Memahami Sebab Terhalangnya Nikmat
مَتَى فَتَحَ لَكَ بَابَ الْفَهْمِ فِي الْمَنْعِ, عَادَ الْمَنْعُ عَيْنَ الْعَطَاءِ
“Ketika Allah Swt membukakan bagimu pintu pemahaman, kenapa engkau tidak diberikan-Nya nikmat, maka itu adalah nikmat yang sesungguhnya.”
(Ibn Athaillah al-Sakandari)
[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]
Ketika Anda mampu memahami, mengapa Allah Swt tidak memberikan Anda curahan nikmat-Nya, berarti Anda telah mendapatkan kenikmatan besar, yaitu kebijaksanaan dan kemampuan mengenal hikmah di balik ketetapan-Nya.
Bisa jadi jikalau Dia memberikan Anda nikmat sekarang ini, maka Anda akan kufur dan ingkar kepada-Nya, bahkan keluar dari jalur ketaatan. Ini tentu merupakan sebuah bencana besar bagi seorang muslim. Tugas utama seorang hamba adalah ibadah kepada-Nya, tidak ada yang lainnya. Seluruh geraknya dan usahanya adalah untuk mendapatkan ridho-Nya.
Dia lebih mengetahui kapan Anda harus mendapatkan nikmat-Nya. jikalau ia adalah milik Anda dan bagian Anda, maka Anda akan mendapatkannya. Walaupuan seluruh manusia di dunia ini menghalanginya, maka mereka tidak akan mampu melakukannya. Dan jikalau nikmat itu bukan milik Anda, maka walaupun seluruh manusia di dunia ini berusaha memberikannya kepada Anda, maka Anda tidak akan pernah berhasil memilikinya.
Hikmah-Nya pasti ada di balik setiap ketetapan-Nya.