Menuju Angkasa Penyaksianmu

Menuju Angkasa Penyaksianmu


Hikmah Kelima Puluh Enam

أَوْرَدَ عَلَيْكَ الْوَارِدَ لِيُجْرِجَكَ مِنْ سِجْنِ وُجُوْدِكَ إِلَى فَضَاءِ شُهُوْدِكَ

“Allah Swt memberikan kepadamu limpahan spritual, agar Dia bisa mengeluarkanmu dari penjara wujudmu menuju angkasa penyaksianmu.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Ketika Allah Swt memberikan Anda limpahan spritual, maka itu bertujuan mengeluarkan Anda dari penjara wujud yang menghalangi Anda mencapai tujuan tertinggi, yaitu menuju angkasa penyaksikan Anda terhadap-Nya. 

Ketika Anda, misalnya, diuji dengan kesempitan, maka berikanlah haknya, yaitu kesabaran. Jangan mengeluh. Terimalah ketentuan-Nya dan jangan memberontak. Apa yang ditetapkan-Nya bagi Anda adalah kebaikan. Hanya saja kadang-kadang Anda tidak mengetahui rahasia di baliknya.

Atau ketika Anda diberikannya kelapangan hidup, maka bersyukurlah. Mudah-mudahan Dia memberikan limpahan karunia-Nya kepada Anda dan menambahkan rezki-Nya. Janganlah sombong dan bakhil dengan apa yang Anda miliki, karena semua itu hanyalah titipan-Nya. 

Semua bentuk limpahan spritual ini bertujuan mendekatkan Anda kepada-Nya dan menyibak awan-awan penghalang dari mata batin Anda. Semakin banyak jenis spritual yang Anda alami, maka Anda akan semakin terasah menjalani kehidupan bersama-Nya

Membebaskanmu dari Perbudakan Materi

Membebaskanmu dari Perbudakan Materi


Hikmah Kelima Puluh Lima

أَوْرَدَ عَلَيْكَ الْوَارِدَ لِيَتَسَلَّمَكَ مِنْ يَدِ الْأَغْيَارِ وَلِيُحَرِّرَكَ مِنْ رِقِّ الْآثَارِ

“Allah Swt memberikan kepadamu limpahan spritual, agar Dia bisa menyelamatkanmu dari cengkraman orang lain dan membebaskanmu dari perbudaan materi.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Allah Swt mengkaruniakan Anda limpahan spritual, agar Anda bisa diselamatkan-Nya dari cengkraman orang lain yang akan membuat hati Anda semakin kotor, dan membebaskan Anda dari perbudakan dunia yang akan membuat Anda terhijab untuk mengetahui rahasia-rahasia Ilahy. 

Perhatikanlah, bagaimana besarnya karunia yang diberikan-Nya kepada Anda. Anda diberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan mengetahui rahasia-rahasiaNya. Ini adalah nikmat terbesar yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang ada di dunia ini. 

Anda boleh takjub dan terlena oleh harta, tetapi ketahuilah bahwa semua itu hanya akan membuat Anda semakin jauh dari cahaya-Nya, sehingga hati Anda akan semakin gelap dan buta. Ujung-ujungnya, Anda tidak akan mampu lagi menangkap sinyal-sinyal kebenaran. Ibarat orang buta, maka Anda adalah sosok yang berjalan di tengah kegelapan tanpa ada seorangpun yang menuntun. 

Syukurilah anugerah ini, dan jangan pernah mengkufurinya

Limpahan Spritual

Limpahan Spritual


 Hikmah Kelima Puluh Empat

إِنَّمَا أَوْرَدَ عَلَيْكَ الْوَارِدَ لِتَكُوْنَ بِهِ عَلَيْهِ وَارِدًا

“Allah Swt mengkaruniakan kepadamu limpahan spritual, agar engkau bisa menghampiri-Nya.”


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Allah Swt menganugerahkan berbagai limpahan spritual kepadamu, seperti kemiskinan yang membuatmu gelisah dan kekayaan yang membuatmu bahagia, maka semua itu tidak lain hanyalah agar Anda selalu menghampiri-Nya. 

Terimalah semua yang diberikan-Nya kepada Anda. Jikalau Anda diberikan kenikmatan, maka bersyukurlah, niscaya Dia akan menambahnya. Janganlah mengkufuri-Nya, karena Anda sendiri yang akan merasakan akibatnya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. 

Jikalau Anda ditimpakan-Nya musibah, maka bersabarlah dan harapkanlah kelapangan-Nya. Janganlah Anda menjauhi-Nya dan meninggalkan perintah-Nya, karena hal itu justru akan membuat Anda makin sengsara. 

Naik dan turunnya nikmat yang Anda terima adalah sebuah kebaikan yang mengandung hikmah mendalam. Kadang-kadang akal mampu mencernanya, dan kadang-kadang akal justru lemah mengenalisannya. Pastinya, segala sesuatu pasti ada hikmahnya. 

