-Siapa!

Anda Bukan Siapa-Siapa!


ليس من الرشد .. أن تصنف الناس إلى أعداء وأصدقاء وكاتك مركز الكون ! فهناك الكثيرون .. لم يعلموا بوجودك أصلاً

TIDAK LOGIS... JIKALAU ANDA MEMBAGI MANUSIA MENJADI MUSUH DAN TEMAN, SEOLAH- OLAH ANDA PUSAT SEMESTA. ADA BANYAK ORANG YANG SAMA SEKALI TIDAK MENGENAL ANDA. SAMA SEKALI


Syeikh DR. Salman al-Audah

***


Kadangkala, kita itu sok "iyes"; seolah-olah manusia paling berpengaruh di muka bumi; paling punya kuasa; paling berpengaruh. Padahal, kita ini bukan siapa-siapa. Jikalau dibilang terkenal, masih banyak yang tidak kenal kita siapa. Jikalau dibilang pintar, banyak disana yang lebih pintar. Jikalau dibilang lebih shaleh, banyak orang lain yang lebih shaleh. 


Jadi apa kelebihan kita? 

Di atas langit masih ada langit. 


Maka, jangan berlagak pula membagi manusia berdasarkan "syahwat" kita. Kalau sejalan dengan pikiran itu, itu golongan selamat. Dan kalau berbeda pikiran dengan kita, maka golongan celaka. 


Lihat diri kita! Kita berasal dari apa?!

Manusia akan Mengantuk Setelah Makan

Manusia akan Mengantuk Setelah Makan


 كُلّ دابة تعمل بعد الشبع،  إلّا ابن آدم إذا شبع رقد

Semua yang Melata di Muka Bumi akan Bekerja Setelah Kenyang. Kecuali Manusia; Jikalau Kenyang, ia akan Tidur


Imam Sahnun al-Maliki

(Dalam Kitab Tartib al-Madarik: 1/ 360)

***

Maka, hendaklah manusia  beramal dulu, kemudian baru makan kalau sudah waktunya makan. Kalau makan didahulukan, maka biasanya yang ada setelahnya: ngantuk, terus tidur. Minimal, tidak konsentrasi. 


Kira-kira begitu ^_^


Pandangan terbuka dikritik. Ini pandangan pribadi Imam Sahnun sepertinya. 


Makanya, dahulu Imam Sufyan al-TSauri mengatakan: 

اشبع الحمار ثم كده

"Keledai jikalau kenyang, maka ia akan bekerja (keras)." 

Masak kalah sama keledai?!

Maka, beliau setelah kenyang akan shalat sampai lelah sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT dengan anggota badannya, dan lisannya.

Membebaskan Diri dari Fanatisme Mazhab & Taklid Buta

Membebaskan Diri dari Fanatisme Mazhab & Taklid Buta


تحررت من العصبية المذهبية والتقليد الأعمى لزيد أو لعمرو مِن المتقدمين أو المتأخرين.. هذا مع التوقير الكامل لأئمتنا وفقهائنا، فعدم تقليدهم ليس حطًّا من شأنهم؛ بل سيرًا على نهجهم، وتنفيذًا لوصاياهم بألا نقلدهم ولا نقلد غيرهم ونأخذ من حيث أخذوا

Aku Membebaskan Diriku dari Fanatisme Mazhab dan Taklid Buta kepada Zaid atau Amr dari Kalangan Ulama Terdahulu (al-Mutaqaddimun) atau dari Kalangan Ulama Terkini (al-Mutaakkhirin). Dan ini (tentunya) Disertai dengan Penghormatan Penuh kepada Para Imam Kita dan Para Ahli Fikih Kita. Tidak Taklid kepada Mereka, Bukan Berarti Menjatuhkan Kedudukan Mereka, Bahkan itu (berarti) Menempuh Jalan (Manhaj) Mereka, Menjalankan Wasiat Mereka agar Kita Tidak Taklid Kepada Mereka dan Tidak juga Taklid kepada Selain Mereka. Kita Mengambil darimana Mereka Mengambil (Pendapat Mereka)

Syeikh DR. Yusuf al-Qaradhawi
@alqaradawy | 12.00 AM · 22 Sep 2023

Point Pertama
Semua kita, siapa pun itu, berkewajiban untuk membebaskan dirinya dari Fanatisme Mazhab dan Taklid Buta kepada siapa pun, baik Ulama dari kalangan Salaf maupun Khalaf. Kita perlu membuka hati dan pikiran terhadap pandangan-pandangan lainnya, selama pandangan itu memang berada di ruang yang diperbolehkan berbeda dalam Syariah. 

