Pentingnya Wirid
لَا يَسْتَحْقِرُ الْوِرْدَ إِلَّا جَهُوْلٌ. وَالْوَارِدُ يُوْجَدُ فِي الدَّارِ الْآخِرَةِ, وَالْوِرْدُ يَنْطَوِي بِانْطِوَاءِ هَذِهِ الدَّارِ. وَأَوْلَى مَا يُعْتَنَى بِهِ مَا لَا يَخْلُفُ وُجُوْدُهُ. الْوِرْدُ هُوَ مَا طَالِبُهُ مِنْكَ, وَالْوَارِدُ أَنْتَ تَطْلُبُهُ مِنْهُ. وَأَيْنَ مَا هُوَ طَالِبُهُ مِنْكَ مِمَّا هُوَ مَطْلَبُكَ مِنْهُ
“Tidak ada yang meremehkan wirid, kecuali orang yang bodoh. Limpahan nikmat Allah Swt akan terus diperoleh sampai negeri Akhirat, sementara wirid akan dilipat seiring dilipatnya negeri ini. Dan yang paling utama untuk diperhatikan adalah sesuatu yang wujudnya tidak berganti. Wirid adalah permintaan-Nya darimu, dan karunia-Nya adalah permintaanmu dari-Nya. Dimana posisi sesuatu yang diminta-Nya darimu dengan sesuatu yang engkau minta dari-Nya; jikalau dibandingkan.”
(Ibn Athaillah al-Sakandari)
[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]
Allah Swt telah mengajarkan berbagai Wirid kepada para hamba-Nya melalui lisan Rasul-Nya. Ada yang dilakukan di pagi, ada yang dilakukan di sore hari, dan ada yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Tidak ada yang mau meremehkannya, kecuali orang bodoh yang tidak mengenal syariat-Nya dan kebijaksanaan-Nya.
Jikalau Anda tidak mampu atau malas mengerjakannya, maka janganlah meremehkannya, atau meniadakannya sama sekali. Ini jelas menantang ketetapan yang disunnahkan oleh Rasulullah Saw. Ada dua gelar yang bisa disematkan di baju Anda: Pertama, Anda memang bodoh dan tidak mengetahuinya sama sekali. Kedua, Anda berpura-pura bodoh, karena mengikuti hawa nafsu. Akan tetapi intinya, Anda adalah sosok yang tidak mempergunakan otak jikalau merendahkan wirid-wirid ini.
Anda akan mendapatkan berbagai karunia-Nya di dunia ini, seperti ketenangan hati, limpahan rekzi, kesehatan badan dan sebagainya. Dan ia juga akan Anda dapatkan di akhirat kelak. Namun bagaimana halnya dengan Wirid? Apakah Anda masih bisa membacanya di Akhirat kelak?
Tidak. Sekali lagi tidak. Anda tidak akan memiliki kesempatan melakukannya lagi. Dunia adalah ladang amal, dan Akhirat adalah negeri balasan. Dan itulah sebenarnya yang membedakan antara Wirid dan karunia-Nya. Jikalau karunia-Nya dan nikmat-Nya bisa Anda dapatkan di dunia dan di akhirat, maka wiridnya hanya bisa Anda lakukan ketika di dunia saja.
Perhatikanlah baik-baik! Mana yang akan Anda prioritaskan? Apakah materi atau Wirid? Jikalau materi, maka Anda akan tetap mendapatkannya di Akhirat kelak. Dan selama Anda berusaha, maka Anda akan tetap mendapatkannya di dunia ini. Sejenak waktu yang Anda gunakan untuk Wirid, sama sekali tidak akan mengurangi rezki Anda.
Jagalah sesuatu yang tidak akan Anda dapatkan lagi di Akhirat kelak, yaitu Wirid. Itulah yang akan menolong Anda di akhirat kelak. Ketika harta dan anak-anak meninggalkan Anda di liang kubur, maka hanya pahala Wirid tadilah yang akan selalu menemani Anda dan melayani semua kebutuhan Anda. Ia hanya membutuhkan sedikit waktu Anda, namun efeknya luar biasa.
Jikalau Anda rutin menjalankannya, tentu Allah Swt akan menyayangi Anda dan memberikan cahaya-Nya tertambat di dalam hati Anda, sehingga kedudukan Anda naik di sisi-Nya. Jikalau Dia sudah menerima Anda, maka semua penduduk langit dan bumi akan mencintai Anda dan memuji kebaikan Anda.
Coba Anda bandingkan! Dia meminta Anda memnbaca wirid, dan Anda meminta kepada-Nya untuk dianugerahkan karunia-Nya. Manakah yang lebih baik di antara keduanya? Jikalau Anda menjalankan wirid, Anda sudah pasti mendapatkan karunia-Nya. Dan jikalau Anda hanya mengharapkan karunia-Nya, maka Anda belum tentu bisa mendapatkan pahala wirid. Dahulukanlah diri-Nya dari segala kebutuhan Anda.
Jikalau Anda menomorkan satu-Nya, maka Dia akan selalu menyertai setiap langkah Anda, sehingga kehidupan Anda akan selalu diberkahi-Nya.