Dalil Mengenai Allah Swt

Dalil Mengenai Allah Swt


Hikmah Ketiga Puluh

شَتَّانَ بَيْنَ مَنْ يَسْتَدِلُّ بِهِ أَوْ يَسْتَدِلُّ عَلَيْهِ. الْمُسْتَدِلُّ بِهِ عَرَفَ الْحَقَّ لِأَهْلِهِ فَأَثْبَتَ الْأَمْرَ مِنْ وُجُوْدِ أَصْلِهِ. وَالْاِسْتِدْلَالُ عَلَيْهِ مِنْ عَدَمِ الْوُصُوْلِ إِلَيْهِ. وَإِلَّا فَمَتَى غَابَ حَتَّى يُسْتَدَلَّ عَلَيْهِ وَمَتَى بَعُدَ حَتَّى تَكُوْنَ الْآثَارُ هِيَ الَّتِي تُوْصِلُ إِلَيْهِ

“Alangkah jauhnya perbedaan antara orang yang berdalil dengan Allah Swt untuk menunjukkan yang lainnya, dengan orang yang berdalil dengan yang lainnya untuk menunjukkan-Nya. Orang yang berdalil dengan-Nya mengenal kebenaran adalah milik Pemiliknya. Kemudian dia menetapkan segala perekara berdasarkan asalnya. Sedangkan berdalil dengan selain-Nya merupakan bentuk yang tidak akan sampai kepada-Nya. Betapa tidak! Kapankah Dia ghaib, sehingga dibutuhkan yang lainnya untuk menunjukkan diri-Nya. Dan kapankah Dia jauh, sehingga benda-benda yang ada dijadikan sarana untuk menunjukkan-Nya.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Alangkah jauhnya perbedaan di antara seseorang yang berdalil dengan Allah Swt untuk menunjukkan apa yang ada di alam semesta, dengan orang yang berdalil dengan alam semesta untuk menunjukkan keberadaan-Nya. Dia adalah Zat yang Maha Sempurna dan Maha Pencipta. Apapun yang ada di dunia ini dan seluruh jagad ini adalah ciptaan-Nya. 

Orang jenis pertama adalah tipe orang yang mengenal kebenaran. Ia mengakui bahwa Allah Swt adalah Zat yang Qadim dan Awwal. Dan ia yakin bahwa Dialah yang menciptakan segala sesuatu yang ada setelah-Nya. Jikalau tidak ada diri-Nya, tentu tidak ada makhluk setelah-Nya. Dia adalah Zat yang berdiri sendiri, dan bukan makhluk. 

Sedangkan orang jenis kedua adalah tipe yang lemah keimanan-Nya. Dia baru bisa mengimani-Nya jikalau melihat ciptaan-Nya. Seharusnya, bukan seperti itu. Yakinilah diri-Nya sebagai Pencipta, maka Anda akan menyakini bahwa seluruh yang ada adalah ciptaan-Nya. 

Allah Swt itu selalu ada dan berada di dekat hamba-Nya, bahkan lebih dekat dari urat leher. Bukalah hijab yang menutup hati Anda, maka Anda akan mengenal-Nya