Point Kedua
Kita tidak Fanatik dan Taklid Buta, bukan berarti tidak menghormati para Ulama, para Ahli Fikih, ya!
Berbeda tetap harus menghormati. Jasa mereka sangat besar untuk Islam. Mereka sudah teruji zaman. Kita? Entah bisa selamat dari fitnah kehidupan ini atau tidak, hanya Allah SWT saja yang Maha Tahu. 

Point Ketiga
Ketika kita memilih untuk tidak Fanatik atau Taklid Buta, pada dasarnya kita menjalankan wasiat mereka. Dalam banyak riwayat dijelaskan, mereka melarang siapa pun untuk taklid kepada mereka dan memerintahkan untuk mengikuti kebenaran, dari siapa pun datangnya. 

Point Keempat
Kita mengambil pandangan dari hulu pandangan mereka, yaitu al-Quran dan Sunnah. Namun tentunya, tetap dengan memperhatikan pandangan para Imam. Bukan dengan akal kita sendiri mengolah kedua wahyu tersebut (al-Quran dan Sunnah) []
Sunnah Doa Berkendara

Sunnah Doa Berkendara


Apapun yang kita lakukan di kehidupan sehari-hari, ada tuntunannya dalam Islam. Termasuk ketika kita akan mengendarai kenderaan. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Ali bin Rabi'ah menceritakan: 

(Suatu hari) aku melihat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu dibawakan kenderaan untuk dikenderainya. Kemudian ketika ia meletakkan kakinya di kenderaan, maka ia membaca:

بسمِ اللَّهِ

[Bismillah]

"Dengan nama Allah." 

(3x)


Ketika berada di punggungnya: 

الحمدُ للَّهِ

[Alhamdulillah]

"Segala puji bagi Allah SWT]


Kemudian membaca: 

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

"Maha Suci Zat yang menundukkan ini bagi kami, padahal (sebelumnya) kami tidak mampu mengendalikannya. Dan kami akan kembali kepada Rabb kami." 


Kemudian ia membaca: 

الحمدُ للَّهِ

[Alhamdulillah]

"Segala puji bagi Allah SWT]

(3x)


اللَّهُ أكبر

[Allahu Akbar]

"Allah Maha Besar"

(3x)


Kemudian membaca: 

سبحانكَ إنِّي قد ظلمتُ نفسِي فاغفر لي فإنَّهُ لا يغفرُ الذُّنوبَ إلَّا أنت

[Subhanaka Inni Zhalamtu Nafsi Faghfirly Fa Innahu La Yaghfirudz Dzunuba Illa Anta]

"Maha Suci Engkau, aku sungguh telah menzalimi diriku, maka ampunilah aku. Tidak ada yang mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau."


Kemudian ia tertawa. 

"Apa yang Anda tertawakan, wahai Amirul Mukminin." Kata seseorang bertanya. 


Jawabnya: 

"Aku melihat Rasulullah Saw melakukan apa yang aku lakukan, kemudian beliau tertawa. Aku pun bertanya, 'apa yang Anda tertawakan wahai Rasulullah?' 


Beliau menjawab: 

Rabbmu kagum ketika seseorang yang mengucapkan: 

 ربِّ اغفر لي ذنوبي إنَّهُ لا يغفرُ الذُّنوبَ غيرُك

"Rabbighfirli Dzunubi Innahu La Yaghfirudz Dzunuba Ghairuka"

"Ya Rabb, ampunilah dosa-dosaku. Tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain-Mu." 


Insya Allah, sunnah ini mudah dilakukan; mudah dihafalkan. Kita mau berkendera apapun; mobil, motor, sepeda, bus, kereta, pesawat, dan lain-lain, maka hendaklah sunnah ini menjadi amalan kita. []

Perempuan Ini!

