Sunnah Mandi Jumat

Sunnah Mandi Jumat


Al-Nazhafah min al-Iman; Kebersihan itu bagian dari keimanan. Mungkin, kita sering mendengar riwayat di atas. Bahkan, kita mungkin sudah menghafalnya sejak lama. 

Islam memiliki perhatian yang besar terhadap kebersihan. Maka, setiap Muslim diperintahkan untuk memperhatikan kebersihan dirinya dan keelokan tampilannya. Dianggap "pelanggaran" ketika kita berada di dalam komunitas, seperti ketika shalat jamaah, shalat Jumat, shalat hari raya, atau perkumpulan lainnya, kemudian bau badan atau pakaian kita mengganggu yang lainnya. 

Salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw adalah Mandi Jumat, yang salah satu Maqashidnya adalah menjaga kebersihan diri dan menjaga bau badan agar tidak menyakiti Muslim lainnya. 

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Said al-Khudri, Nabi Saw bersabda: 

غسلُ يوم الجمعة واجبٌ على كل محتلمٍ

"Mandi Jumat itu wajib bagi setiap yang bermimpi." 

Para Ulama memang berbeda mengenai hukumnya. Jumhur menyatakan, hukumnya Sunnah. Hanya saja, mereka sepakat bahwa Mandi Jumat itu penting dan pahalanya besar. 

Diriwayatkan oleh Aus bin Aus al-Tsaqafi radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 

من غسَّلَ يومَ الجمعةِ واغتسلَ ثمَّ بَكَّرَ وابتَكرَ ومشى ولم يرْكب ودنا منَ الإمامِ فاستمعَ ولم يلغُ كانَ لَهُ بِكلِّ خطوةٍ عملُ سنةٍ أجرُ صيامِها وقيامِها

"Siapa yang membasuh dan mandi di hari jumat, kemudian bersegera, berjalan dan tidak berkendara, mendekat dari Imam dan mendengarkan, tidak melakukan sesuatu yang tidak penting, maka baginya di setiap langkahnya amalan setahun; pahala puasanya dan Qiyamnya." 

Ini bukan bermaksud haramnya berkenderaan. Namun merujuk kepada pahala yang semakin banyak seiring besarnya kesulitan dan kecapekan yang didapatkan. 

Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk menjalankan Sunnah Nabi Muhammad Saw. []

Sunnah Makan Bersama

Sunnah Makan Bersama


Bersatu dan tidak bercerai-berai, merupakan salah satu point penting yang selalu didorong oleh Rasulullah Saw agar Umat Islam menetapinya. 
Banyak jalan dan wasilah yang dianjurkan untuk mencapainya. Salah satunya adalah makan bersama-sama, tidak sendiri-sendiri. 
Diriwayatkah oleh Abu Daud, dari Wahsyi bin Hazbin radhiyallahu anhu: 
يا رسولَ اللَّهِ إنَّا نأكلُ ولا نَشبعُ قالَ: فلعلَّكُم تأكُلونَ متفرِّقينَ ؟ قالوا: نعَم، قالَ: فاجتَمعوا على طعامِكُم، واذكُروا اسمَ اللَّهِ علَيهِ، يبارَكْ لَكُم فيهِ
"Wahai Rasulullah, kami makan namun kami tidak kenyang-kenyang." 
"Mungkin kalian makan sendiri-sendiri?" Kata Nabi Muhammad Saw. 
"Ya," jawab mereka. 
"Maka, bersama-samalah pada makanan kalian. Sebutlah nama Allah SWT. Kalian akan diberkahi padanya." 
Dalam riwayat ini, ada dua syarat agar keberkahan menyertai makanan yang akan dimakan: Pertama, Berkumpul. Kedua, Menyebut nama Allah SWT sebelum mulai makan. 
Keberkahan itu bukan sekadar di makanan dan bekasnya di badan, namun juga dalam baiknya hubungan keluarga. Berada di satu meja makan (majelis); makan bersama-sama, akan menguatkan hubungan tersebut,[]
Sunnah Shalat Istikharah

Sunnah Shalat Istikharah


Kadangkala, kita galau menghadapi sebuah urusan; bingung tentang keputusan yang akan diambil. Ada sisi baiknya. Namun, ada juga sisi buruknya. 

Dalam kondisi seperti ini, Rasulullah Saw mengajarkan kita suatu sunnah, dikenal dengan Sunnah Istikharah; meminta petunjuk Rabb sekalian alam. Dengan petunjuk-Nya, jalan yang akan kita tempuh semakin jelas dan nyata. 

