Sunnah Menulis Wasiat
.jpg)
Nabi Muhammad Saw bersabda:
إِذا حدث الرجل حَدِيثا فَالْتَفت، فَهُوَ أَمَانَة
"Jikalau seseorang menyampaikan sesuatu, kemudian ia melirik, maka itu adalah amanah."
(HR Abu Daud)
Makhul menjelaskan, sebagaimana dikutip Imam al-Baghawi dalam Syarh al-Sunnah, melirik disini untuk melihat ke kiri dan kanan tentang ada tidaknya yang mendengar. Jikalau itu dilakukan, maka pembicaraan tadi adalah amanah. Tidak halal menyebarkannya.
Dalam riwayat lainnya juga dijelaskan:
الْمجَالِس أَمَانَة، وإفشاؤها خِيَانَة
"Majelis itu amanah, dan menyebarkannya khianat."
Maksudnya, apa yang disampaikan dalam Majelis, yang memang ditegaskan untuk tidak disampaikan keluar Majelis.
Denis Arifandi Pakih Sati
@dapakihsati
Al-Nazhafah min al-Iman; Kebersihan itu bagian dari keimanan. Mungkin, kita sering mendengar riwayat di atas. Bahkan, kita mungkin sudah menghafalnya sejak lama.
Islam memiliki perhatian yang besar terhadap kebersihan. Maka, setiap Muslim diperintahkan untuk memperhatikan kebersihan dirinya dan keelokan tampilannya. Dianggap "pelanggaran" ketika kita berada di dalam komunitas, seperti ketika shalat jamaah, shalat Jumat, shalat hari raya, atau perkumpulan lainnya, kemudian bau badan atau pakaian kita mengganggu yang lainnya.
Salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw adalah Mandi Jumat, yang salah satu Maqashidnya adalah menjaga kebersihan diri dan menjaga bau badan agar tidak menyakiti Muslim lainnya.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Said al-Khudri, Nabi Saw bersabda:
غسلُ يوم الجمعة واجبٌ على كل محتلمٍ
"Mandi Jumat itu wajib bagi setiap yang bermimpi."
Para Ulama memang berbeda mengenai hukumnya. Jumhur menyatakan, hukumnya Sunnah. Hanya saja, mereka sepakat bahwa Mandi Jumat itu penting dan pahalanya besar.
Diriwayatkan oleh Aus bin Aus al-Tsaqafi radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda:
من غسَّلَ يومَ الجمعةِ واغتسلَ ثمَّ بَكَّرَ وابتَكرَ ومشى ولم يرْكب ودنا منَ الإمامِ فاستمعَ ولم يلغُ كانَ لَهُ بِكلِّ خطوةٍ عملُ سنةٍ أجرُ صيامِها وقيامِها
"Siapa yang membasuh dan mandi di hari jumat, kemudian bersegera, berjalan dan tidak berkendara, mendekat dari Imam dan mendengarkan, tidak melakukan sesuatu yang tidak penting, maka baginya di setiap langkahnya amalan setahun; pahala puasanya dan Qiyamnya."
Ini bukan bermaksud haramnya berkenderaan. Namun merujuk kepada pahala yang semakin banyak seiring besarnya kesulitan dan kecapekan yang didapatkan.
Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk menjalankan Sunnah Nabi Muhammad Saw. []
Kadangkala, kita galau menghadapi sebuah urusan; bingung tentang keputusan yang akan diambil. Ada sisi baiknya. Namun, ada juga sisi buruknya.
Dalam kondisi seperti ini, Rasulullah Saw mengajarkan kita suatu sunnah, dikenal dengan Sunnah Istikharah; meminta petunjuk Rabb sekalian alam. Dengan petunjuk-Nya, jalan yang akan kita tempuh semakin jelas dan nyata.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw mengajarkan kami Istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami surat al-Quran:
"Jikalau salah seorang di antara kalian berkeinginan untuk suatu urusan, maka hendaklah ia shalat dua rakaat bukan wajib, kemudian hendaklah ia membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ ارْضِنِي بِهِ
"Ya Allah, saya meminta pilihan-Mu dengan ilmu-Mu; saya memohon kuasa-Mu; saya memohon karunia-Mu yang agung. Engkau mampu, dan saya tidak mampu. Engkau tahu, dan saya tidak tahu. Dan Engkau Maha Mengetahui yang Ghaib. Ya Allah, jikalau Engkau tahu bahwa urusan ini baik bagiku untuk agamaku, kehidupanku, dan ujung urusanku, maka takdirkanlah ia bagiku, mudahkanlah dan berkahilah. Dan jikalau Engkau tahu bahwa urusan ini buruk bagi agamaku, hidupku, dan ujung urusanku, maka jauhkanlah ia dariku, dan jauhkanlah aku darinya. Takdirkanlah kebaikan bagiku dimana pun adanya, kemudian ridhailah aku dengannya."
Jabir mengatakan, "Disebutkan hajatnya."
Istikharah itu berlaku untuk segala hal. Bukan untuk masalah-masalah besar saja. Tidak selalu harus disertai mimpi setelahnya untuk menjelaskan langkah yang sebaiknya diambil. Tetapi, ketenangan hati dan kenyaman untuk suatu pilihan, kemudian kemudahan yang Allah SWT berikan, itu merupakan petunjuk. Jikalau terasa sulit, maka tinggalkan urusan tersebut.
Doa Istikharah, menurut para Ulama, bisa dibaca sebelum salam atau setelah salam. Dan bisa juga dibaca tanpa shalat, utamanya bagi perempuan yang sedang haidh misalnya atau tidak ada kesempatan untuk mengerjakan shalat karena suatu uzur. []
Salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw, tidaklah beliau menyaksikan seseorang mengalami masalah atau krisis, kecuali beliau berada di sampingnya, memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya, baik moril maupun materil.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda:
المسلمُ أخو المسلمِ لا يظلِمُه ولا يُسلِمُه مَن كان في حاجةِ أخيه كان اللهُ في حاجتِه
"Seorang Muslim, saudara bagi Muslim lainnya; tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya. Siapa yang membantu hajat (kebutuhan) saudaranya, maka Allah SWT akan membantu hajatnya."
Sunnahnya tidak akan pernah habisnya setiap hari.
Banyak yang membutuhkan bantuan. Saudara, teman, sahabat, tetangga, dan selainnya. Lakukan sesuai kemampuan.
Bantuan itu bisa bermacam-macam. Bisa dengan harta, atau materi tertentu. Bisa juga dengan sikap atau perbuatan. Bisa juga dengan ide atau pandangan.
Intinya, Allah SWT akan selalu memberikan pertolongan-Nya kepada kita, kapan pun kita butuh, selama kita juga peduli dengan hajat orang lain. []