Perempuan Ini!


Mujalid bin Said al-Hamadany menceritakan, suatu hari gurunya al-Sya'bi sedang jalan bersama seorang wanita; bisa jadi istrinya atau seseorang yang sedang bertanya atau keperluan lainnya, kemudian seorang laki-laki yang kurang "cakap berpikirnya" bertanya:

"Siapa di antara kalian yang bernama al-Sya'bi."


"Perempuan ini!," Jawab al-Sya'bi kesal.


_ Jelas al-Sya'bi dikenal sebagai laki-laki. Dan yang ditanya cuman ada dua orang; satu laki-laki dan satu perempuan. Pasti yang laki-laki adalah al-Sya'bi, tanpa perlu ditanya.

Celana Jin

Celana Jin


Dahulu, dan mungkin sekarang, bagi orang Arab memakai celana itu sesuatu yang jarang dilakukan. Kalau tidak penting-penting amat, atau kalau bukan di moment-moment yang stylenya pakai celana, mungkin mereka tidak akan memakai celana.


Dalam Kitab Khazanah al-Adab karya al-Baghdadi diceritakan tentang seorang Arab Badui yang menemukan celana yang dibuang di sebuah jalan. 


Awalnya, ia menyangka itu adalah baju (kameja), bukan celana. Maka, ia pun mengambilnya, kemudian memasukkan kedua tangannya ke kedua bagian kaki celana. 


Nah, ketika ia hendak memasukkan kepalanya, ia tidak mendapati lobang masuknya sama sekali. 

"Saya rasa, ini bajunya Jin." 

Kemudian ia membuangnya. []

Menguji Keshahihan Cinta Kepada Allah SWT

Menguji Keshahihan Cinta Kepada Allah SWT


Bagaimana sih caranya agar kita bisa mengetahui, apakah kita mencintai Allah SWT atau tidak? Jangan-jangan, kita hanya mengaku-ngaku saja. Iya di lisan, tidak di hati dan perbuatan. 


Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu memberikan kuncinya kepada kita, dengan mengatakan: 

 من كان يحب أن يعلم أنه يحب الله ، فليَعرض نفسه على القرآن .. فإن أحب القرآن فهو يحب الله فإنما القرآن كلام الله

Siapa yang ingin mengetahui, apakah ia mencintai Allah SWT, maka hendaklah ia menguji dirinya dengan al-Quran; Jikalau ia mencintai al-Quran, maka berarti ia mencintai Allah SWT. Sebab, al-Quran adalah Kalamullah.


Maka, mari kita uji diri kita masing-masing!

Buka Mushaf, kemudian bacalah; apakah ada kenikmatan yang kita rasakan ketika membacanya? Atau justru sebaliknya, baru baca satu ayat, rasanya sudah bosan dan jenuh?


Itu juga yang dijelaskan oleh Utsman bin Affan radhiyallahu anhu: 

Jikalau hati kalian sehat; selamat, maka ia tidak akan puas dengan Kitab Rabbnya. 


Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mencintai-Mu dan kalam-Mu. []

Agar Mendapatkan Kenikmatan Dunia & Akhirat

Agar Mendapatkan Kenikmatan Dunia & Akhirat


Ada 3 hal yang akan menyebabkan seorang hamba mendapatkan kenikmatan hidup di dunia dan akhirat. 


Pertama, Bersabar Ketika Ujian

Ujian; Musibah; bala'; segala sesuatu yang tidak menyenangkan bagia manusia, cara menghadapinya adalah dengan bersabar. Jikalau dihadapi dengan celaan, caci maki, bersedih, galau, dan gelisah, itu sama sekali tidak akan mengubah keadaan. Justru sebaliknya, ujiannya akan terasa semakin berat. 


Kedua, Ridha dengan Qadha Allah SWT

Apapun yang Allah SWT tetapkan bagi kita, itulah yang terbaik bagi kita, sesuai dengan hikmah Allah SWT yang Maha Mengetahui dan Maha Bijak. Jangan murka, sebab apa yang kita inginkan belum tentu yang terbaik buat kita. Semua ketentuan yang Allah SWT gariskan bagi hamba-Nya adalah jalan terbaik. 