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw mengajarkan kami Istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami surat al-Quran: 

"Jikalau salah seorang di antara kalian berkeinginan untuk suatu urusan, maka hendaklah ia shalat dua rakaat bukan wajib, kemudian hendaklah ia membaca: 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ ارْضِنِي بِهِ

"Ya Allah, saya meminta pilihan-Mu dengan ilmu-Mu; saya memohon kuasa-Mu; saya memohon karunia-Mu yang agung. Engkau mampu, dan saya tidak mampu. Engkau tahu, dan saya tidak tahu. Dan Engkau Maha Mengetahui yang Ghaib. Ya Allah, jikalau Engkau tahu bahwa urusan ini baik bagiku untuk agamaku, kehidupanku, dan ujung urusanku, maka takdirkanlah ia bagiku, mudahkanlah dan berkahilah. Dan jikalau Engkau tahu bahwa urusan ini buruk bagi agamaku, hidupku, dan ujung urusanku, maka jauhkanlah ia dariku, dan jauhkanlah aku darinya. Takdirkanlah kebaikan bagiku dimana pun adanya, kemudian ridhailah aku dengannya." 

Jabir mengatakan, "Disebutkan hajatnya." 

Istikharah itu berlaku untuk segala hal. Bukan untuk masalah-masalah besar saja. Tidak selalu harus disertai mimpi setelahnya untuk menjelaskan langkah yang sebaiknya diambil. Tetapi, ketenangan hati dan kenyaman untuk suatu pilihan, kemudian kemudahan yang Allah SWT berikan, itu merupakan petunjuk. Jikalau terasa sulit, maka tinggalkan urusan tersebut. 

Doa Istikharah, menurut para Ulama, bisa dibaca sebelum salam atau setelah salam. Dan bisa juga dibaca tanpa shalat, utamanya bagi perempuan yang sedang haidh misalnya atau tidak ada kesempatan untuk mengerjakan shalat karena suatu uzur. []

Sunnah Tidak Berharap Kematian

Sunnah Tidak Berharap Kematian


Kadangkala, beban hidup terasa berat. Sebagian orang ada yang berharap "meninggal"saja; berharap dicabut nyawanya oleh Allah SWT, merasa dengan itu bisa melepaskan dirinya dari belitan masalah. 
Padahal, itu bukanlah solusi. Itu hanyalah sekadar lari dari masalah. 
Rasulullah Saw melarang perasaan negatif ini, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu: 
 لا يَتَمَنَّى أحدُكم الموتَ ، إمَّا مُحْسِنًا ، فلَعَلَّه يَزدادُ ، وإمَّا مُسِيئًا فلَعَلَّه يَسْتَعْتِبُ
"Janganlah salah seorang di antara kalian berharap kematian. Bisa jadi ia orang yang baik, maka mudah-mudahan (kebaikannya) bertambah. Dan bisa jadi ia orang yang buruk, maka mudah-mudahan ia sadar." 
Kalau pun benar-benar ujiannya sudah berat, tidak ada jalan lain kecuali kematian, maka ada doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu: 
"Jangan sampai salah seorang dari kalian berharap kematian karena mudharat yang menimpanya. Kalau pun harus (berharap), maka ucaplah: 
اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
"Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan itu baik bagiku. Dan wafatkanlah aku jikalau kematian itu lebih baik bagiku." 
Tapi ingat, doa itu bukan Pokok Masalah. 
Pokok Masalahnya, jangan berharap kematian. []
Sunnah Tasbih dan Tahmid Setiap Hari

Sunnah Tasbih dan Tahmid Setiap Hari


Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika disuruh untuk membaca satu bacaan zikir sebanyak 100 kali? 
Berat. Lama.
Kemudian ujungnya malas. 

Padahal, kalau dijalankan, ternyata tidak lama. Hanya butuh beberapa menit. Kadangkala, pikiran kita menjadi penghalang amal kita karena kebanyakan dipikirkan daripada dilakukan. 

Nah, salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw adalah membaca zikir: 
سُبْـحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
(Subhanallahi wa Bihamdihi)
Sebanyak 100 kali dalam sehari. 

Mari kita lihat pahalanya!
Sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi Saw bersabda: 
 من قال : سبحان اللهِ وبحمدِه مائةَ مرةٍ غُفرَتْ له ذنوبُه وإنْ كانتْ مثلَ زبَدِ البحرِ 
"Siapa yang membaca Subhanallahi wa Bihamdihi sebanyak 100 kali, maka diampunkan dosa-dosanya walapun seperti buih di lautan."

