Karunia yang Tiba-Tiba

Karunia yang Tiba-Tiba


Hikmah Ketujuh Puluh

فَلَمَّا تَكُوْنُ الْوَارِدَاتُ الْإِلَهِيَّةُ إِلَّا بَغْتَةً لِئَلَّا يَدَّعِيْهَا الْعُبَّادُ بِوُجُوْدِ الْاِسْتِعْدَادِ

“Kadang-kadang, nikmat Allah Swt tidak diberikan, kecuali secara tiba-tiba, agar para hamba tidak mengklaim bahwa mereka mendapatkannya karena adanya persiapan.”


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Kadang-kadang, Allah Swt sengaja memberikan berbagai karunia-Nya kepada para hamba-Nya secara tiba-tiba, terutama nikmat hidayah dan petunjuk maupun materi, agar mereka tidak mengklaim bahwa semua itu adalah hasil kerja kerasnya dan buah keringatnya. 

Jikalau ini dibiarkan, maka tindakan seperti ini justru akan melahirkan sifat egoisme dan merasa hebat sendiri; bahkan bisa menyusupkan benih-benih kesyirikan di dalam dirinya. Padahal, semua yang diperolehnya adalah karunia-Nya. Coba Anda bayangkan, ketika seorang mengklaim bahwa ia bisa menjalankan semua perintah-Nya karena kesungguhannya sendiri, tanpa ada intervensi siapapun di dalamnya, bahkan Tuhan sendiri?! 

Ini adalah jebakan iblis, tampang lahirnya memang mengagumkan, tetapi isinya menakutkan. Hati-hatilah, ini adalah perbuataan syirik tersembunyi yang sangat membayakan aqidah seorang hamba.