Ketiga, Berdoa Ketika Lapang

Jangan berdoa hanya ketika susah. Giliran senang, lupa dengan Allah SWT. Mukmin, harusnya selalu berharap kepada Allah SWT atas segala sesuatu, bahkan hal-hal sepele sekali pun dalam pandangan kita. []

Selebar Deritaku Karenamu

Selebar Deritaku Karenamu


Dalam Siyar A'lam al-Nubala (6/ 239) diceritakan bahwa al-A'masy dikarunia seorang anak yang kurang cakap berpikir. 


Suatu hari, al-A'masy memanggil anaknya, "Wahai anakku, sana pergi beli tali untuk jemuran." 

"Berapa panjangnya, wahai Ayah?" jawab anaknya. 

"10 hasta." 

"Lebarnya berapa?" tanya anaknya lagi

"Selebar deritaku karenamu," Jawab al-A'masy kesal. 


Masa' tali jemuran ditanya lebarnya.

Hehe... Ujian seorang 'Alim. []

Sunnah Mendapatkan Waktu Mustajab di Hari Jumat

Sunnah Mendapatkan Waktu Mustajab di Hari Jumat


Dalam seminggu, ada 7 hari yang Allah SWT berikan kepada kita; Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad. Di antara hari-hari tersebut, hari paling mulia adalah hari Jumat. 

Apa alasannya? Di antara jawabanya dijelaskan dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
خَيْرُ يَومٍ طَلَعَتْ عليه الشَّمْسُ يَوْمُ الجُمُعَةِ، فيه خُلِقَ آدَمُ، وفيهِ أُدْخِلَ الجَنَّةَ، وفيهِ أُخْرِجَ مِنْها
"Sebaik-baik hari yang matahari terbit di hari tersebut adalah Hari Jumat. Ketika itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan darinya."

Allah SWT menginginkan kaum muslimin untuk mengoptimalkan hari ini dengan sebaik-baiknya, mengoptimalkan ibadah-ibadah wajib dan memperbanyak ibadah-ibadah sunnah yang akan meninggikan derajatnya dan menggugurkan dosanya. Kemudian, Allah SWT menjadikan di hari yang mulia ini waktu yang mustajab untuk berdoa. 

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, suatu hari Rasulullah Saw berbucara tentang Hari Jumat, kemudian beliau menyebutkan: 
فيه ساعةٌ لا يُوافِقُها عبدٌ مسلمٌ وهو قائمٌ يُصلِّي يسأل اللهَ شيئًا إلا أعطاه إيَّاه
"Padanya ada suatu waktu yang tidak seorang hamba Muslim pun bertepatan dengannya, ketika ia sedang berqiyam-shalat, meminta sesuatu kepada Allah SWT, kecuali Dia akan memberikannya kepadanya (apa yang dimintanya)." 

Kapankah waktu mustajab tersebut? 
Para Ulama berbeda pendapat mengenai waktu tepatnya. Salah satu hikmahnya, agar kita bisa lebih banyak beramal, lebih banyak berdoa, dan lebih semangat mengisinya dengan kebajikan dan ketaatan. 

Ada sejumlah riwayat yang menjelaskan waktunya. Salah satunya dari Abu Burdah bin Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu anhuma, berkata kepadaku Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, 'Apakah engkau pernah mendengar bapakmu menghaditskan dari Rasulullah Saw tentang waktu (mustajab) di hari Jumat?' Aku menjawab, 'Ya, aku mendengarnya mengatakan, 'Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: 
هيِ ما بينَ أن يجلسَ الإمامُ إلى أن تُقضَى الصلاةُ
"Ia di antara Imam duduk, sampai shalat selesai." 