Masya Allah. Banyaknya dosa kita akan dihapuskan berkat zikir ini. 

Kalau kita ingin mendapatkan pahala yang lebih besar lagi, hendaklah kita menjaganya siang dan sore; 100 kali di pagi hari dan 100 kali di sore hari, agar pahala yang kita dapatkan menjaga pahala unggulan di akhirat kelak. 

Diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi Saw bersabda: 
 مَن قالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، مِائَةَ مَرَّةٍ، لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَومَ القِيَامَةِ بأَفْضَلَ ممَّا جَاءَ به، إِلَّا أَحَدٌ قالَ مِثْلَ ما قالَ، أَوْ زَادَ عليه
"Siapa yang mengucapkan ketika pagi dan ketika sore: Subhanallahi wa Bihamdihi sebanyak 100 kali, maka tidak akan ada seorang pun pada hari kiamat membawa sesuatu yang lebih baik dari apa yang dibawanya. Kecuali, seseorang yang mengucapkan seperti yang diucapkannya atau melebihinya." 

Semoga kita bisa mendawamkannya; menjaganya. []
Sunnah Sujud Syukur

Sunnah Sujud Syukur


Bukan hanya sekali dua kali, bahkan berkali-kali kita mendapatkan kabar gembira yang menyenangkan hati. 

Ada kabar sahabat atau keluarga yang berhasil meraih kesuksesan. Ada yang berhasil keluar dari krisis ekonomi. Ada kabar kesembuhan. Dan banyak lagi yang lainnya. 

Pastinya, semuanya itu tidak akan didapatkan kecuali karena karunia Allah SWT dan taufik-Nya. 
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)

(Surat al-Nahl: 53)

Salah satu Sunnah Nabi Muhammad Saw ketika kita mendapatkan kabar baik atau kabar yang menyenangkan hati adalah sujud Syukur. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud, dari Abu Bakrah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Muhammad Saw jikalau mendapati sesuatu yang membahagiakan atau kabar yang menyenangkan, maka beliau sujud bersyukur kepada Allah SWT. 

Selain sebagai bentuk syukur kepada-Nya, ia juga akan menghapus rasa Ujub di dalam hati kita, kemudian juga menyiarkan kepada khalayak bahwa nikmat wajib disyukuri.[]
Sunnah Menunaikan Hajat Orang Lain

Sunnah Menunaikan Hajat Orang Lain


Salah satu hal yang paling menyakitkan, ketika kita membutuhkan bantuan, kemudian karib-kerabat dan para sahabat berpaling dan menghindar tidak mau memberikan bantuan, seolah-olah tidak mau tahu sama sekali. Abai dan cuek. 

Salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw, tidaklah beliau menyaksikan seseorang mengalami masalah atau krisis, kecuali beliau berada di sampingnya, memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya, baik moril maupun materil. 

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 

 المسلمُ أخو المسلمِ لا يظلِمُه ولا يُسلِمُه مَن كان في حاجةِ أخيه كان اللهُ في حاجتِه

"Seorang Muslim, saudara bagi Muslim lainnya; tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya. Siapa yang membantu hajat (kebutuhan) saudaranya, maka Allah SWT akan membantu hajatnya." 

Sunnahnya tidak akan pernah habisnya setiap hari.

Banyak yang membutuhkan bantuan. Saudara, teman, sahabat, tetangga, dan selainnya. Lakukan sesuai kemampuan. 

Bantuan itu bisa bermacam-macam. Bisa dengan harta, atau materi tertentu. Bisa juga dengan sikap atau perbuatan. Bisa juga dengan ide atau pandangan. 

Intinya, Allah SWT akan selalu memberikan pertolongan-Nya kepada kita, kapan pun kita butuh, selama kita juga peduli dengan hajat orang lain. []

