Berdoa Kepada Selain Allah Swt

Berdoa Kepada Selain Allah Swt


Hikmah Keempat Puluh Satu

لَا تَرْفَعَنَّ إِلَى غَيْرِهِ حَاجَةً هُوَ مُوْرِدُهَا عَلَيْكَ. فَكَيْفَ يَرْفَعُ غَيْرُهُ مَا كَانَ هُوَ لَهُ وَاضِعًا. مَنْ لَا يَسْتَطِيْعُ أَنْ يَرْفَعَ حَاجَةً عَنْ نَفْسِهِ فَكَيْفَ يَسْتَطِيْعُ أَنْ يَكُوْنَ لَهَا عَنْ غَيْرِهِ رَافِعًا.

“Janganlah mengangkat kedua tanganmu kepada selain Allah Swt; padahal Dialah yang memenuhi kebutuhanmu. Bagaimana mungkin selain-Nya akan mamou mengubah sesuatu yang telah ditetapkan-Nya. Barangsiapa yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, maka bagaimana dia akan mampu memenuhi kebutuhan selainnya.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari] 


Janganlah Anda berdoa dan memohon kepada selain Allah Swt, karena hanya Dialah yang mampu memenuhi segala kebutuhan Anda. Janganlah Anda berdoa dan memohon kepada benda mati, seperti berhala dan sejenisnya, karena ia tidak akan mampu mengabulkannya, bahkan ia tidak mendengar apa yang Anda katakan. Jangan pula memohon dan berharap kepada manusia lainnya, karena ia akan marah jikalau Anda terlalu sering meminta dan memberatkannya. Dan jangan pula bergantung dengan usaha Anda, seolah semua yang Anda dapatkan adalah berkat usaha Anda sendiri tanpa ada bantuan-Nya, karena ini adalah bentuk kesyirikan lainnya. Hanyalah Dialah yang mampu memenuhi semua kebutuhan Anda dan mengabulkan semua permintaan Anda. 

Para makhluk-Nya tidak akan mampu merubah apa yang telah ditetapkan-Nya. Jikalau Dia, misalnya, menetapkan bahwa Anda tidak akan mendapatkan rezki pada hari ini, maka Anda tidak akan mendapatkannya; walaupun Anda meminta kepada orang lain yang kaya dan memiliki segudang harta. Dan jikalau Dia menetapkan bahwa Anda akan mendapatkan uang satu Milyar hari ini; padahal menurut logika normal tidak mungkin, maka Anda akan mendapatkannya. Itu adalah ketetapan-Nya, yang tidak mungkin diganggu gugat oleh siapapun. 

Janganlah Anda berdoa dan memohon kepada sesuatu yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Bagaimana mungkin Anda mau bermohon kepada kayu atau berhala atau orang mati di dalam kuburannya, padahal ia sendiri tidak mampu menyelamatkan dirinya dari azab yang sedang menimpanya. 

Orang yang lemah dan berada di bawah kekuasaan-Nya tidak akan mampu merubah dan mengganggu gugat keputusan-Nya. 

Cita-Citamu Hanyalah Allah Swt

Cita-Citamu Hanyalah Allah Swt


Hikmah Keempat Puluh

لَا تَتَعَدَّ نِيَةُ هِمَّتِكَ إِلَى غَيْرِهِ فَالْكَرِيْمُ لَا تَتَخَطَّاهُ الْآمَالُ

“Jangan sampai cita-citamu tertuju kepada selain Allah Swt. Zat yang Maha Mulia tidak akan mampu dilangkahi oleh harapan manusia.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari] 


Jikalau Anda menginginkan sesuatu, maka jangan sampai ketamakan Anda itu melebihi keinginan mendapatkan karunia-Nya dan mendekatkan diri kepada-Nya. Jadikanlah diri-Nya sebagai tujuan Anda dalam hal apapun, baik pekerjaan, istarahat, ibadah dan sebagainya. Jikalau niat Anda sudah ikhkas untuk-Nya, maka Anda berhak mendapatkan kemenangan yang besar, yaitu surga-Nya di Akhirat. 