Ada riwayat-riwayat lainnya. Tapi intinya, seorang Muslim memahami dan mengetahui waktu yang mulia ini, kemudian mengisi sebagian besar waktunya untuk beribadah dan berdoa kepada Allah SWT untuk kebaikan dunia dan akhirat. [] 
Manusia yang Paling Dicintai Setan

Manusia yang Paling Dicintai Setan


ليس من بَنِي آدم أحبّ إلى شيْطانِهِ من النؤوم الأكول

Tidak ada dari Bani Adam yang Lebih Dicintai Setannya Melebihi Orang yang Banyak Tidur lagi Banyak Makan


Wahab bin Munabbih

Kitab Hilyah al-Auliya' (4/ 58)

***


Point Pertama

Manusia yang dicintai Setan itu bermacam-macam. Ada yang dicintai Setan di salah satu perbuatannya saja, dan ada yang dicintai setan untuk seluruh perbuatannya. Kalau sudah masuk ke kategori "cinta seutuhnya", setan tidak perlu menggodanya lagi; sudah menjadi sahabat; satu frekuensi. 


Semakin buruk seseorang, maka semakin ia menjadi kekasih Setan. Semakin baik, maka setan akan semakin jauh darinya dan akan semakin menjadi musuhnya. 


Kita berada di mana? 

Masing-masing kita yang tahu. 


Point Kedua

Tidur itu penting. Tapi kalau tidur terus, sampai melalaikan kewajiban, itu sudah keluar dari jalan yang lurus, masuk ke tracknya Setan. Kalau tidak mawas diri, lama-lama bisa menjadi teman baiknya. 


Tidurlah secukupnya. Jangan berlebihan. Tapi, jangan sampai kurang juga. Dalam riwayat dijelaskan, segala sesuatu ada haknya. Dan badan juga ada haknya; hak untuk istirahat. 


Point Ketiga

Makan juga penting. Tapi makan berlebihan, melebihi batasnya, bukan saja berbahaya, namun juga dilarang dalam Syariat. Makanlah secukupnya, agar badan kita kuat beribadah kepada Allah SWT . []

Allah SWT Menampakkan Maksiat di Wajah dan Lisan

Allah SWT Menampakkan Maksiat di Wajah dan Lisan


ما أسر أحد سريرة إلا أبداها الله

على صفحات وجهه، وفلتات لسانه

Tidaklah Seseorang Menyembunyikan Sebuah Rahasia, Kecuali Allah SWT Tampakkan di Roman Wajahnya dan Ketegelinciran Lisannya


Utsman bin Affan

(Kitab Tafsir Ibn Katsir: 7/ 297)


Maksudnya, Rahasia keburukan. 

Sekuat apapun seseorang menyembunyikannya, Allah SWT akan menampakkan di roman wajahnya, seolah-olah wajahnya itu menggambarkan maksiat yang disembunyikanya. Kecuali ia bertaubat dan memohon ampunan Allah SWT, serta meninggalkan perbuatan maksiatnya, maka roman itu akan terhapus dengan izin-Nya. 


Kemudian, ia juga akan Allah SWT tampakkan di ketegelinciran lisannya. Bisa jadi, tanpa sengaja, ia berbicara tentang maksiat yang disembunyikan.Tanpa ia inginkan. Dan itu mudah bagi Allah SWT. 


Ibn Taimiyah dalam Kitab al-Istiqamah (1/ 355) menjelaskan: 

إنَّ ما ﻓﻲ القلب ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻮﺭ ﻭﺍﻟﻈﻠﻤﺔ، ﻭﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺍﻟﺸﺮ، ﻳﺴﺮﻱ ﻛﺜﻴﺮًﺍ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﻭﺍﻟﻌﻴﻦ، ﻭﻫﻤﺎ ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ ﺍﺭﺗﺒﺎﻃًﺎ ﺑﺎﻟﻘﻠﺐ

Di hati itu ada cahaya dan kegelapan, kebaikan dan keburukan, yang seringkali menjalar ke wajah dan mata. Dan keduanya sesuatu yang paling kuat ikatannya dengan hati. []

Maqbulnya Doa Ahmad bin Hanbal

Maqbulnya Doa Ahmad bin Hanbal


Suatu Hari, seseorang datang kepada Imam Ahmad dan berkata: 

"Ibuku difabel yang hanya bisa duduk di kursinya semenjak 20 tahun yang lalu. Ia mengutusku kepadamu, agar engkau mendoakan kebaikannya kepada Allah SWT." 