Sunnah Zikir Ketika Berbuka

Sunnah Zikir Ketika Berbuka


Salah satu sunnah Nabi Saw ketika berbuka adalah membaca zikir berikut ini, yang diriwayatkan oleh Abu Daud, dari Ibn Umar radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw membaca jikalau sudah berbuka: 
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
"Dahaga sudah hilang, tenggoran sudah basah, dan pahalanya sudah tetap insya Allah."
Sebagaimana kita ketahui, salah satu waktu paling membahagiakan bagi seorang yang sedang berpuasa adalah ketika berbuka. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Saw bersabda: 
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
"Bagi orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan; Gembira ketika berbuka dan Gembira ketika bertemu Rabbnya."
Zikir di atas menggambarkan kepada kita kedua kegembiraan tersebut. 
Ungkapan "Dahaga sudah hilang, tenggoran sudah basah" menunjukkan kegembiraan ketika berbuka. 
Sedangkan ungkapan "dan pahalanya sudah tetap insya Allah" menunjukkan kegembiraan dengan pahala yang akan disaksikan oleh orang yang berpuasa ketika nantinya bertemu dengan Allah SWT. 
Secara umum, dalam setiap kondisi dan keadaan, Rasulullah Saw memiliki zikir khusus yang dibacanya sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Zikir di atas salah satunya. Zikirnya singkat, namun mendalam maknanya. 
Semoga kita dimudahkan dalam segala urusan. []
Sunnah Berdoa Menjelang Berbuka

Sunnah Berdoa Menjelang Berbuka


Salah satu keutamaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang berpuasa adalah doa yang makbul ketika akan berbuka puasa. Dan ini tidak hanya khusus puasa wajib, baik Ramadhan dan selainnya, namun juga puasa sunnah. 
Al-Baihaqi meriwayatkan, dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: 
للصائم عند إفطاره دعوة مستجابة
"Bagi orang yang berpuasa, ketika berbukanya, ada doa Mustajab." 
Dalam riwayat Ibn Majah dijelaskan, Abdullah bin 'Amr menjalankan sunnah ini dengan berdoa: 
اللّهُـمَّ إِنَّـي أَسْـأَلُـكَ بِرَحْمَـتِكَ الّتي وَسِـعَت كُلَّ شيء، أَنْ تَغْـفِرَ لي
"Ya Allah, aku memohon kepada-MU dengan rahmat-Mu yang melingkupi segala sesuatu, agar Engkau mengampunkanku." 
Sunnah ini juga diriwayatkan oleh riwayat Abdullah bin Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhuma, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu'ab al-IMan, mengatakan: 
"Bagi setiap mukmin ada doa yang Mustajab ketika berbuka; bisa jadi Allah SWT segerakan di dunia atau disimpankan baginya di akhirat." 
Dalam doa yang dibaca oleh Abdullah bin Umar menjelang berbukanya: 
يا واسع المغفرة اغفر لي
"Wahai Zat yang Maha Luas ampunan-Nya, ampunilah diriku." 
Semoga kita diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk mengamalkannya. []
Sunnah Berusaha Mendapatkan Lailatul Qadar

Sunnah Berusaha Mendapatkan Lailatul Qadar


Ada sejumlah waktu yang Allah SWT lebih muliakan dibandingkan yang lainnya, sebagaimana Dia memuliakan sejumlah hal dibandingkan yang lainnya. 
Afdhal al-Anbiya'; Nabi terbaik adalah Nabi Muhammad Saw. Afdhal al-Malaikah; Malaikat terbaik adalah Jibril alaihissalam. Afdhal al-Kalam; kalam terbaik adalah kalamullah. Afdhal al-Syuhur; sebaik-baik bulan adalah bulan Ramadhan. dan Afdhal al-Layali; sebaik-baik malam adalah malam Lailatul Qadar; malam yang lebih baik dari 1000 bulan. 
Dalam al-Quran dijelaskan: 
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." (Surat al-Qadar: 3)
Maka, salah satu sunnahnya adalah kita berusaha untuk mendapatkan malam yang mulia ini, agar kita tidak kehilangan keutamaannya. 
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah Saw bersabda: 
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah Lailatul Qadar di bagian ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." 
Ketika kita 10 hari terakhir bulan Ramadhan, yang biasanya diisi dengan Ibadah I'tikaf, salah satu hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah Qiyamullail; menghidupkan malam dengan Shalat Tarawih, Shalat Tahajjud, dan berbagai ibadah lainnya. Termasuk juga mengkaji dan mentadabburi makna-makna al-Quran, berharap ampunan dan rahmat Allah SWT. 
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad Saw bersabda: 
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمانًا واحْتِسَابًا، غُفِر لَهُ مَا تقدَّم مِنْ ذنْبِهِ
"Siapa yang menegakkan malam Lailatul Qadar dengan Iman dan mengharapkan ridha Allah SWT, maka diampunkan dosa-dosanya yang terdahulu." []
Sunnah Segera Berbuka