Jangan sampai Anda menomor duakan-Nya. Misalnya, Anda lebih mementingkan pekerjaan dari beribadah kepada-Nya. Anda lebih mementingkan membeli mobil dan rumah mewah daripada menyambut seruan-Nya di tanah suci. Atau Anda lebih mendahulukan kepentingan primer Anda daripada mengeluarkan kewajiban zakat yang diperintahkan-Nya. Banyak lagi contoh lainnya yang bisa kita jadikan patokan. 

Dia adalah Zat yang Maha Kuasa. Apapun yang Anda minta, maka akan dikabulkan-Nya. Jikalau manusia akan marah jikalau Anda meminta kepada-Nya, maka Dia justru marah jikalau Anda tidak meminta kepada-Nya. Tempatkanlah dirinya di bagian teratas dalam diri Anda. Jadikanlah diri-Nya nomor satu, agar karunia-Nya dan taufik-Nya selalu menyertai Anda

Sunnah Memperbanyak Doa Perlindungan dari Berbagai Bentuk Kelemahan

Sunnah Memperbanyak Doa Perlindungan dari Berbagai Bentuk Kelemahan


Menjadi Mukmin yang kuat, menghadapi berbagai bentuk ujian dan cobaan adalah harapan Nabi Saw. Hal ini mencakup Kuat Fisik, Kuat Materi, Kuat Ruhiyyah (Spritual), dan lain-lain. 
Dalam hadits riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
الْمُؤْمِنُ القَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إلى اللهِ مِنَ المُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وفي كُلٍّ خَيْرٌ
"Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT dari Mukmin yang lemah. Dan ada kebaikannya pada masing-masingnya." 
Bukan berarti Mukmin yang Dhaif (lemah) tidak berguna. Setiap Muslim memiliki kebaikan dan keutamaan.  
Maka, salah satu Sunnah Nabi Saw adalah memperbanyak doa perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam bentuk kelemahan. Dan beliau membaca doa ini berkali-kali dan berulang-ulang dalam berbagai waktu dan kesempatan. 
Dalam riwayat al-Bukhari, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw sering membaca: 
اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بكَ مِنَ الهَمِّ والحَزَنِ، والعَجْزِ والكَسَلِ، والجُبْنِ والبُخْلِ، وضَلَعِ الدَّيْنِ، وغَلَبَةِ الرِّجالِ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, sikap pengecut dan kebakhilan, belitan hutang dan tekanan manusia." 
Mari kita juga memperbanyak membaca doa ini, tidak terikat waktu dan tempat. Walaupun dalam riwayat lainnya dijelaskan waktu pembacaannya di waktu Pagi dan Sore. Hanya saja, riwayatnya tidak kuat.  
Bagi yang terbiasa dengan bacaan al-Matsurat atau Zikir Pagi dan Sore, sudah terbiasa dengan doa ini. Insya Allah. []
Allah Swt Maha Esa

Allah Swt Maha Esa


Hikmah Ketiga Puluh Sembilan

كَانَ اللهُ وَلَا شَيْءَ مَعَهُ وَهُوَ الْآنَ عَلَى مَا كَانَ عَلَيْهِ

“Allah Swt itu ada, dan tidak ada sesuatupun bersama-Nya. Dia sekarang berada dalam keadaan yang sama dengan sebelumnya.”


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam Ibn Athaillah al-Sakandari]


Allah Swt itu ada, dan tidak ada yang meragui masalah ini sedikitpun. Bahkan orang kafir dan musyrik sekalipun, mereka mengakui adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Sedangkan orang-orang Atheis, maka mereka hanyalah tidak mempercayainya di mulut saja, sedangkan hati mereka meyakini-Nya dan mempercayai keberadaan-Nya. 

