Meminta kepada Allah dan Selain-Nya

Meminta kepada Allah dan Selain-Nya


Hikmah Kedua Puluh Dua

طَلَبُكَ مِنْهُ اِتِّهَامٌ لَهُ, وَطَلَبُكَ لَهُ غَيْبَةٌ عَنْهُ مِنْكَ, وَطَلَبُكَ لِغَيْرِهِ لِقِلَّةِ حَيَائِكَ مِنْهُ, وَطَلَبُكُ مِنْ غَيْرِهِ لِوُجُوْدِ بُعْدِكَ عَنْهُ

“Engkau meminta kepada Allah Swt, berarti engkau menuduh-Nya. Engkau meminta kepada-Nya, berarti engkau mengghibah-Nya. Engkau meminta kepada selain-Nya, itu karena sedikitnya rasa malumu. Engkau meminta kepada selain-Nya, itu karena jauhnya dirimu dari diri-Nya. 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Ketika Anda berdoa kepada Allah Swt dan memohon sesuatu, kemudian Anda berprasangka bahwa Anda tidak akan mendapatkannya kecuali berdoa, berarti Anda menuduh-Nya dengan tuduhan yang dusta. Walaupun, misalnya, Anda tidak meminta kepada-Nya, namun jikalau itu adalah bagian Anda, maka Dia akan memberikannya. 

Doa yang Anda panjatkan adalah bukti kefakiran Anda dan kebutuhan Anda kepada-Nya. Dan ia adalah bukti kesempurnaan Ubudiyyah Anda kepada-Nya. Sebagai seorang hamba, Anda harus yahin bahwa apa yang dijanjikan-Nya akan ditunaikan-Nya. Doa adalah otak ibadah dan merupakan senjata orang mukmin. Apa yang telah ditakdirkan menjadi bagian Anda, maka Dia akan memberikannya sesuai porsinya dan pada waktunya. 

Allah Swt lebih dekat kepada hamba-Nya dari urat leher. Dia selalu bersamamu dimanapun Anda berada. 

Jikalau Anda berada di Mesjid, maka Dia ada bersamamu. Jikalau Anda berada di kantor, maka Dia akan bersamamu. Jikalau Anda di sawah, maka Dia ada bersamamu. 

Bukalah mata batinmu, maka Anda akan mendapatinya. Untuk apa Anda mencari-Nya, karena Dia ada dalam setiap langkah Anda. Jikalau Anda tidak mampu melihat-Nya, berarti mata batin Anda tertutup dan terhijab oleh diri Anda sendiri, yaitu amal perbuatan Anda yang tidak diridhoi-Nya, sehingga mata batin Anda semakin buta dan berkarat, serta tidak ada cahayanya lagi.

Jikalau Anda meminta kepada selain-Nya; padahal Dia selalu ada di dekatmu dan bersamamu, maka itu karena Anda sama sekali tidak memiliki rasa malu kepada-Nya. Bagaimana Anda meminta kepada sesuatu yang tidak berhak dijadikan sekutu-Nya. 

Bagaimana Anda meninggalkan Zat Penguasa dan Pencipta, kemudian berpaling menuju sesuatu yang dikuasai dan dicipta. 

Jikalau Anda meminta kepada selain-Nya yang tidak diizinkan-Nya, maka itu adalah tanda kejauhanmu dari diri-Nya. Sudahlah, kembalikalah segala urusan Anda kepada-Nya dan bertawakkallah kepada-Nya. Semua takdir berada di tangan-Nya. Janganlah meminta kepada selain-Nya, karena itu adalah kesia-siaan yang tidak akan menghasilkan apapun, kecuali dosa dan kesyirikan.