Sunnah Segera Berbuka


"Segera Berbuka" adalah salah satu Sunnah Nabi Muhammad Saw, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dan Bukhari, dari Sahal bin Saad radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Saw bersabda:
لا يزالُ النَّاسُ بخيرٍ ما عجَّلوا النَّاسُ الفطرَ
"Manusia akan selalu berada dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka."
Sunnah ini merupakan bentuk rahmat atau kasih sayang Allah SWT kepada para hamba-Nya. 
Dalam surat al-Nisa' ayat 147 dijelaskan:
مَّا يَفْعَلُ ٱللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَءَامَنتُمْ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
"Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui."
Puasa adalah ibadah. Allah SWT mensyariatkannya bukan untuk menyiksa para hamba-Nya, namun untuk menyaksikan ketundukan, ketaatan dan ubudiyyah mereka.
Puasa, terbentang dari terbitnya Fajar sampai terbenamnya matahari. Tidak ditambah dan tidak dikurangi.
Maka, jikalau kita berpuasa, segeralah berbuka jikalau sudah masuk waktunya. Bisa dengan kurma atau air. Lazimilah Sunnah ini. Sayangi diri sendiri dan keluarga. Jangan rusak badan.
Dan jauh lebih penting dari semua itu, ia adalah Sunnah Nabi kita; Nabi Muhammad Saw. []
Sunnah Shalat Taubat

Sunnah Shalat Taubat


Lupa dan salah, sudah menjadi fitrahnya manusia. "Wa Ma Summiya al-Insan illa Li Nisyanihi; tidak dinamakan manusia kecuali karena lupanya". Begitu ungkapan dalam Bahasa Arab yang sering kita dengar. 
Semua kita pernah melakukan kesalahan, namun tidak semuanya bertaubat kepada Allah SWT. Ada yang memilih untuk tetap mengotori dirinya di lubang kemaksiatan. 
Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ اَلْخَطَّائِينَ اَلتَّوَّابُونَ 
"Setiap Anak Adam itu bersalah. Dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertaubat."
Orang-orang yang bertaubat kepada Allah SWT, juga bertingkat-tingkat. Di antara mereka yang sangat serius sekali untuk menghapus semua dosa yang pernah dilakukannya dan membersihkan catatan amalannnya. Sehingga, tidak hanya Istighfar yang terucap dari lisannya, tapi juga disertai dengan Shalat. Dikenal dengan Shalat Taubat. 
Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Abu Bakar radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: 
ما من رجل يذنب ذنبا ثم يقوم فيتطهر ثم يصلي ثم يستغفر الله إلا غفر له
"Tidaklah seorang hamba melakukan suatu dosa, kemudian ia bersuci dan mengerjakan shalat, kemudian memohon ampunan Allah SWT, kecuali Dia mengampunkannya." 
Kemudian Rasulullah Saw membacakan ayat: 
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.." (Surat Ali Imran: 135)
Semoga Allah SWT menjadikan kita manusia-manusia yang bertaubat kepada-Nya, memudahkan kita untuk mendapatkan ridha dan ampunan-Nya. Aamiin ya Rabb. []
Sunnah Berpagi-pagi

Sunnah Berpagi-pagi


Waktu pagi adalah waktu terbaik memulai segala aktifitas kebaikan. Dan itu merupakan salah satu Sunnah Rasulullah Saw. Bahkan, beliau memulai harinya jauh lebih pagi yang kita bayangkan. 
Beliau memulai harinya sebelum waktu Subuh. Dimulai dari Qiyamullail, kemudian Shalat Subuh, kemudian duduk berzikir, kemudian setelahnya barulah bekerja dan berproduktifitas. 
Allah SWT menyinari kehidupan semenjak pagi, agar kita bisa beraktifitas di siang hari. Sebagaimana Dia menyelimuti malam dengan kegelapan, agar kita bisa tidur dan beristirahat. 
Allah SWT berfirman: 
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا
"Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian."
Dan: 
وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا
"Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan."
Bahkan, dalam riwayat dijelaskan bahwa keberkahan itu ada di waktu pagi. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi dan Ibn Majah, dari Shakhr al-Ghamidi radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
"Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya." 
Maka, jikalau beliau mengutus Sariyyah; pasukan yang beliau tidak ikut di dalamnya, atau Jaisy; pasukan yang beliau ikut di dalamnya, maka beliau mengutus mereka di pagi hari. 
Sahabat yang meriwayatkan Hadits ini, yaitu Shakhr al-Ghamidi adalah seorang pedagang. Dalam riwayat al-Turmudzi dan Ibn Majah dijelaskan, Shakhr adalah seorang pedagang yang mengirim kafilah dagangnya di awal siang, kemudian (Allah SWT) mengayakannya dan memperbanyak hartanya. 
Waktu pagi adalah nikmat dari Allah SWT. Mari kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT berkahi segala aktifitas yang kita jalani. Aamiin ya Rabb. []
Sunnah Berterimakasih