Kebahagiaan hakiki adalah ketika Anda dekat dengan-Nya, dan kesengsaraan hakiki adalah ketika Anda menjauhi-Nya; walaupun Dia selalu dekat bersama Anda

Amal yang paling Layak Diterima

Amal yang paling Layak Diterima


 Hikmah Kelima Puluh Tiga

لَا عَمَلَ أَرْجَى لِلْقُلُوْبِ مِنْ عَمَلٍ يَغِيْبُ عَنْكَ شُهُوْدُهُ وَيُحْتَقَرُ عِنْدَكَ وُجُوْدُهُ

“Tidak ada amalan yang lebih bisa diharapkan bagi hati daripada amalan yang tidak engkau sadari dan engkau anggap remeh.”


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Sama halnya dengan manusia, hati itu juga membutuhkan asupan agar ia bisa hidup. Ia membutuhkan cahaya, agar bisa terang dan jauh dari kegelapan. Ia harus dibersihkan dari segala jenis maksiat dan kotoran, agar kacanya jernih dan mampu menangkap cahaya Ilahi. Ia membutuhkan dorongan, agar ia bisa naik dari jurang yang dalam menunjuk puncak kemuliaan. 

Di antara asupan utamanya adalah amalan yang Anda tidak sadari dan Anda anggap remeh. Di dalam hati Anda menyadari sepenuhnya, bahwa semua amalan yang Anda lakukan adalah kehendak-Nya. Jikalau Anda mengerjakan shalat, maka itu adalah kehendak-Nya. Jikalau Anda berpuasa, maka itu adalah atas kehendak-Nya. Jikalau Dia menginginkan Anda malas dan lalai, maka Anda akan mengalami apa yang diinginkan-Nya, hanya saja Dia selalu menginginkan kebaikan bagi para hamba-Nya.

Andapun menyadari, bahwa walaupun semua manusia yang ada di dunia melakukan amal-amal kebaikan yang banyak, maka itu tidak akan menambah kedudukan-Nya dan kemuliaan-Nya. Dia adalah Tuhan yang berdiri sendiri dan tidak membutuhkan orang lain, bahkan Andalah yang membutuhkannya.

Siapakah diri Anda, sehingga Anda bisa membanggakan amalan Anda di hadapan-Nya?! Anda hanyalah manusia biasa dan makhluk hina yang tidak ada artinya di hadapan-Nya. Sebanyak apapun amalan yang Anda lakukan selama di dunia ini, maka itu tidak sama sekali tidak sepadan dengan sayap nyamuk di hadapan-Nya. Tidak. Sama sekali Tidak. 

Berapa banyak nikmat-Nya yang telah diberikan-Nya kepadamu. Anda diberikan udara yang banyak untuk bernafas. Diberikan kesehatan untuk bekerja dan menikmati. Diberikan rezki yang tidak terhingga. Jikalau dibandingkan dengan amalan Anda, maka berapakah besar perbandingannya. Mungkin, tidak sampai sepersepuluhnya, bahkan jauh. 

Oleh karena itu, jangan pernah membanggakan amalan dan jangan takjub dengannya. Semua itu hanyalah kewajiban yang harus Anda tunaikan. Kerjakanlah apa yang diperintahkan-Nya dan jauhilah semua yang dilarang-Nya. Mengenai hasil, itu adalah hak-Nya yang tidak bisa diganggu gugat siapapun

Antara Dosa dan Karunia Allah Swt

Antara Dosa dan Karunia Allah Swt


Hikmah Kelima Puluh Dua

لَا ضَغِيْرَةَ إِذَا قَابَلَكَ عَدْلُهُ, وَلَا كَبِيْرَةَ إِذَا وَاجَهَكَ فَضْلُهُ

“Tidak ada dosa kecil jikalau dibandingkan dengan keadilan Allah Swt, dan tidak ada dosa besar jikalau dibandingkan dengan karunia-Nya.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Dosa kecil itu tiada artinya jikalau disandingkan dengan keadilan-Nya. Coba Anda bayangkan, bagaimana sebuah jarum yang dijatuhkan di lautan luas. Apakah lautannya akan berombak besar atau meluap?! Tidak. Sama sekali tidak. Jarum kecil itu sama sekali tidak akan mampu membuat Tsunami di lautan yang besar lagi luas. 

Begitu juga halnya dengan dosa besar. Semua itu tiada artinya jikalau dibandingkan dengan karunia-Nya. Jikalau, misalnya, Anda pernah berzina atau durhaka kepada orang tua atau lainnya, semua itu hanyalah ibarat butiran pasir di hantaran pantai yang panjang. 

Dosa kecil yang Anda lakukan, bisa saja ditimpakan azab yang pedih, namun Dia tidak melakukannya. Dia hanya membelas dosa kecil sesuai dengan kadarnya. Dia adalah zat yang Maha Adil. Tidak ada kezhaliman dalam hukum-Nya. 

Dosa besar yang Anda memang layak mendapatkan azab serupa, namun Dia melimpahkan karunia-Nya kepara para hamba-Nya. Jikalau Dia menginginkan dosa yang Anda lakukan itu menjadi kebaikan, maka itu akan terjadi. Dalam berbagai riwayat kita mengetahui, bagaimana seorang pembunuh 100 jiwa diizinkannya memasuki surga-Nya; padahal dia belum melakukan ibadah apapun. Itu adalah rahmat-Nya dan karunia-Nya. Dia bisa melakukan apapun yang diinginkan-Nya.