Wajah Imam Ahmad berubah, seolah-olah menunjukkan ketidaksukaannya atau ketidaknyamanannya, kemudian berkata: 

نحن أحوج أن تدعو هي لنا

"Kita lebih membutuhkan doa ibumu itu untuk kebaikan kita." 

Kemudian, Imam Ahmad berdoa kepada Allah SWT untuk kebaikan ibunya. 


Laki-laki pun pulang ke rumahnya, kemudian mengetuk pintu. 

Dan keluarlah ibunya menghampirinya, berdiri dengan kedua kakinya seraya berkata: 

 قد وهبني الله العافية

"Allah SWT sudah memberikan kesembuhan kepadaku."

(Kitab al-Bidayah wa al-Nihayah: 14/ 393)


Semoga Allah SWT merahmati Imam Ahmad bin Hanbal, merahmati kita semuanya. 


Yahya bin Main pernah berkata begini: 

أراد الناس منا أن نكون مثل أحمد بن حنبل ، لا والله ما نقوى على ما يقوى عليه أحمد، ولا على طريقة أحمد

Ada sekelompok orang di antara kami yang ingin seperti Ahmad bin Hanbal. Tidak demi Allah SWT, kita tidak akan kuat melakukan apa yang Imam Ahmad kuat melakukannya, dan tidak (juga tidak akan kuat) menempuh jalan Imam Ahmad." []

Ukhuwah Islamiyah: Ibarat Mata dan Tangan

Ukhuwah Islamiyah: Ibarat Mata dan Tangan


مثل الأخوة في الله ڪمثل اليد والعين فإذا دمعت العين مسحت اليد دمعها وإذا تألمت اليد بڪت العين لأجلها

Pemisalan Ukhuwwah di (jalan) Allah SWT, seperti Tangan dan Mata. Jikalau Mata Menangis, Maka Tangan akan Mengusap Air Matanya. Dan Jikalau Tangan Kesakitan, Maka Mata akan Menangis Karenanya

Syeikh al-Islam Ibn Taimiyah
(Kitab Majmu' al-Fatawa: 8/ 203)
***

Ukhuwwah; Persaudaraan di Jalan Allah SWT, tingkatan paling rendahnya adalah Salamah al-Shadr; hati selamat dari segala bentuk penyakit yang menyertainya. Tidak ada rasa iri, tidak ada rasa dengki, tidak ada rasa benci, dan lain-lain. 

Dan tingkatan paling tingginya adalah al-Itsar; kita mendahulukan saudara muslim lainnya dari diri sendiri. Salah satu contoh nyatanya adalah Itsar kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin. 

Maka, belumlah kita sampai ke tingkatan Ukhuwwah, sampai hati ini selamat dari penyakitnya terhadap Muslimnya. Jikalau masih ada dengki; iri; benci; dendam, al-Ghil, maka hak Ukhuwwah paling rendah pun belum terlaksana. []
Sunnah Memohon Keberkahan Setelah Makan Dan Minum Susu

Sunnah Memohon Keberkahan Setelah Makan Dan Minum Susu

Kadangkala, kita sudah makan banyak, namun tidak kenyang-kenyang. Atau makanan yang kita makan rasanya sudah bergizi banyak, namun tidak ada efek ke badan dan kesehatan. Ada banyak kemungkinan. Dan salah satu kemungkinannya, tidak berkahnya apa yang kita makan. 

Diriwayatkan oleh Muslim, dari Ibn Umar radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw bersabda: 

الكَافِرُ يَأْكُلُ في سَبْعَةِ أمْعَاءٍ والمُؤْمِنُ يَأْكُلُ في مِعًى واحِدٍ

"Kafir makan dengan 7 lambung, dan mukmin makan dengan satu lambung."

Dalam masalah keberkahan pun, antara seorang mukmin dengan mukmin lainnya, juga berbeda-beda.

Setelah selesai makan, Rasulullah Saw mengajarkan kita untuk memohon keberkahan kepada Allah SWT di dalam makanan tersebut. Dan secara khusus, juga dijelaskan memohon keberkahan di dalam air susu yang kita minum.

Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Ibn Abbas radhiyallahu anhu menjelaskan, suatu hari ia bersama dengan Khalid bin al-Walid bertamu ke rumah Maimunah; Ummul Mukmin. Kemudian, ia membawakan sebejana susu. 

Rasulullah Saw meminumnya dan berkata kepada Ibn Abbas, "Minuman ini untukmu. Jikalau engkau ingin, engkau bisa memberikan terlebih dahulu kepada Khalid."

Ibn Abbas menjawab, "Aku tidak akan mendahulukan siapapun untuk bekas minummu." 

Kemudian beliau bersabda, "Siapa yang diberikan makanan oleh Allah SWT, maka hendaklah ia mengucapkan: 

اللَّهُمَّ بارِكْ لنا فيه وأطْعِمْنا خَيرًا منه

'Ya Allah, berkahilah kami padanya, dan berikanlah kami makanan yang lebih baik darinya.'

Dan siapa yang Allah SWT berikan susu, maka hendaklah ia mengucapkan: 

 اللَّهُمَّ بارِكْ لنا فيه، وزِدْنا منه

'Ya Allah, berkahilah kami padanya. Dan tambahkanlah kami darinya." 

Ada dua sunnah disini; setelah makan secara umum, kemudian setelah minum susu secara khusus.

Semoga Allah SWT menjadikan kita bagian dari para hamba-Nya yang selalu mensyukuri nikmat-Nya, selalu mengingat karunia-Nya, kemudian memberikan limpahan karunia-Nya. []

Sunnah Berpuasa 3 Hari Di Setiap Bulannya

Sunnah Berpuasa 3 Hari Di Setiap Bulannya


Puasa merupakan Ibadah yang Istimewa. Maka, tidak mengherankan jikalau Allah SWT menyediakan pintu khusus bagi orang-orang yang berpuasa, dikenal dengan pintu al-Rayyan. Sebagaimana, Allah SWT juga menjauhkan mereka dari Neraka. Diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: 

مَن صامَ يَوْمًا في سَبيلِ اللَّهِ، بَعَّدَ اللَّهُ وجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

"Siapa yang berpuasa sehari di jalan Allah SWT, Allah SWT menjauhkan wajahnya dari neraka sebanyak 70 kharif." 

Kharif, sebagaimana diartikan sebagian ulama, artinya adalah tahun. 


Pahalanya pun begitu; Allah SWT tidak menentukan secara spesifik rinciannya. Dan ini menunjukkan pahalanya yang luar biasa. Begitu kata para Ulama.  Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ له إلَّا الصَّوْمَ، فإنَّه لي وأنا أجْزِي به

"Setiap amalan anak Adam miliknya, kecuali Puasa. Itu adalah milikku dan Aku yang akan membalasinya." 


Dan salah satu bentuk puasa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw kepada kita adalah berpuasa sebanyak 3 hari di setiap bulannya. Sunnah yang sederhana, dan tidak juga memberatkan. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu: 

 أَوْصَانِي خَلِيلِي بثَلَاثٍ لا أدَعُهُنَّ حتَّى أمُوتَ: صَوْمِ ثَلَاثَةِ أيَّامٍ مِن كُلِّ شَهْرٍ، وصَلَاةِ الضُّحَى، ونَوْمٍ علَى وِتْرٍ

"Kekasihku menasehatiku dengan 3 perkara, saya tidak meninggalkan ketiganya sampai meninggal: Puasa sebanyak 3 hari di setiap bulannya, shalat dhuha, dan tidur dalam kondisi sudah berwitir." 


Secara spesifik, 3 hari di setiap bulannya itu dijelaskan oleh riwayat al-Turmudzi, dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 

 يا أبا ذرٍّ إذا صمتَ من الشهرِ ثلاثةً فصُمْ ثلاثَ عشرةَ وأربعَ عشرةَ وخمسَ عشرةَ

"Wahai Abu Dzar, jikalau engkau berpuasa dalam sebulan, maka berpuasa di 13, 14, dan 15." 