Sunnah Berterimakasih


Kalau ada orang yang berbuat baik kepada kita, memberikan bantuan dan sejenisnya, baik materi maupun non materi, maka sunnahnya kita berterimakasih atas kebaikan yang diberikan. 
Bisa jadi, banyak tenaga atau pikiran atau materi yang harus dikorbannya. Dengan terimakasih tersebut akan membuatnya merasa dihargai, walaupun ia sendiri tidak mengharapkannya. Sebab, ini adalah Fitrah Manusia. Naluri Manusia Normal. 
"Siapa yang tidak berterimakasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah SWT." 
Versi arabnya: 
مَن لا يشكرُ النَّاسَ لا يشكرُ اللهَ
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. 
Bahkan, dalam riwayat al-Turmudzi lainnya, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu anhu, Nabi Saw mengatakan: 
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ
"Siapa saja yang kepada orang yang berbuat kebajikan kepadanya," 
فَقَالَ لِفَاعِلِهِ
Maka, hendaklah ia berucap kepada pelakunya: 
جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا
"Semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan,"
فقد أبلغ في الثناء
"Maka, sungguh ia sudah sangat memuji."
Amalan yang ringan sekali. Selain membuat orang lain yang sudah berbuat baik merasa dihargai, ia juga berpahala. Dan jauh lebih penting lagi, ia sunnah Nabi Muhammad Saw. [] 
Sunnah Menyatakan Ridha atas Allah SWT, Islam, dan Rasul-Nya

Sunnah Menyatakan Ridha atas Allah SWT, Islam, dan Rasul-Nya


Man Rabbuka; Siapa Tuhanmu?
Ma Dinuka; Apa Agamamu?
Wa Man Nabiyyuka; Siapa Nabimu?
Itulah tiga pertanyaan akan dipertanyakan kepada kita kelak di Alam Barzakh; Alam kubur. Hal ini dijelaskan dalam riwayat Abu Daud, dari al-Barra' bin 'Azib radhiyallahu anhu, yaitu ketika Rasulullah Saw  berbicara mengenai dua malaikat yang akan bertanya di dalam kubur. 
Tidak ada seorang pun di antara ketika, kecuali akan melalui fase ini. Kelihatannya mudah. Padahal berat. Walaupun kita hafalkan jawabannya di dunia, namun hafalan tersebut tidak akan berguna pada akhirnya. 
Kemudahan itu hanya akan diberikan oleh Allah SWT kepada orang yang diinginkan-Nya, yaitu orang-orang yang selama hidupnya di dunia menyibukkan diri dengan ketiga hal tersebut. 
Nabi Saw mengajarkan kita suatu zikir yang bisa kita baca setiap pagi dan sore, yang akan mengingatkan kita akan tiga pertanyaan di atas nantinya di Alam Barzakh. 
Diriwayatkan oleh al-Thabrani, Rasulullah Saw bersabda, "Siapa yang membaca ketika pagi: 
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وِبِالإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا
'Aku ridha Allah SWT sebagai Rabb, Islam sebagai Agama, dan Muhammad sebagai Nabi'
Maka, aku akan menjadi penjaminnya. Aku akan menuntun tangannya sampai aku memasukkannya ke dalam surga." 
Dalam riwayat al-Turmudzi dijelaskan, siapa yang membaca zikir di atas ketika sore, maka ia berhak mendapatkan keridhaan Allah SWT. 
Maka, semoga Allah SWT mudahkan lisan kita mengucapkannya di dunia, kemudian Allah SWT mudahkan kita memahaminya dan mengamalkannya, sehingga dimudahkan nantinya di Alam Barzakh menjawab 3 pertanyaan di atas. [] 
Sunnah Membantu Istri

