Meminta yang Tidak Seharusnya

Meminta yang Tidak Seharusnya


Hikmah Kedua Puluh

لَا تَطْلُبْ مِنْهُ أَنْ يُخْرِجَكَ مِنْ حَالَةٍ لِيَسْتَعْمِلَكَ فِيْمَا سِوَاهَا فَلَوْ أَرَادَكَ لَاسْتَعْمَلَكَ مِنْ غَيْرِ إِخْرَاجٍ

“Janganlah meminta Allah Swt untuk mengeluarkanmu dari suatu keadaan dan ditempatkan dalam keadaan lainnya. Jikalai Dia menginginkannya, maka Dia akan menempatkanmu, tanpa harus mengeluarkanmu.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam Ibn Athaillah al-Sakandari]

***


Janganlah Anda meminta kepada Allah Swt agar dikeluarkan dari suatu keadaan yang sebenarnya tidak dilarang dalam Syara’ menuju keadaan yang lebih baik. Misalnya, dalam Tasawwuf kita mengenal beberapa tingkatan dalam usaha menuju Maqam tertinggi. Dimulai dari sabar, syukur, tobat, tawakkal dan lain-lain. Jikalau, misalnya, Anda berada di maqam sabar, maka janganlah meminta untuk meninggalkan sifat sabar untuk bisa menduduki sifar syukur. 

Jikalau Anda menginginkannya, maka Anda tidak harus meninggalkan sifat sebelumnya. Antara sabar dan syukur itu bisa digabungkan, dan keduanya sama sekali tidak kontradiksi. Dan Allah Swt mampu menempatkan Anda di kedua posisi tersebut, tanpa ada masalah sedikitpun. Bahkan Dia bisa menempatkan Anda di semua posisi tersebut tanpa harus meninggalkan salah satunya. 

Keadaan yang baik adalah keadaan yang harus disyukri. Dan janganlah meminta yang lebih tinggi dengan meninggalkan keadaan yang sekarang Anda jalani. []