.png)
مَعْصِيَةٌ أَوْرَثَتْ ذُلًّا وَافْتِقَارًا خَيْرٌ مِنْ طَاعَةٍ أَوْرَثَتْ عِزًّا وَاسْتِكْبَارًا
“Maksiat yang melahirkan kehinaan dan kefakiran, lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan sombong.”
(Ibn Athaillah al-Sakandari)
[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]
Ketika seseorang melakukan maksiat, kemudian ia menyesalinya, merasa dirinya hina di hadapan Allah Swt dan sangat membutuhkan pengampunan-Nya, itu jauh lebih dari dari seseorang yang mengerjakan ketaatan, namun itu hanya melahirkan rasa bangga dan sombong di dalam dirinya.
Jikalau Anda adalah seorang pendosa, maka janganlah cepat-cepat putus asa, bahkan jangan pernah melakukannya. Sesalilah semua yang telah Anda kerjakan di masa lalu dan segeralah kembali kepada-Nya. Jikalau air mata Anda masih mengalir, itu adalah tanda bahwa hati Anda masih ada harapan untuk dihidupkan lagi; jikalau selama ini telah ditutupi debu-debu kemaksiatan.
Jikalau Anda adalah seseorang yang rajin beribadah dan menjalankan berbagai ketaaran, maka janganlah berbangga diri. Itu adalah nikmat-Nya kepada Anda yang bisa diambilnya kapan saja diinginkan-Nya. Ketaatan kepada-Nya adalah sebuah kewajiban yang harus Anda jalankan sebagai hamba, dan sama sekali tidak ada ruang untuk membanggakannya.
Selalulah merendahkan diri di hadapan-Nya dan tunjukkan rasa kebutuhan Anda kepada-Nya, karena Dia adalah Zat yang Maha Kuasa dan mampu melakukan apapun yang diinginkan-Nya.
0 Komentar