Sunnah Membantu Istri


Mengucapkan terimakasih kepada Istri yang sudah banyak berkhidmah di rumah kepada suami dan anak-anaknya, memang amat sangat diperlukan. Namun, idealnya tidak sampai disitu saja. 
Salah satu Sunnah Nabi Muhammad Saw adalah membantu istri untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. 
Dalam hadits riwayat al-Bukhari, dari al-Aswad, yang suatu hari bertanya kepada Aisyah radhiyallahu anha tentang apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw di rumahnya. Maka, ia menjawab: 
كان يكونُ في مِهْنَةِ أهلِهِ ، فإذا حضرتِ الصَّلاةُ خرجَ
"Ia (membantu) pekerjaan istrinya. Jikalau shalat sudah masuk (waktunya), maka beliau berangkat." 
Tidak butuh waktu lama, dan tidak juga butuh tenaga yang besar. Tapi ada ruh "kerjasama (al-Musyarakah)" di balik Sunnah ini. Ya, mungkin membantu mengangkatkan jemuran atau sesekali membantu menjemurkan, atau menemani atau menjaga anak-anak. 
Termasuk salah satunya, jikalau memang sudah sangat dibutuhkan dan ada kemampuan,  menyediakan Asisten Rumah Tangga (ART). Dan yang paling mengetahui kemaslahatan masing-masing keluarga, tentu keluarga itu sendiri.
Itulah salah satu Sunnah Nabi Muhammad Saw. Semoga kita semuanya diberikan kemudahan. Jangan lupa diniatkan, ketika melakukan ini lillahi ta'ala, mengikuti Sunnah Nabi Saw. [] 
Sunnah Memperbanyak Doa Perlindungan dari Berbagai Bentuk Kelemahan

Sunnah Memperbanyak Doa Perlindungan dari Berbagai Bentuk Kelemahan


Menjadi Mukmin yang kuat, menghadapi berbagai bentuk ujian dan cobaan adalah harapan Nabi Saw. Hal ini mencakup Kuat Fisik, Kuat Materi, Kuat Ruhiyyah (Spritual), dan lain-lain. 
Dalam hadits riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda: 
الْمُؤْمِنُ القَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إلى اللهِ مِنَ المُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وفي كُلٍّ خَيْرٌ
"Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT dari Mukmin yang lemah. Dan ada kebaikannya pada masing-masingnya." 
Bukan berarti Mukmin yang Dhaif (lemah) tidak berguna. Setiap Muslim memiliki kebaikan dan keutamaan.  
Maka, salah satu Sunnah Nabi Saw adalah memperbanyak doa perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam bentuk kelemahan. Dan beliau membaca doa ini berkali-kali dan berulang-ulang dalam berbagai waktu dan kesempatan. 
Dalam riwayat al-Bukhari, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw sering membaca: 
اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بكَ مِنَ الهَمِّ والحَزَنِ، والعَجْزِ والكَسَلِ، والجُبْنِ والبُخْلِ، وضَلَعِ الدَّيْنِ، وغَلَبَةِ الرِّجالِ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, sikap pengecut dan kebakhilan, belitan hutang dan tekanan manusia." 
Mari kita juga memperbanyak membaca doa ini, tidak terikat waktu dan tempat. Walaupun dalam riwayat lainnya dijelaskan waktu pembacaannya di waktu Pagi dan Sore. Hanya saja, riwayatnya tidak kuat.  
Bagi yang terbiasa dengan bacaan al-Matsurat atau Zikir Pagi dan Sore, sudah terbiasa dengan doa ini. Insya Allah. []
Sunnah Bernafas Ketika Minum

Sunnah Bernafas Ketika Minum


Ketika minum, salah satu sunnah yang dijaga oleh Rasulullah Saw, tidak lansung minum banyak sekali teguk dan memuaskan dahaga. Ini berkebalikan dengan kebiasaan sebagian besar kita yang kalau minum, sekali teguk dan lansung memuaskan dahaga. Bahkan, mungkin minumnya lebih dari kebutuhan. 
Kebiasaan ini bisa menyebabkan penyakit akibat lambung yang tiba-tiba lansung dipenuhi air. 
Gambaran sunnahnya begini: beliau akan mengambil air, kemudian minum sedikit dahulu dan menjauhkan gelas dari mulutnya. Kemudian, beliau kembali minum dan dan menjauhkan gelas dari mulutnya. Kemudian minum lagi untuk ketiga kalinya. Dan selesai.
Dalam hadits riwayat Muslim, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu menjelaskan, Rasulullah Saw bernafas ketika minum itu tiga kali, kemudian beliau bersabda: 
إنَّه أَرْوَى وَأَبْرَأُ وَأَمْرَأُ
"Lebih menghilangkan haus, lebih menyelamat dari penyakit, dan lebih baik (lebih berasa)."
Anas bin Malik berkata, "Aku sendiri bernafas tiga kali ketika minum." 
Sunnah Nabi ini akan memberikan kebaikan buat tubuh kita; kebutuhan airnya tercukupi, kemudian lambungnya tidak terkejut karena lansung dipenuhi banyak air. Dan yang jauh lebih penting, ini adalah Sunnahnya Nabi Muhammad Saw. [] 
Sunnah Meminimalisir Pembicaraan