Hebatnya lagi, puasa tiga hari dalam satu bulan ini bisa berpahala sebulan penuh. Apalagi jikalau dirutinkan setiap bulannya, maka pahalanya sama dengan berpuasa seumur hidup. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Abu Dzar radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 

 من صام من كلِّ شهرٍ ثلاثةَ أيامٍ ، فذلك صيامُ الدَّهرِ

"Siapa yang berpuasa di setiap bulannya sebanyak 3 hari, maka itu adalah puasa al-Dahr (sepanjang masa)." 

Kemudian, Allah SWT turunkan ayat untuk membenarnya di surat al-An'am: 160: 

مَنْ جَاءَ بِاْلْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

"Siapa yang melakukan kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipatnya."


Semoga Allah SWT mudahkan kita melazimi sunnah ini. []

Sunnah Berdoa Ketika Masuk Dan Keluar Masjid

Sunnah Berdoa Ketika Masuk Dan Keluar Masjid


Ketika kita melangkahkan kaki ke Masjid, dengan niat untuk menunaikan shalat berjamaah, maka setiap langkah kaki kita bukanlah langkah kaki biasa layaknya ketika ke pasar, ke warung, ke sawah, ke kantor, dan lain sebagainya. Sebab, tempat yang kita tuju adalah tempat terbaik di muka bumi; Rumah Allah SWT. 

Satu langkah, satu derajat diangkat. Satu langkah, satu kesalahan di hapuskan. Dan bisa kita bayangkan, berapa banyak langkah kaki kita ke Masjid!

Diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
مَن تَطَهَّرَ في بَيْتِهِ، ثُمَّ مَشَى إلى بَيْتٍ مَن بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِن فَرَائِضِ اللهِ، كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إحْدَاهُما تَحُطُّ خَطِيئَةً، وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
"Siapa yang bersuci di rumahnya, kemudian berjalan menuju salah satu Masjid Allah SWT untuk menunaikan shalat wajib yang Allah SWT tetapkan, maka setiap dua langkahnya; satunya menghapus kesalahan, dan satunya mengangkat derajat." 

Maka, ketika kita akan masuk Masjid, ada doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, sebagaimana beliau juga mengajarkan doa ketika akan meninggalkannya.

Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Fathimah radhiyallahu anha: 
"Jikalau Rasulullah Saw masuk Masjid, beliau bershalawat dan membaca: 
رب اغفِرْ لي ذُنوبي ، وافتحْ لي أبْوابَ رحمتِكَ
"Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, dan bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu." 
Dan jikalau keluar, maka beliau bershalawat dan membaca: 
رب اغفِرْ لي ذُنوبي ، وافتحْ لي أبوابَ فضلِكَ
"Ya Allah, ampunkanlah dosa-dosaku, dan bukakanlah bagiku pintu-pintu karunia-Mu." 

Ada riwayat-riwayat lainnya yang menjelaskan doa ini, dengan redaksi doa yang lebih ringkas. Di antaranya riwayat Abu Daud, dari Abu Usaid al-Anshari radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
"Jikalau salah seorang di antara kalian masuk Masjid, hendaklah ia mengucapkan salam kepada Nabi Saw dan membaca: 
اللهم افتحْ لي أبوابَ رحمتكَ
"Ya Allah, bukakan bagiku pintu-pintu rahmat-Mu." 
Dan jikalau keluar, hendaklah ia membaca: 
اللهم إني أسألك من فضلك
"Ya Allah, aku memohon karunia-Mu." 

Ada juga riwayat Muslim, dari Abu Usaid al-Anshari radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
"Jikalau salah seorang di antara kalian masuk Masjid, maka bacalah: 
اللهم افتحْ لي أبوابَ رحمتكَ
"Ya Allah, bukakan bagiku pintu-pintu rahmat-Mu." 
Dan jikalau keluar, hendaklah ia membaca: 
اللهم إني أسألك من فضلك
"Ya Allah, aku memohon karunia-Mu." 

Semoga Allah SWT memberikan kemudahan bagi kita untuk menjalankan sunnah ini; Masuk dan Keluar Masjid berharap rahmat dan karunia Allah SWT. Semoga setiap doa dan harapan kita dikabul-Nya. []