Dia adalah Zat yang Maha Esa. Dia berdiri sendiri. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Ini jelas bertentangan dengan kepercayaan Nashrani yang mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Tiga di dalam satu: Tuhan Bapak, Tuhan Ibu dan Tuhan Anak. Selain tidak sesuai dengan tuntunan Syariat, kepercayaan ini juga bertentangan dengan logika sehat. Bagaimana bisa ada tiga pemimpin dalam suatu kerajaan atau negara. Hanya boleh ada satu. Jikalau tidak, maka negaranya akan kacau-balau. 

Semenjak dahulu, keadaan-Nya tidak berubah. Keadaan-Nya akan tetap seperti selama-lamanya. Dia akan tetap menjadi Penguasa dan Maha Raja di semesta ini. Segala sesuatu selain-Nya adalah makhluk yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya. Dia adalah Zat yang Maha Esa. 

Mata Hati

Mata Hati


 Hikmah Ketiga Puluh Delapan

شُعَاعِ الْبَصِيْرَةِ يُشْهِدُكَ قُرْبَهُ مِنْكَ, وَعَيْنُ الْبَصِيْرَةِ يُشْهِدُكَ عَدَمَكَ لِوُجُوْدِهِ, وَحَقُّ الْبَصِيْرَةِ يُشْهِدُكَ وُجُوْدَهُ لَا عَدَمَكَ وَلَا وُجُوْدَكَ

“Sinar mata hati akan membuatmu mampu menyaksikan Allah Swt dekat darimu. Mata hati itu sendiri akan membuatmu mampu melihat ketiadaanmu karena keberadaan-Nya. Dan hakikat mata hati akan membuatmu mampu melihat wujud-Nya, bukan ketiadaanmu dan bukan pula wujudmu.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Sinar mata hati Anda akan membuat Anda mampu menyaksikan kedekatan Allah Swt dari diri Anda, karena Dia lebih dekat dari urat leher Anda sendiri. Sebenarnya, Anda tidak akan mampu menyaksikan-Nya kecuali dengan cahaya mata batin. Jikalau ia padam, maka Anda tidak akan pernah mampu melakukannya. Dan ketahuilah, bahwa ia akan padam oleh maksiat. Ibarat kaca, maka ia adalah karat yang menutupinya menerima asupan cahaya matahari, lampu dan sebagainya. 

Di antara tingkatan Sinar Mata Hati, ada yang namanya Ainul Bashirah (Mata Hati itu sendiri) yang membuat Anda mampu menyaksikan wujud Anda sendiri yang hilang dan lenyap, jikalau dibandingkan dengan wujud-Nya. Wujud Anda hanyalah cahaya kecil yang tidak ada artinya jikalau dibandingkan dengan cahaya-Nya. Di hadapan-Nya, wujud Anda tidak ada artinya sama sekali. Keberadaan Anda sama dengan ketiadaan Anda. 

Tingkatan yang paling atas dikenal dengan nama Hakikat Al-Bashirah (Hakikat Mata Hati). Pada waktu itu, Anda hanya bisa menyaksikan wujud-Nya yang azali dan abadi. Anda sama sekali sekali tidak melihat keberadaan Anda dan tidak juga ketiadaan Anda. Konsentrasi Anda  hanyalah untuk menyembah-Nya semata. 

Tingkatan ini adalah tingkatan paling tinggi yang diharapkan setiap muslim dalam ibadah-Nya. Ia adalah tingkatan Ihsan, yaitu Anda beribadah kepada-Nya seolah-olah Anda melihat-Nya. Dan jikalau Anda tidak melihat-Nya, maka Dia melihatmu. 

Anda akan merasakan manisnya ibadah. Bahkan Anda tidak akan mau meninggalkannya sedikitpun. Semua jiwa dan raga larut dalam rasa cinta kepada-Nya.