Sunnah Meminimalisir Pembicaraan


Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu berkata kepada para sahabatnya: 
إنَّ مِن أحبِّكم إليَّ وأقربِكُم منِّي مجلسًا يومَ القيامةِ أحاسنَكُم أخلاقًا ، وإنَّ مِن أبغضِكُم إليَّ وأبعدِكُم منِّي يومَ القيامةِ الثَّرثارونَ والمتشدِّقونَ والمتفَيهِقونَ
"Sesunggunya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat kedudukannya denganku pada Hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada Hari Kiamat adalah al-Tsartsarun, al-MuTasyaddiqun dan al-Mutafaihiqun." 
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kami sudah paham makna al-Tsartsarun dan al-MuTasyaddiqun, namun apakah itu al-Mutafaihiqun?"
"Orang-orang yang sombong," Jawabnya. 
Dalam hadits ini, ada tiga sifat buruk yang dijelaskan oleh Rasulullah Saw, yang dikategorikan ke dalam akhlak buruk. 
Pertama, al-Tsartsarun. Maksudnya, orang yang banyak bicara, padahal tidak ada atau sedikit faedahnya. 
Kedua, al-MuTasyaddiqun. Maksudnya, orang yang suka menfasih-fasihkan pembicaraannya. Bicara melangit dengan niat meremehkan orang lain, ingin menunjukkan kehebatannya. 
Ketiga, al-Mutafaihiqun. Maksudnya, orang-orang yang suka menyombongkan diri. 
Kita, sebagai seorang Muslim, memang diminta untuk meminimalisir atau mempersedikit bicara. Jikalau tidak perlu, diam lebih baik. 
Banyak bicara, banyak salahnya. Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhu mengatakan, "Siapa yang banyak bicaranya, banyak salahnya." 
Pun Fudhail bin Iyadh mengatakan, "Mukmin itu banyak amalnya sedikit bicaranya. Munafik, banyak bicaranya sedikit amalnya." 
Nabi Saw dalam salah satu hadits beliau yang Masyhur, diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu, yang dishahihkan oleh Imam al-Bukhari, mengatakan: 
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ
"Siapa yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir, maka ucapkanlah yang baik atau diam." []
Sunnah Bertahmid Menjelang Tidur

Sunnah Bertahmid Menjelang Tidur


Andaikan kita mau menghitung betapa banyaknya nikmat yang Allah SWT karuniakan kepada kita, maka kita tidak akan pernah mampu melakukannya. 
Hanya saja, kadangkala atau seringkali, kita terfokus melihat apa yang dimiliki orang lain dan kita tidak memilikinya, kemudian lupa dengan limpahan nikmat yang kita nikmati setiap harinya, setiap jamnya, setiap menitnya, dan setiap detiknya. 
Dalam al-Quran dijelaskan: 
وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ
Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai kurnia yang besar (yang diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya)." (Surat al-Naml: 73)
Para ulama sejak lama menjelaskan, salah satu bahaya yang mengintai kita adalah terbiasa dengan suatu nikmat, kemudian menganggapnya tidak penting. Padahal ketika ia hilang, kita benar-benar akan merasakan akibatnya. Nikmat bernafas, salah satunya. Nikmat bisa makan dan menikmatinya. Nikmat bisa minum dan menikmatinya. Nikmat adanya tempat berlindung dan bernaung. Dan banyak lagi yang lainnya.  
Dalam ayat lainnya dijelaskan bahwa hamba Allah SWT yang mau bersyukur itu sedikit. 
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih." (Surat Saba': 13)
Kita semuanya berharap menjadi bagian yang hamba Allah SWT yang sedikit tersebut. 
Maka, salah satu sunnah Rasulullah Saw, beliau selalu bersyukur sebelum tidur, sehingga amalan terakhirnya sebelum memejamkan mata untuk beristirahat adalah bertahmid memuji Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya. 
Dalam riwayat Muslim, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Saw jikalau akan menghampiri tempat tidurnya, maka beliau membaca: 
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَكَفَانَا وَآوَانَا فَكَمْ مِمَّنْ لاَ كَافِيَ لَهُ وَلاَ مُئْوِيَ
"Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberi kami makan, memberi kami minum, mencukupkan kami, dan melindungi kami. Berapa banyak orang yang tidak mempunyai yang mencukupinya dan yang melindunginya."
Semoga sunnah ini menjadi amalan kita juga hendaknya.[]