Perjalanan Sesungguhnya

Perjalanan Sesungguhnya


Hikmah Kedelapan Puluh Delapan

الطَيُّ الْحَقِيْقِي أَنْ تُطْوَى مَسَافَةُ الدُّنْيَا عَنْكَ حَتَّى تَرَى الْآخِرَةَ أَقْرَبُ إِلَيْكُ مِنْكَ

“Perjalanan sesungguhnya adalah apabila  jarak dunia dilipatkan untukmu, sehingga engkau melihat akhirat lebih dekat kepadamu dari dirimu sendiri.” 


(Ibn Athaillah al-Sakandari)

[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]


Perjalanan sesungguhnya bagi orang-orang yang berakal adalah apabila mereka melemparkan dunia jauh-jauh ke belakangnya, agar ia tidak diperbudaknya dan mengikuti seluruh hawa nafsunya. Jikalau ia mampu melakukannya, maka hatinya akan dipenuhi cahaya yang akan menuntunnya menuju Allah Swt. 


Konklusinya, mereka akan rajin dan berusaha keras menjalankan semua kebaikan dan menjauhi semua keburukan. Ia mampu membayangkan surga seolah-oleh berada di hadapannya dengan segala kenikmatannya. Ada bidadari yang cantik-jelita, makanan yang lezat dan minum, minuman yang manis, istana yang megah dan sebagainya. Itu adalah gambaran kehidupan yang akan diterimanya di akhirat kelak, jikalau mampu mempertahankan keshalehannya. 


Sebaliknya, ia juga mampu membayangkan neraka dengan segala azabnya. Ada orang yang disetrika punggungnya, ada yang dipotong lidahnya, ada yang saling pukul-memukul dan bunuh-membunuh. Semua itu adalah efek amal buruk mereka selama di dunia. 


Dalam kehidupan di dunia ini, konsentrasikanlah fikiran Anda melihat kehidupan sesungguhnya, yaitu akhirat; dan perjalanan hakiki, yaitu menyembah-Nya. Dunia hanyalah sarana menuju kehidupan yang lebih baik, bukan tujuan. Lihatlah apa yang sedang menanti Anda, maka Anda akan berusaha mengejarnya sekuat tenaga. Jangan terlena oleh rayuan gombal di tengah perjalanan.